Share

BAB 6

Glora terkekeh geli mengingat masa-masa kecilnya dengan Elang. Ah lelaki itu memang sudah licik dari kecil. Gadis itu kini telentang di atas kasurnya menatap langit-langit kamar yang dipenuhi hiasan bintang yang akan menyala jika kamarnya gelap. Sementara Elang, laki-laki itu tidak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah Glora yang semakin hari semakin membuatnya gila.

"Gimana tugasnya?" tanya Elang, membuat tatapan Glora terarah ke arahnya.

"Glo ga bisa ngerjain terus nyontek deh sama Tasya hehe," ucapanya dengan cengengesan. Elang mencubit pipi Glora gemas. "Kenapa ga minta bantuan sama kakak aja sih?"

"Emang kak Elang bisa?"

"Ck, ya bisa lah."

Glora tersenyum lebar lalu memeluk tubuh Elang dengan sayang. "Nanti tugasnya Glo semuanya kak Elang aja ya yang ngerjain? Glo pusing." Elang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Tok ... tok ... tok.

"Elang, keluar kamu dari kamar Glora." Suara Dimas terdengar dari balik pintu. Elang meletakkan jarinya di bibir menyuruh Glora untuk tetap diam, sementara gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. Kejadian seperti ini memang sudah biasa baginya. Elang setiap selesai makan malam selalu kembali ke kamarnya, bukan ke kamar laki-laki itu. Lalu saat jam tidur tiba, Dimas akan datang ke kamarnya dan memastikan bahwa Elang tidak tidur di kamarnya. "Masih belum muhrim," katanya.

"Elang."

"Papi tau kamu di dalam."

"Cepat keluar dan kembali ke kamarmu, jangan ganggu Glo terus."

Elang berdecak kesal dan mengecup kening Glora sekilas lalu beranjak menuju pintu. Glora yang melihat itu hanya terkekeh geli.

__________

Hari kedua di sekolah, Glora mulai bergaul dengan anak-anak kelasnya yang lain. Saat ini Glora sedang menuju kantin bersama teman-temannya, tadi pagi Elang memberitahunya bahwa laki-laki itu tidak bisa ke kantin bersamanya karena ada urusan.

"Mau pesan apa?" tanya Icha ketika mereka sudah duduk nyaman di bangku kantin.

"Lo mau pesenin?" tanya lili

Icha menganggukkan kepalanya. "Sama lo tapi."

"Dih kok gue? Lo aja ah gue males."

"Ih Lili ayo dong." Icha menggoyang-goyangkan tangan Lili, membuat gadis itu berdecak lalu bangkit dari duduknya. "Yaudah kalian mau pesan apaan?"

"Gue bakso sama teh manis aja."

"Lo, Glo?" tanya Tasya pada Glora.

"Eum samain aja deh." Lili dan Icha pun pergi untuk memesan makanan.

"Lo ga sama kak Elang?" 

"Kak Elang ada urusan katanya."

Tasya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Eum Glo, gue mau tanya." Glora memiringkan badannya menjadi menghadap ke arah Tasya yang duduk di sebelahnya. "Tanya apa?"

"Jujur gue kaget banget waktu tau kalo lo adiknya kak Elang."

"Emang kenapa?"

"Lo tau, kak Elang itu bagaikan pangeran yang dicintai oleh banyak rakyat. Hampir semua cewek yang ada di sekolah ini tuh suka sama dia. Cuman ga ada yang berani aja."

Glora mendengarkan cerita Tasya dengan serius. "Lo tau kak Tari kan?"

"Iya Glo tau."

"Nah cewek-cewek di sekolah ini tuh ga ada yang berani deketin kak Elang karena kak Tari, katanya mereka pacaran."

"Mereka ga pacaran," ucap Glora dengan santai.

"Serius Glo? Lo tau dari mana?"

"Kak Elang yang bilang sendiri."

Icha dan Lili datang membawa makanan mereka membuat percakapan antara Glora dan Tasya terhenti. "Lili, emang kalo makan baso pedes enak?" tanya Glora pada Lili saat melihat gadis itu memasukkan banyak sambal ke dalam mangkuk baksonya. "Makan bakso kalo ga pedes tuh ga enak Glo," ucapnya dengan mengacungkan jempol ke hadapan Glora.

"Jangan ngikutin si Lili Glo, kalo perut lo ga kuat nanti gimana," ucap Icha, sementara Tasya kini sudah fokus pada kuah bakso di depannya tanpa mempedulikan sekitar.

"Glo mau coba deh." Setelah itu Glora memasukkan banyak sambal ke dalam mangkuknya.

"Lo kalo sakit perut jangan salahin gue ya."

"Engga kok Li."

Suapan pertama Glora belum merasakan pedas, lalu suapan ke dua dan ketika kemudian pada suapan-suapan berikutnya gadis itu mulai mengeluarkan air mata karena pedas yang dirasakannya. Satu gelas es teh sudah habis tak tersisa padahal bakso di mangkuknya masih begitu banyak. "Lili, pedes banget," ucapnya pada Lili dengan tangan yang mengipas-ngipasi mulutnya.

"Nah kan apa gue bilang juga, jangan ngikutin si Lili, nih minum es punya gue. Belum gue minum kok." Glora dengan cepat meminum es jeruk yang disodorkan Icha padanya. "Makasih Icha."

"Cemen lo masa segitu aja udah pedes sih."

"Ck, lo kalau Glora sakit perut tanggung jawab loh." Lili cewek si pecinta pedas itu melototkan matanya tak terima.

"Bibir Glo panas banget."

"Gapapa Glo nanti juga nggak kok."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status