Share

Bab 3 Awal Mula bagian 2

Triiiirrrrttttttttt Triiiiiiiiirrrrrtttttt Triiiiiiiiirrrrrtttttt

“Oh Lord,” ucapku dengan keadaan masih mengantuk tanganku memcoba untuk mematikan alarm.

Alarm berbunyi tepat berada dekat sekali di samping tempat tidurku dan sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Dengan mata yang masih diselimuti rasa kantuk aku mencoba untuk bangun dari tempat tidurku. Dengan perlahan aku beranjak dari sana dan mematikan alarm yang terus berbunyi. Kemudian aku bergegas menuju kamar mandi.

Beberapa waktu pun berlalu dan kini aku sudah berpakaian dengan rapi dan siap untuk dinas pagi di rumah sakit tempatku bekerja. Kali ini aku terlihat sedikit berbeda dari biasanya hanya lebih terlihat modis dengan kemeja yang ku padukan bersama celana hitam biasa namun lebih santai. Tidak lupa aku membawa jas labku sebagai bukti aku seorang dokter. Memang menggelikan aku mengakuinya. Seperti biasanya aku memulai hariku dengan pola hidup sehat tentunya dengan menikmati sarapan pagi dan secangkir latte kali ini aku membuatnya sendiri dengan mesin kopi yang ku beli 2 bulan yang lalu.

Aku membuka pesan di ponselku dan melihat beberapa pesan di grup pekerjaanku tidak ada yang menarik semuanya hanya membahas keseharian mereka disertai dengan candaan. Sambil menghabiskan sarapanku aku membuka beberapa artikel yang direkomendasikan Toni bisa dibilang ini cukup berguna berita seputar kesehatan mental yang selalu dia share kepadaku dengan alasan mungkin kau akan tertarik namun aku tidak begitu antusias hanya sekedar penasaran.

Tidak lama setelah itu aku berangkat menuju tempat kerjaku sesampainya disana suasananya begitu ramai banyak pasien yang menunggu dinruang tunggu dengan santai aku berjalan menuju ruanganku sembari menyapa beberapa pasien yang tersenyum ramah menyapaku.

“Dok, hari ini terlihat berbeda apa ada yang special?” tanya suster Anne yang memang sudah lama menjadi rekanku suadah tidak asing jika dia mengatakan hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan

“Ohh, biasa saja,” ucapku dengan ramah kepada suster Anne

Akhirnya aku sampai di ruanganku yang begitu tidak terlalu rapi namun tidak berantakan biasa dibilang cukup standard disana terpampang namaku di atas meja “dr. Brian McDonnie” semula aku tidak terlalu menyukai itu karena bukan keinginanku melainkan keluargaku tapi kini sepertinya aku mulai terbiasa tidak melainkan mencoba terbiasa.

“Tolong selamatkan adik saya, apa dia bisa disembuhkan?” teriak seseorang dari arah ruang suster

Dengan cepat aku menuju ke arah sana ada beberapa dokter juga yang membantu membawa pasien tersebut segera ke ruang operasi. Melihat banyak sekali pendarahan pada tubulus frontalnya membuatku merasa khawatir suster Anne mencoba untuk memenangkan keluarga pasien tersebut. Ini akan memakan banyak waktu aku yang telah memakai semua perlengkapan dan segera melakukan operasi. Di ruang operasi aku bersama dengan rekanku yang lain mulai melaksanakan prosedur operasi di mulai dengan membius pasien kemudian melakukan prosedur berikutnya smapai pada tahap menjahit lukanya dan membersihkan luka tersebut. Tidak terasa sudah selesai kali ini memakan waktu lama kurang lebih selama 5 jam.

Aku membuka pintu ruang operasi dan mencoba untuk berbicara dengan keluarga pasien.

“Kondisinya sudah membaik, tunggu saja sampai dia sadar meskipun terjadi pendarahan yang hebat namun nyawanya masih dapat diselamatkan,” ucapku kepada keluarga pasien tersebut

“Terimakasih dok,” jawabnya dengan nada sedikit lega

Setelah melewati kejadian hari ini tidak lama kemudian aku menerima pasien baru lagi yang akan dioperasi dia seorang anak yang memiliki tiroid yang sudah parah. Tanpa berlama-lama aku kembali melaksanakan operasi lagi. Seperti yang tadi kali ini juga berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan sedikitpun. Setelah meninggalkan ruang operasi aku kembali ke ruanganku untuk mengerjakan dokumen pasien.

