Share

Bab 17

Deru mesin motor butut Gallen seketika hening. Tanpa membuka helm, diedarkannya pandangan berkeliling. Sudut bibirnya menjungkit naik, membentuk seringai sinis. Lalu, dia turun dari motor.

Codet cukup pintar menentukan lokasi, sebuah bangunan tua yang ditutupi oleh tanaman rambat. Beberapa retakan di dinding menjalar panjang.

Gallen mengayun langkah tegap menuju bangunan terbengkalai tersebut. Tangan kanannya menenteng koper. Sementara tangan lainnya bersembunyi dalam saku celana.

Berdiri di depan pintu masuk, mata Gallen berputar liar mengawasi sekitar. Itu bukan bangunan di mana dia disiksa dulu, melainkan sebuah rumah besar yang habis terbakar dan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya.

“Aku sudah tiba,” beritahu Gallen melalui panggilan telepon.

“Masuk!”

Gallen menyibak tanaman rambat yang menjuntai, menutupi sebagian jalan masuk ke rumah tua itu. Melihat pintu di sisi kanan dipenuhi jaring laba-laba, Gallen ber

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status