Share

Bab XVII: Katana dan Keris

Hujan mengguyur bumi kala langit malam hanya membagi kilat. Tak ada suara lain yang Hina dengar selain gemuruh guntur, derasnya air hujan yang menerjang daratan atau memantul di atap-atap rumah, serta langkah kakinya sendiri. Tangan mungilnya menggenggam payung kertas, produk toko tempatnya bekerja. Sepertinya dia harus cepat sampai tujuan karena lebatnya hujan membuat Hina takut payung kertas miliknya bisa saja robek.

Sepanjang jalan Harmonie, Hina tak melihat ada orang-orang yang wara-wiri di sekitarnya. Mungkin mereka lebih memilih untuk berteduh di dalam rumah. Jika Hina tak mendapatkan tugas dari Yukiko untuk mengantarkan barang pesanan ke salah satu pelanggan, mungkin dirinya kini juga akan berteduh di dalam rumah. Tentunya, bersama keempat kakak seperguruannya. Bisa jadi sambil berbincang, tertawa, atau bermain api pada lilin.

Ternyata begini rasanya sendiri tanpa mereka berempat, Hina mempercepat langkah. Dia mulai mengenali perasaannya yang ingin cepat-cepat sampai rumah ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status