Share

Kediaman Bright Myer

Kepala pelayan yang mendengar pertanyaan Myli dan melihat Myli kebingungan membuatnya tersenyum.

"Anda ada di kediaman tuan Bright Myers" ucap sang kepala pelayan dengan senyuman tipis di wajahnya.

Myli kebingungan setelah mendengar nama Bright Myers.

"Bright Myers? aku rasa aku pernah mendengar nama itu. Nama nya tak asing." Batin Myli.

Nada dering telepon Myli memecahkan lamunannya, kini telponnya berdering kembali.

Segera ia mengambil handphone nya yang berada di atas nakas dan memeriksa siapa yang menelpon.

"Boss?" 

Dengan raut wajah yang cemas , Myli merasa bimbang untuk mengangkat telpon nya.

Melihat raut wajah Myli membuat kepala pelayan penasaran dan bertanya,

"Ada apa nona? Siapa yang menelepon Anda?" 

"Bukan siapa-siapa." Jawab Myli dengan senyum canggung nya.

Namun handphone nya tak berhenti berbunyi, dan yang menelepon adalah orang yang sama.

"Apa saya harus keluar agar anda bisa berbicara dengan nyaman?" tanya kepala pelayan.

"Tak perlu, anda bisa tetap di sini. Tolong temani saya di sini." Ucap Myli dengan kepala tertunduk menatap handphone nya yang tak berhenti berbunyi.

Kepala pelayan hanya tersenyum mendengar ucapan malu-malu Myli yang memintanya tetap berada di ruangan.

"Halo."

 Nada ragu mengawali pembicaraan dari telpon.

"Jam berapa ini? kenapa kau belum sampai? apa kau masih ingin bekerja? kau tau hari ini banyak sekali pelanggan dan kau seenaknya datang terlambat?" Suara dari balik telpon terdengar jelas sedang berbicara dengan nada yang tinggi walaupun Myli tak menghidupkan speaker handphone nya.

"Maaf, hari ini saya mengalami..."

Belum sempat Myli menyelesaikan ucapannya, handphone nya tiba-tiba di ambil oleh dokter yang menolong nya yang sudah berdiri di depannya.

"Handphone saya?"

"Hari ini kau harus istirahat."

Jawab sang dokter lalu segera jongkok di depan Myli untuk melihat kaki nya yang berdarah.

"Tapi, saya harus pergi kerja. Kalau tidak saya bisa kehilangan pekerjaan."

"Soal itu biar dia yang urus." Sambil menunjuk ke arah pintu, di sana sudah berdiri kepala pengawal dengan wajah nya nampak serius memandang Myli.

"Ternyata kau cukup kuat menahan ha?" ucap sang dokter yang sudah mencabut beling dari telapak kaki Myli.

Myli tak merespon, ia hanya menggigit bibir bawah nya menahan perih saat kaki nya di obati.

"Sekarang sudah selesai, untuk sementara kau tak bisa banyak berjalan dan jangan sampai luka mu terkena air. Dan juga, apa kau baik-baik saja?"

Sang dokter menatap Myli dengan cemas.

"Yah, terima kasih karena telah menolong saya. Dan bagaimana keadaan laki-laki yang berdarah itu? apa sekarang dia baik-baik saja?" Tanya Myli.

"Operasi nya berjalan lancar, terimakasih untuk mu karena cepat menghubungi mereka." Ucap seorang dokter wanita dengan paras yang cantik menjawab pertanyaan Myli.

Myli hanya tertegun melihat wanita cantik yang ada di hadapannya dengan jas putih nya membuat nya nampak anggun dan elegan.

"Oh perkenalkan, dia dokter Metta. Dia dan aku yang menangani orang yang kau tolong. Dan perkenalkan aku dokter Mike M." Ucap dokter Mike memperkenalkan dirinya dan dokter Metta.

Dengan sigap Myli menjulurkan tangannya dan memperkenalkan diri. "Saya Myli".

Dokter Mike tak sungkan menangkap tangan Myli dan mengajaknya bersalaman Dan tentu saja dokter Metta juga menjabat tangan Myli.

"Saya Myli." tak lupa Myli juga menjulurkan tangannya pada kepala pelayan yang dari tadi berdiri di sampingnya.

