Share

Bab XV: Pembunuhan yang Sama Kejamnya dengan Fitnah

“Saya tidak menyangka Bung Ketua Fadjar dapat senekad ini bertindak,” ucapan salah seorang peserta rapat organisasi Bapera –Barisan Pemuda Nusantara- menyita perhatian Poernomo yang tengah mempersiapkan agenda rapat organisasi pagi ini di ruang khusus kedai kopinya. Dia sebenarnya tak terlalu aktif berpendapat. Maka dari itu, dia sediakan saja tempat agar tak dituntut harus aktif berpendapat. Dia sudah cukup puas andilnya hanya sekedar penyedia tempat.

“Jadi, anda percaya bahwa kematian Dokter Barend ada hubungannya dengan organisasi ini?” Sendja membalikkan pertanyaan salah satu anggota organisasi, mencoba menghindari amukan Fadjar yang dia ketahui bukanlah pihak yang harus bertanggung jawab terhadap kasus kematian Dokter Barend.

“Siapa….lagi?” pemuda yang seorang fotografer media cetak itu mengangkat bahu.

“Bodoh jangan dipelihara di kepala! Mana mungkin Fadjar melakukan hal seperti itu kepada orang yang sudah dia anggap sebagai guru maupun ayah kandungnya sendiri!” Sendja menarik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status