Share

BAB 2

"Ayo turun."

"Eumm ... Kak."

Elang yang akan membuka pintu mobil kembali membalikkan badannya menghadap Glora.

Elang menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Kenapa?" Glora menunduk dengan jari-jarinya yang saling bertautan, kebiasaannya ketika ia merasa takut atau gugup. "Takut," cicitnya dengan pelan.

"Kan kamu sendiri yang pengen sekolah, udah kakak bilang tetep di rumah tapi kamu yang bandel kan?"

"Iya sih, tapi kan ini salah kakak juga kenapa coba aku ga disekolahin dari dulu, kan Glo ga akan gugup gini," ucapnya dengan kesal.

Elang menghela napas panjang. "Terus kamu maunya gimana sayang, hm?" Glora menggelengkan kepalanya. "Ga tau, Glo pengen sekolah tapi Glo gugup banget."

Elang membuka pintu mobilnya lalu keluar begitu saja, Glora yang melihat itu seketika panik karena Elang yang akan meninggalkannya. Baru saja akan membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Glora bernapas lega ternyata Elang tidak meninggalkannya.

"Ayo keluar ga usah takut ada kakak," ucap Elang dengan senyum manis yang ia berikan pada Glora. Glora menerima uluran tangan dari Elang lalu keluar dari mobil.

Keluarnya seorang gadis dari dalam mobil Elang si bad boy yang tak pernah terlihat dengan gadis itu pun membuat para murid di sekitar memfokuskan pandangannya pada mereka berdua membuat Glora semakin merapatkan tubuhnya pada Elang. Elang yang tau Glora yang tidak nyaman pun merengkuh pinggang gadis itu dengan erat, membawanya keluar dari parkiran dengan matanya yang memandang tajam siswa-siswi yang terus memperhatikan mereka.

Elang dan Glora berjalan beriringan dengan tangan Elang yang tidak pernah lepas dari pinggang Glora, dan gadis itu yang terus menunduk karena pandangan murid-murid itu tidak lepas sedetik pun darinya seakan-akan mereka siap menelanjanginya hanya dengan tatapan.

Saat sampai di depan ruang kepala sekolah, Elang mengetuk pintu itu lalu masuk setelah mendapatkan jawaban dari dalam. Kepala sekolah itu tersenyum ramah lalu menyuruhnya dan Elang untuk duduk.

"Glora ya?"

Glora hanya menggunakan kepalanya menjawab pertanyaan dari kepala sekolah itu.

"Kelas kamu di 10 IPS 3, nanti Elang akan antara kamu ke kelas. Semoga betah sekolah di sini ya Glora."

"Makasih Pak, saya dan adik saya permisi kalo begitu." Setelah kepala sekolah itu mempersilakannya untuk keluar, Elang membawa Glora berjalan menuju kelas gadis itu dengan mengambil jalan belakang yang jarang sekali dilalui para murid.

Sembilan tahun bersama gadis itu, Elang tahu bahwa Glora tidak nyaman saat murid-murid itu menatapnya. Wajar sebenarnya jika Glora tidak nyaman dengan keramaian. Hidup sembilan tahun dengan Elang, laki-laki itu selalu bersikap berlebihan jika itu menyangkut dengan Glora. Selama sembilan tahun juga Glora tidak pernah keluar rumah tanpa Elang dan Elang juga jarang sekali membawanya ke tempat ramai.

Elang menghentikan langkahnya ketika akan sampai ke kelas gadis itu. "Glo dengerin kakak." Glora mengangguk ketika Elang memegang pipinya dengan lembut.

"Glo ga boleh punya temen cowok, ga boleh deket-deket cowok, ga boleh senyum sama cowok, ga boleh jawab kalo ada cowok nanya, bilang sama kakak kalo ada cowok yang deketin kamu, bilang sama kakak kalo ada yang gangguin kamu, ga boleh keluar kelas kalo belum ada kakak, ga boleh ke mana-mana tanpa seijin kakak, ga—"

"Kak!" ucap Glora dengan kesal. Gadis itu menggembungkan pipinya dengan lucu hingga membuat Elang tidak kuat menahan untuk tidak mencium pipi gadis itu.

Cuppp.

"You are mine."

___________

Glora masuk ke dalam kelas dengan kepala tertunduk mengikuti guru yang berjalan di depannya. Elang sudah kembali ke kelasnya setelah guru di kelas ini datang dan membawa Glora masuk.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan diri kamu."

Glora mengangkat kepalanya sedikit. "Halo semuanya, nama aku Glora." Setelah itu Glora kembali diam. "Itu saja?" Glora hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari guru tersebut.

"Baiklah ada yang mau ditanyakan?"

"UDAH PUNYA PACAR BELUM CANTIK?" Teriakkan keras itu datang dari murid yang duduk di belakang dan mendapatkan sorakan dari banyak murid.

"Pindahan dari mana?" Kali ini siswi yang duduk di depan bertanya.

"Glo tadinya sekolah di rumah."

"Baiklah anak-anak cukup dulu perkenalannya nanti bisa dilanjut lagi saat istirahat. Glora kamu bisa duduk di samping Tasya."

Glora mengangguk lalu berjalan ke bangku kosong yang ditunjuk oleh guru tadi.

"Hai, gue Tasya lengkapnya sih Tasya Salsabila." Gadis bernama Tasya itu tersenyum lebar ke arah Glora dengan mengulurkan tangannya. Glora balas tersenyum lalu menyambut uluran tangan Tasya. "Hai Tasya, semoga kita bisa berteman baik ya."

"Lo tenang aja gue itu friendly ke semua orang."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status