Bab 3

Sejak usia 18 tahun, aku sudah menantikan saat untuk menikah dengan Jason.

Meskipun aku sudah bertekad untuk membatalkan pernikahan, perasaan semacam ini tidak bisa diputus begitu saja.

Baru saja aku hendak bicara, aku melihat pintu didorong terbuka, dan Zoe menerobos masuk sambil menangis tersedu-sedu.

"Pak Jason, gaun pengantin Kak Tania nggak sengaja kotor saat diangkut… "

"Besok sudah hari pernikahan, gimana ini?"

Jason tidak tahan melihat Zoe menangis, dia memeluk Zoe erat-erat ke dadanya dengan rasa kasihan.

"Kalau kotor, ganti saja. Sudah, itu bukan masalah besar."

"Kebetulan aku sudah pilihin satu gaun sederhana dan elegan buat Kak Tania. Aku nggak tahu apa dia akan menyukainya."

Aku melihat gaun pengantin di tangannya. Bahannya murahan, tergantung lunglai dan longgar.

Aku pun tidak tahan langsung menyindir, "Ini gaun pengantin atau pakaian duka?"

Zoe bersandar di pelukan Jason, wajahnya sedikit demi sedikit kehilangan warna.

"Ini salahku. Aku nggak seharusnya ganti gaun pengantin tanpa izin."

"Tenang saja, malam ini meski jari-jariku lecet karena mencuci, aku akan cucikan gaun pengantin itu untukmu."

Jason langsung membentak dengan dingin, "Cukup!"

Dia mengalihkan pandangannya kepadaku, sorot matanya dingin.

"Aku sudah penuhi janjiku buat berikan posisi Nyonya Ladi padamu."

"Sekarang, kamu masih mau menyulitkan Zoe cuma karena sehelai gaun pengantin?!"

Wajah Jason tampak seolah dia sedang membela kebenaran, seolah-olah akulah yang mengotori gaun pengantin itu.

Harapan terakhir yang sempat menyala di hatiku pun Jason padamkan dengan kejam.

Aku pun tersenyum meminta maaf pada Ayah Toni dan Bunda Nena, "Om, Tante, kayaknya aku nggak bisa ikut makan malam ini."

Ayah Toni murka, dia mendekat dan dan menampar Jason dengan keras. "Kalau kamu masih berhubungan nggak jelas sama wanita ini, semua hal di Grup Ladi nggak akan ada hubungannya denganmu!"

Jason menatap Ayah Toni dengan dingin. "Kalau bukan karena Grup Ladi, apa aku perlu adakan nikahan ini?"

Dadaku terasa sakit.

Ternyata, orang yang ingin dinikahi Jason sudah sejak lama bukan aku.

Zoe menangis dan menerjang maju. "Semua ini salahku, aku pergi saja. Jangan bertengkar karena aku."

Perkataannya itu makin memicu insting melindungi dari Jason.

Aku baru saja akan berdiri untuk pergi, tanpa sengaja aku melihat gelang zamrud di pergelangan tangan Zoe, aku pun tidak tahan untuk maju dan bertanya, "Kamu dapat gelang ini dari mana?!"

Sayangnya, belum sempat mendekatinya, aku sudah ditarik keras oleh Jason. Punggung bawahku menabrak meja persembahan dengan keras, membuat abu dupa yang panas jatuh mengenai seluruh tubuhku.

Dia terdiam sejenak, wajahnya tampak sangat muram.

"Bukannya cuma gelang? Apa perlu bikin keributan besar?"

Aku seketika sadar. "Kamu mencurinya dari kotak perhiasanku terus kamu kasih buat dia?"

Sekilas keraguan muncul di mata Jason, lalu dia berdiri teguh melindungi Zoe.

"Ini memang milik Keluarga Ladi, aku kasih ke siapa, apa hubungannya sama kamu?"

Aku menatap Jason penuh kekecewaan untuk waktu yang lama.

Bunda Nena bahkan terlalu marah untuk bicara, dia menunjuk hidung Jason dan memaki, "Anak durhaka! Ini gelang pusaka Keluarga Ladi untuk menantu perempuan, kok bisa kamu bisa kasih buat orang luar?!"

Jason jelas tahu apa arti gelang ini.

Aku balas menatap mata Jason yang terdiam, dan tiba-tiba aku tersenyum.

"Karena Nona Zoe suka, biarlah benda ini kembali ke pemilik aslinya."

Jason langsung panik, dia menarik lenganku dengan cemas. "Apa maksudmu?"

Zoe di samping tiba-tiba menangis sambil melepaskan gelang itu. "Aku balikin ke kamu, jangan marah, oke?"

Gerakannya terlalu tergesa-gesa, sehingga pergelangan tangannya memerah dan meninggalkan bekas.

Jason segera bergegas maju, merasa kasihan, dan menghentikan Zoe sambil menggenggam tangan Zoe erat-erat.

Saat menatapku, matanya dipenuhi rasa jijik. "Kamu lihat, Zoe jauh lebih pengertian daripada kamu."

"Kalau bukan karena Keluarga Yamono memanfaatkan investasi untuk memaksaku, mana mungkin aku nikahi wanita macam kamu?"

Aku melihat gelang itu masih terpasang kokoh di pergelangan tangan Zoe, dan tiba-tiba merasa sangat lelah.