"Nona bisa panggil saya Maria" balas kepala pelayan.

"Baiklah Bu Maria." 

"Dan jangan lupa, orang yang selalu menekuk wajahnya di depan pintu itu bisa kau panggil Earth." 

Myli hanya melempar senyuman ke kepala pengawal namun tak di balas olehnya.

"Saya sangat berterimakasih, karena sekarang saya baik-baik saja saya permisi pulang."

"Tunggu, kau mau kemana?" 

Segera tangan Bu Maria menahan Myli,.

"Saya ingin pulang Bu"

"Maaf untuk soal itu nona Myli. Sepertinya anda tidak di ijin kan keluar dari mansion ini untuk sementara."

"Haa?" Dengan kaget Myli menatap orang-orang yang berada di ruangan.

"Kenapa saya tak boleh pulang?"

"Maaf soal itu Myli, seperti nya kau bisa pulang kalau Boss kami sudah sadar." Jawab dokter Mike.

"Kenapa saya harus menunggu Boss anda sadar? Saya bukan dokter nya di sini."

Dokter Metta mendekati Myli, karena Myli nampak bingung dengan pernyataan kalau dia tak boleh keluar mansion yang kini dimana dia berada.

"Kau harus mendengarkan kami Myli, tetap lah di sini sampai Boss Bright sadar." Bujuk dokter Metta.

"Tapi dok, kenapa?"

"Kami hanya ingin menjamin keselamatan mu, bila kau ingin pulang silahkan saja tapi bila terjadi sesuatu padamu kami tak akan mau tau dan bertanggung jawab." Ucap Earth melangkah maju mendekati Myli.

"Hey Earth." Tahan dokter Mike.

"Keselamatan? terjadi sesuatu pada saya? saya tak mengerti dokter Mike? Saya menolong Boss kalian dan kenapa saya harus celaka karena nya?"

Myli kebingungan, ia tak mengerti maksud yang di ucapkan orang-orang di sekelilingnya.

"Myli, orang yang mencelakakan Tuan Bright bukan orang biasa. Apabila dia melihat mu menolong Tuan kami kau bisa celaka nantinya. Jadi biarkan Boss kami sadar dan mencari tau dulu baru kami akan membiarkan mu pergi. Bagaimana apa kau setuju?" Ucap dokter Mike menjelaskan.

"Tapi kan saya hanya menolong. Dan saya harus bekerja, dan bagaimana dengan kuliah?"

Myli, benar-benar bingung. Ia hanya menunduk ke bawah tanpa tau harus berbuat apa.

"Myli, untuk semua ke khawatiran mu biarkan mereka yang menangani nya. Kau tak perlu cemas oke?" Ucap dokter Metta sambil memegang bahu Myli.

Beberapa saat Myli hanya menatap dokter Metta.

Sebenarnya bukan itu ke khawatiran terbesar Myli, tapi ia sudah berjanji pada Josh dan pak Mus akan membayar sisa hutang nya lima hari kedepan.

Apabila Myli terlambat membayar, ia takut kalau Josh dan pak Mus akan terkena masalah karena nya.

"Bagaimana? kau mau kan? hanya beberapa hari, biarkan Earth menyelidiki kejadian yang menimpa Boss kami, apabila sudah aman dan Boss sudah sadar kau bisa kembali ke keseharian mu." Bujuk dokter Mike sekali lagi.

Myli tak menjawab, ia hanya mengangguk perlahan dengan perasaan berat hati.

"Semoga keputusan ku ini benar-benar bisa membantu ku" Batin Myli.

Ia benar-benar merasa kebingungan, apakah ia harus percaya pada ucapan orang yang baru pertama kali ia temui ini atau tetap bersikeras.

Namun ucapan mereka juga menggoyahkan nya, Myli merasa ucapan mereka juga ada benar nya, karena dari tampilan mereka saja mereka terlihat bukan orang biasa seperti Myli.

Dari Mansion, pengawal, pelayan yang begitu banyak dan Dokter pribadi dua orang itu sudah membuat Myli melongo.

Myli merasa, saat melihat mereka seperti ia berada di luar lingkaran kehidupannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status