Share

Bab 5

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2025-01-13 16:01:41

BAB 5

PERTEMUAN TAK TERDUGA

Lisa melajukan motornya dengan tenang. Sebelum tiba di rumah, dia menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan rumah dan beberapa macam camilan. Setelah selesai, dia pun segera meluncur ke rumahnya. Tanpa dia sadari, sebuah mobil mengikutinya dan berhenti tidak jauh dari rumahnya.

“Lisa!” Sebuah seruan dari arah depan rumah, mengalihkan perhatian Lisa yang hendak masuk ke dalam rumah usai memarkirkan motornya. Merasa familiar dengan suara tersebut, Lisa pun segera berbalik. Mata Lisa membeliak menatap sosok yang tengah berdiri di depannya tersebut.

Tubuh Lisa membeku seketika. Untuk beberapa lama, Lisa hanya terpaku di tempatnya seraya menatap wanita paruh baya yang tengah melangkah menghampirinya tersebut.

“Jadi ini benar kamu?” ujar wanita paruh baya tersebut. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena dia sendiri sudah mendapatkannya. Wanita paruh baya tersebut menatap Lisa dari atas hingga kebawah, memindainya beberapa lama, lalu tersenyum sinis melihat penampilan wanita di hadapannya tersebut.

“Untuk apa kamu kembali kesini? Bukankah kamu sudah pindah ke luar kota?” tanya wanita paruh baya tersebut.

“Kota ini milik umum, jika Nyonya lupa. Jadi, siapapun boleh tinggal dan menetap disini,” sahut Lisa setelah berhasil menguasai keadaan.

“Benar, tapi tidak untuk kamu. Sudah benar kamu menghilang selama ini, untuk apa kamu kembali lagi? Jangan bilang kamu berniat menggoda putraku lagi karena saya tidak akan membiarkannya,” ancam wanita paruh baya yang tidak lain adalah mantan mertua Lisa tersebut.

“Nyonya Arum tidak perlu khawatir. Sedikit pun saya tidak punya keinginan untuk kembali pada putra Anda. Hubungan kami sudah selesai sejak lama,” sahut Lisa dengan mantap.

“Siapa tahu kan? Melihat penampilanmu saja, saya bisa tahu kondisi ekonomimu,” ujar Ibu Farhan seraya tersenyum sinis.

Lisa menatap wanita paruh baya di hadapannya dengan intens. Tak ada gurat kemarahan sama sekali meskipun dia telah direndahkan oleh mantan mertuanya tersebut.

“Saya memang miskin, tapi saya masih punya harga diri. Saya tidak akan memungut kembali barang yang sudah saya buang,” ujar Lisa dengan tegas.

“Kau buang? Aku rasa justru putraku yang sudah membuangmu dan memilih calon istri yang sepadan dengan keluarga kami,” ujar Ibu Farhan dengan pongahnya.

“Tapi tidak masalah kamu mau bicara apa. Yang jelas saya pegang ucapanmu dan ingatlah satu hal, saya akan tetap mengawasimu. Jika sampai ketahuan kamu menggoda putraku, saya tidak segan-segan menghancurkan hidupmu, ingat itu.” Usai mengatakan hal tersebut, mantan mertua Lisa segera melangkah meninggalkan rumah Lisa.

“Mama!” Baru saja mobil yang ditumpangi mantan mertuanya meluncur, seorang bocah kecil berlari menghambur dan memeluk Lisa dari belakang. Lisa yang tidak siap, hampir saja terjatuh.

“Sayang … kamu mengagetkan mama!” ujar Lisa seraya berjongkok mensejajarkan tinggi tubuh mereka.

“Habisnya aku tungguin Mama lama sekali gak masuk-masuk.”

“Maaf ya, Sayang … tadi masih ngobrol sama orang,” sahut Lisa.

“Siapa, Ma? Mana orangnya?” tanya bocah gembul tersebut lagi.

“Em … hanya orang lewat. Orangnya sudah pergi juga. Ayo kita masuk!” Lisa segera meraup tubuh bocah gembul tersebut ke dalam gendongannya, lalu melangkah ke dalam rumah.

“Nanti kita main ya, Ma!”

“Iya, Sayang … tapi Mama mandi dulu ya. Sekarang adek main sama Mbak Ria dulu,” ujar Lisa.

“Oke, Ma!” Lisa pun segera menyerahkan putranya pada sag pengasuh, lalu melangkah menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Lisa tidak segera membersihkan diri. Dia justru duduk termenung di tepi tempat tidur.

Kejadian hari ini benar-benar mengganggu pikirannya. Mantan suami yang tiba-tiba menjadi atasannya dan tadi tiba-tiba mantan mertuanya muncul di depan rumahnya.

