Share

BAB 3

Bel istirahat telah berbunyi beberapa detik yang lalu, Glora yang posisi duduknya di bangku belakang hanya diam memandang teman-teman barunya yang sibuk memasukkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas. Ada juga yang berlalu keluar kelas tanpa peduli pada buku-bukunya yang berserakan di meja.

Dua orang perempuan dari bangku depan berjalan menghampirinya. "Kenalin nama gue Icha," ucap gadis dengan rambut diikat dan bandana merah di kepalanya.

"Kalo gue Liana, panggil aja Lili." Gadis dengan rambut tergerai sebahu itu tersenyum manis yang dibalas senyuman tak kalah manis juga oleh Glora.

"Hai semuanya."

"Yaudah yuk ke kantin." Tasya beranjak dari duduknya diikuti Icha dan Lili.

"Loh Glo, ayo kok malah diem?" tanya Icha.

"Eumm kalian duluan aja." 

Mereka bertiga kembali duduk. "Kenapa Glo, lo ada masalah?" tanya Tasya dengan heran.

"Glo nunggu kakak Glo dulu, Glo ga dibolehin keluar kalo nggak sama kakak."

"Lo punya kakak di sini?" tanya Lili dengan antusias, siapa tau kakaknya cakep kan nanti bisa minta dideketin, eh.

Glora mengangguk sebelum pandangannya tertuju pada Elang yang masuk ke dalam kelasnya dengan Abi, teman baik Elang dari sekolah dasar. Glora berteman baik dengan Abi karena laki-laki itu sangat sering datang dan bermalam di rumahnya. Abi juga tau segalanya tentang Elang hingga perlakuannya terhadap Glora. Tasya, Icha dan Lili terkejut bukan main ketika Elang dan Abi menghampiri mereka. Lebih terkejut lagi ketika melihat Elang menarik tangan Glora dengan lembut hingga gadis itu berdiri.

"Ayo ke kantin," ucap Elang.

Glora memandang ragu ke arah Elang lalu melirik teman-temannya sekilas. "Kak mau bareng temen-temen aja boleh ga?" Glora baru saja punya teman kan? Seharusnya Elang membiarkannya bersama teman-temannya. Glora juga bosan, apa-apa Elang, ini itu selalu dengan Elang.

"Engga."

"Boleh ya, Kak?"

"Engga, Glo."

"Ihh boleh dong?"

"Sekali engga tetep engga."

"Kak—"

"Eum Glo, gak papa lo sama kakak lo aja nanti kita bisa nyusul ke kantin," potong Tasya dengan cepat sementara Icha dan Lili masih melongo di tempatnya melihat dua pangeran tampan datang menghampiri mereka.

"Tapi kan Glo maunya sama kalian, Glo bosen sama kak Elang terus."

"Glo, nurut sama Elang. Lo ga bakal menang lawan dia." Kali ini Abi angka bicara membuat tatapan Glora beralih padanya dengan pandangan memohon agar Abi bisa membantunya. Namun laki-laki itu justru mengangkat bahunya acuh hingga kini tatapan Glora berubah tajam menatapnya. Akhirnya dengan pasrah Glora meninggalkan teman-temannya dan berjalan ke kantin dengan tangannya yang di genggaman Elang.

___________

"Mau makan apa?"

Glora mengedarkan pandangannya pada stand makanan yang berjajar, lalu matanya berbinar melihat salah satu stand yang menjual makanan pedas yang banyak disukai perempuan.

"Glo mau seblak."

"Enggak."

Glora memajukan bibir bawahnya cemberut. "Tapi Glo mau seblak, kan udah lama ga makan seblak."

"Seblak ga baik buat kamu sayang, nanti perutnya sakit."

Glora sudah siap untuk mengeluarkan rengekannya namun terhenti ketika Abi berbicara.

"Makan seblak ga akan bikin Glora mati, ribet amat sih lu," ucapnya membuat senyum Glora mengembang ke arahnya. Sementara Elang memberikan tatapan tajam pada pemuda itu. Kembali menatap Glora. "Makan yang lain aja ya?" ucapnya dengan lembut mencoba meluluhkan hati Glora.

Glora menggelengkan kepalanya, kali ini tatapannya beralih pada Abi dengan tatapan memohon. Abi bangkit dari duduknya lalu berdiri di sebelah Elang yang sedari tadi berdiri di sisi Glora, mendekatkan bibirnya pada telinga Elang lalu berbisik pelan. "Ga usah terlalu posesif, inget Glora masih adek lo sekarang."

Setelah itu decakan pun keluar dari mulut Elang. Dengan wajah yang sangat terpaksa laki-laki itu mulai berjalan menjauh dari meja mereka.

"WOY LANG SEKALIAN PESENIN PUNYA GUE JUGA!" Setelah berteriak kencang, Abi kembali duduk di tempatnya.

"Yes, thanks Kak Abi. Kakak paling bisa deh bantu Glo. Pokoknya Glo sayang Kak Abi banyak-banyak heheh." Abi hanya geleng-geleng kepala mendengarkan ucapan Glora, laki-laki itu mengacak-acak pelan rambut Glora. "Kak Abi juga sayang Glo, nanti kita selingkuhan dari Elang, oke?" Glora hanya terkekeh mendengar kata-kata Abi. Abi selalu bisa membuatnya nyaman, kadang Glora juga suka mengadu pada Abi jika Elang sudah benar-benar membuatnya jengkel. Abi sudah ia anggap kakak setelah Elang, berada di dekat Abi membuatnya merasa disayangi dan dilindungi. Walaupun di dekat Elang juga, jauh berkali-kali lipat Glora merasa nyaman.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status