“Tunggu dulu, kalian melihat dr. Brian?” ucap Toni kepada para suster

“Sepertinya beliau ada di ruangnya dok,” jawab salah satu suster

“Oke Thank you,” ucap Toni sambil tersenyum kepada suster tersebut

Tok tok tok

“Masuk.” kataku

Cklek

“Yo! Kau sedang sibuk?” ucap Toni kepadaku

“Seperti yang kau lihat tidak pernah tidak sibuk,” jawabku dengan tenang

“Minggu ini kau ada waktu? Bagaimana kalau pergi ke club? Kau tau Jamie mengajakku kesana dia juga menyampaikan undangnnya untukmu  padaku,” sahut Toni

“Kenapa dia mengundangku? Tentu saja tidak bisa datang,” jawabku

“Yang benar saja. Ayolah! Tunggu, kau ada janji?”

“Benar. Minggu ini waktuku dengan Sera kami harus merayakan aniversary,”

“Ohh Lord,” ucap Toni sampil menghela nafas dalam

“Jika sudah selesai kau boleh pergi,”

“Woahhh.... kau mengusirku. Baiklah selamat bekerja,” ucap Toni kepadaku sambil meninggalkan ruanganku

Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku hari ini terlebih lagi banyak sekali yang harus ku lakukan memang melelahka aku ingin segera kembali ke rumahku menikmati suasana santai tanpa harus memikirkan pekerjaan.

“Baik semuanya sudah saatnya kita pulang terimakasih semua untuk hari ini, selamat beristirahat,” ucap dokter kepala

“Hati-hati di jalan,” ucap rekan yang lain

Kami pun akhirnya pulang ke rumah masing-masing hari ini ditutup dengan hal baik dan aku hampir lupa jika hari ini Sera akan datang ke rumahku. Aku harus segera menjemputnya ke tempat dia bekerja tidak jauh dari rumah sakit ini hanya memerlukan waktu sekitar 7 menit dengan menggunakan mobil.

“Halo, Kau sudah keluar,? Aku dalam perjalanan tidak akan lama kok tunggu saja ya,” ucapku kepada Sera melalui telpon. Aku tidak boleh membuatnya menunggu lama ku kemudikan mobilku dengan cepat. Tidak lama kemudian aku sampai tepat di depan tempat kerjanya Sera. Sebuah perusahaan entertainment karena dia seorang makeup artis tentunya dia pasti sibuk. Aku meliatnya baru saja keluar dari gedung tersebut dan dia dengan tersenyum sambil melambaikan tangannya padaku.

“Maaf menunggu lama,” ucapku kepada Sera

“Tidak, aku juga baru saja keluar kok,” jawabnya dengan manis

Kemudian kami memasuki mobil dan berangkat untuk pergi ke rumahku. Sera terlihat sangat bahagia seperti biasanya dia ceria dan selalu optimis secerah matahari. Sesampainya dirumahku kami duduk di sofa sambil menikmati ayam goreng dan bir yang baru saja kami pesan lewat pesan antar.

“Bagaimana hari ini apa tidak terjadi sesuatu,?” tanya Sera kepadaku

“Hari ini sangat sibuk hanya itu tidak ada yang lain,” jawabku

“hmmm..... baguslah. Ohh ya bagaimana soal minggu ini? Jujur saja aku tidak sabar gak terasa ya sudah 1 tahun bersama,” ucap Sera

“Benar juga tidak terasa ya,” ucapku

Sebenarnya kami belum lama bersama pertama kali bertemu ketika di klinik aku tidak berpikir akan bertahan sampai saat ini. Namun kenyataan yang menjawabnya banyak sekali kenangan jika harus diingatkan menemani kami tumbuh bersama dalam suka tidak terkecuali duka. Rasanya masih seperti kemarin tidak banyak yang berubah hampir sedikitpun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status