Inilah hal yang paling dia takutkan ketika kembali ke kota ini. Bertemu kembali dengan orang-orang dari masa lalunya membuatnya merasa khawatir rahasia besar yang selama ini dia simpan, akan terbongkar.

Lisa menghembuskan nafas panjang sejenak. Hari ini dia masih beruntung karena tidak melihat putranya. Namun bagaimana jika suatu saat mereka bertemu? Tidak menutup kemungkinan mantan suaminya pun akan melihatnya.

“Tidak. Mereka tidak boleh tahu tentang Davin. Keberadaan Davin akan tetap menjadi rahasia terbesarku dan tidak ada yang boleh mengambilnya,” ujar Lisa pada dirinya sendiri.

****

“Sayang … kok jam segini baru pulang?” tanya Sonya menyambut kedatangan sang suami.

“Iya, tadi ada banyak pekerjaan. Karena ini masih masa peralihan, pasti ada banyak hal yang perlu aku pelajari lagi,” sahut Farhan. Mereka melangkah bersama seraya bergandengan tangan menuju kamar di lantai dua.

“Bagaimana pengalaman pertama jadi CEO?” tanya Sonya penasaran.

“Ya … begitulah. Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi juga tanggungjawabnya,” sahut Farhan seraya melepaskan dasi.

“Tidak masalah, yang terpenting kan kamu bisa jadi CEO meskipun hanya di kantor cabang,” ujar Sonya.

“Hm. Aku mandi dulu ya!” Usai berpamitan, Farhan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tubuhnya sudah terasa lengket akibat aktivitas seharian.

Saat tengah mengguyur tubuhnya di bawah shower, tiba-tiba ingatannya melayang pada pertemuannya dengan sang mantan istri di kantor tadi.

‘Lisa!’ ujar Farhan dalam hati. Meskipun telah berpisah hampir lima tahun, namun cintanya pada sang mantan istri tak jua lekang. Bayangan manis saat mereka masih bersama, sering menghantui dan berkelebat di pikirannya.

Setelah sekian lama dia berjuang melupakannya dan belajar mencintai sang istri, kini dia tiba-tiba muncul kembali. Entah takdir apa yang membuat mereka kembali bertemu.

‘Lisa, aku harap kamu masih sendiri karena kali ini, aku akan memperjuangkan cintaku. Tidak peduli bagaimana tanggapan Mama, aku tidak mau melepaskan kesempatan ini. Pertemuan kita kembali, aku anggap sebagai sinyal bahwa kita masih berjodoh!’ ujar Farhan lagi dalam hatinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Endah Ing
Sdh beranak kah si Sonya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 129

    Bab 129Ting tong ....Tidur Najwa terusik dengan suara bel pintu apartemennya. Samar-samar, dia bisa mendengar suara langkah kaki dan pintu terbuka. Dengan malas, dia bangkit dari posisinya, lalu membersihkan diri. Setelah selesai, dia melangkah menuju dapur dan mendengar suara beberapa orang tengah berbincang."Ada tamu, Om?" tanya Najwa saat melihat Farhan masuk ke dapur."Iya. Bisa minta tolong buatkan minuman?""Tentu," sahut Najwa."Terima kasih. Kamu sudah baikan?" tanya Farhan khawatir. Dengan tegas, Najwa menganggukkan kepalanya.Tanpa banyak kata, Najwa segera berbalik menuju dapur dan menyiapkan minuman sesuai permintaan Farhan. Tangannya bergerak cekatan, tapi pikirannya masih melayang-layang. Rasa penasaran mulai mengusik batinnya sejak mendengar suara wanita asing itu dari ruang tamu.Begitu minuman selesai, dia meletakkannya di atas nampan. Dengan langkah hati-hati, dia berjalan menuju ruang tamu, namun langkahnya tiba-tiba terhenti di ambang pintu. Matanya terpaku pada

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 128

    Bab 128Tubuh Najwa menegang, tetapi bukan karena ketakutan. Ada sesuatu yang asing menjalar di dalam dirinya. Sensasi yang membuatnya bingung.Tangan Farhan yang semula hanya mengusap pipinya, kini bergerak turun, meremas gundukan kenyal dengan lembut. Tanpa sadar, Najwa mendesis lirih.Merasa mendapat respon, Farhan semakin intens melancarkan serangannya. Sementara itu, Najwa semakin tak dapat mengendalikan diri merasakan sensasi baru yang terasa candu.Tiba-tiba, Farhan mengehentikan aksinya. Ditatapnya gadis di bawahnya dengan intens. Sementara itu, Najwa balik menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wa, bolehkah?" tanya Farhan dengan suara berat. Untuk sesaat, Najwa meragu. Meskipun belum berpengalaman, namun dia paham arah pembicaraan pria di hadapannya tersebut.Beberapa saat kemudian, Najwa menganggukkan kepalanya. Akhirnya, Farhan kembali melancarkan aksinya dengan lembut dan hati-hati. Dia paham betul jika ini pengalaman pertama bagi wanita di hadapannya tersebut.Aksi

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 127

    BAB 127PERASAAN YANG TAK TERDUGASesampainya di apartemen, Najwa segera masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan sedikit lebih keras dari biasanya. Ia berjalan menuju ranjangnya, lalu duduk di tepinya dengan wajah kesal. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian di kafe tadi.Bayangan Farhan bersama wanita lain terus mengusik benaknya. Tatapan mata wanita itu, senyum genitnya, cara dia menyentuh lengan Farhan, semua itu membuat dadanya terasa sesak.Najwa menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, perasaan aneh yang menggelayuti hatinya tak kunjung pergi.Tak lama kemudian, suara ketukan pelan terdengar dari balik pintu.Tok tok tok...."Najwa?"Najwa mendongak sejenak, mengenali suara itu. Namun, alih-alih menjawab, ia malah memalingkan wajahnya.Farhan, yang tak mendapat respons, akhirnya memutuskan untuk masuk. Dengan langkah perlahan, ia menghampiri gadis itu hingga hanya berjarak dua jengkal."Kamu kenapa?" tanyanya tenang.Najwa tetap tak melihat ke arahny

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 126

    Bab 126Rahasia yang TerpendamFarhan menyesap kopinya perlahan, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang tiba-tiba merayapi benaknya. Ia menatap David yang duduk di hadapannya, pria itu terlihat tenang, tetapi jelas sedang mengamati setiap gerak-geriknya."Jadi?" David mengangkat alisnya. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu, Farhan. Apa hubunganmu dengan Najwa?"Farhan menaruh cangkir kopinya dengan gerakan yang terkendali. "Maaf, tapi itu bukan urusan Anda."David tersenyum tipis. "Sebenarnya, itu urusanku. Najwa adalah anak tiriku sekarang dan aku ingin memastikan dia berada di tangan yang tepat."Farhan tertawa kecil, tetapi tidak ada humor di sana. "Anda tidak perlu khawatir soal itu. Najwa baik-baik saja."David mencondongkan tubuhnya, tatapannya semakin tajam. "Dengar, aku tidak bodoh, Farhan. Fara sudah memberitahuku bahwa mantan suaminya tidak memiliki kerabat. Jadi bagaimana mungkin kau bisa menjadi 'om' bagi Najwa?"Farhan tetap tenang, tetapi jari-jarinya mengepal di bawa

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 125

    Bab 125Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, Fara masih dihantui rasa bersalah.Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari. Dari dalam laci, ia mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil yang sudah lama ia simpan. Perlahan, ia membuka tutupnya, memperlihatkan sebuah foto usang, foto dirinya bersama Najwa dan Suratman.Air matanya langsung mengalir. Ia menyusuri wajah kecil Najwa dalam foto itu dengan jemarinya yang bergetar."Najwa, sedikit saja, apakah tidak ada perasaan rindu untuk ibu?"Pertanyaan itu terus mengganggunya sejak pertama kali dia bertemu kembali dengan putrinya. Putri kecilnya yang kini telah beranjak dewasa.***Farhan masih sibuk memeriksa laporan keuangan ketika suara pintu ruang kerjanya terbuka tanpa izin."Farhan!" suara Arum terdengar tajam. Wanita paruh baya itu berjalan masuk dengan wajah kesal.Farhan menutup map di hadapannya dan mengusap wajah dengan lelah. "Ada apa, Ma?""Apa maksudmu bertanya ada apa?" Arum melipat tangan di depan dada. "Uang yan

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 124

    Bab 124SURAT CERAITangannya bergetar saat menatap lembaran itu. Nama Fara tertera jelas di sana. Ia nyaris tidak bisa percaya dengan apa yang ia baca."Ini tidak mungkin. Fara tidak mungkin melakukan ini," gumam Suratman dengan suara bergetar."Sudah cukup. Jangan cari dia lagi. Kalian sudah bukan siapa-siapa."Suratman menatap pria tua itu dengan mata membelalak. "Kenapa? Apa yang terjadi? Apa yang kalian lakukan pada Fara?"Pak Karim tidak menjawab. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan sebelum akhirnya menutup pintu tanpa sepatah kata lagi.Suratman berdiri di sana, masih memegang surat cerai itu dengan tangan gemetar.Dengan langkah gontai, ia kembali ke rumahnya. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Bagaimana mungkin Fara meninggalkannya begitu saja? Kenapa tanpa penjelasan?Ketika ia tiba di rumah, Najwa berlari menghampirinya. "Ayah! Ibu sudah pulang?"Suratman menatap wajah polos putrinya dan seketika dadanya sesak. I

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status