Beranda / Romansa / Love Me, Like I Do / Bab 6 - Dinas Luar Kota

Share

Bab 6 - Dinas Luar Kota

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 12:48:53

Perjalanan Aiko dan Ivander diliputi keheningan, hanya sesekali Ivander bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar di radio. Karena bingung harus bagaimana, Aiko hanya bisa pura pura tidur untuk menikmati suara Ivander. Suaranya terdengar merdu, astaga maksudnya, suaranya tidak jelek.

Aiko merasa mobil berhenti dan Ivander di sampingnya juga tertidur - astaga niat Aiko hanya pura pura tertidur sambil menikmati suaranya, tapi Aiko  justru benar benar tertidur. Aiko memerhatikan sekeliling dan saat ini mereka berada di depan sebuah patisserie yang cukup unik.

Aiko mengubah posisinya dan melihat wajah lelap Ivander yang sangat teduh dan manis.

Aiko  merutuki dirinya sendiri karena masih selalu jatuh pada pesona pria arogan ini.

"Kau sudah selesai mengagumi wajahku? Jika sudah, ayo kita turun, aku ingin membeli beberapa camilan," wajah Aiko terasa memanas, dirinya malu setengah mati.

Aiko ikut turun setelah Ivander, membiarkan Ivander berjalan jauh di depannya. Aiko, kenapa kau selalu terlihat konyol sih? Aiko tidak berhenti merutuki dirinya sendiri.

Ivander membayarkan beberapa roti dan minuman yang Aiko ambil, Aiko sengaja bergerak lambat untuk membiarkan Ivander membayar sendiri bill-nya, tapi sepertinya cara Aiko sudah terbaca olehnya.

"Kau tidur seperti beruang kutub. Aku bahkan sudah membangunkanmu sebelumnya, tapi karena mengantuk akhirnya aku juga tertidur," Ivander membuka beberapa camilan dan menikmatinya.

Aiko hanya meminta maaf atas sikapnya yang membuat Ivander kerepotan. Seharusnya Aiko tidak ikut perjalanan dinas ini, Aiko tidak tahan dengan kekonyolan apa lagi yang akan dirinya buat nanti.

"Ambilkan minuman di plastik belanja tadi. Dan bukakan untukku," Ivander mulai menstater mobilnya dengan eclair masih ada di tangan kanannya.

Aiko mengambilkan minuman yang dimaksud dan membukakan untuknya. Ivander menegak minuman tersebut dengan tatapannya yang masih fokus menyetir.

"Padahal Anda bisa menikmati makanan Anda sebelum kembali menjalankan mobil, ini terlalu beresiko karena Anda makan sambil menyetir," Aiko tidak menyangka bisa melontarkan kata kata seperti itu pada Ivander.

Tidak ada respon, dan Aiko kembali melihat ke luar jendela, pemandangan luar yang tidak begitu menarik. Namun mampu untuk meredam sedikit rasa gugup Aiko.

Sesekali Aiko merespon pesan yang dikirimkan Mic padanya.

Tak terasa empat jam lebih perjalanan Aiko dan Ivander tempuh, Aiko merasa lega karen mereka bisa tiba dengan selamat.

Aiko dan Ivander telah sampai di hotel mewah yang dipilihkan oleh Steve. Dan sampai saat ini tak ada kabar apapun dari Steve, Aiko harap semuanya baik baik saja, Aiko masih bisa mengkhawatirkan orang lain, sementara dirinya sendiri, entahlah.

***

Entah kemalangan apalagi yang terjadi, Steve salah memesan kamar, dan hanya tersisa kamar ini saja. Yah walaupun tipenya adalah connecting room, masih lebih baik daripada Aiko dan Ivandrr harus bersama di satu kamar. Ivander menyuruh Aiko menempati kamar yang kendali aksesnya ada di kamarnya, dan senang hati Aiko menerimanya.

Aiko segera menghubungi Mic sesaat tiba di kamar, Aiko tidak ingin membuat Mic khawatir karena menunggu kabar darinya. Aiko menunggu Mic mengangkat teleponnya sambil menyusun beberapa barang.

Ttok..ttok..ttok

Suara ketukan pintu dari kamar sebelah membuat Aiko menghentikan aktivitasnya sejenak, kemudian membuka pintu tersebut.

Ivander sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai, dan tentu saja terlihat sangat menawan. Aiko  menarik kembali akal sehatnya untuk berpikir jernih.

"Makanan akan datang sepuluh menit lagi, kemarilah jika sudah selesai," tidak menunggu balasan dari Aiko, Ivander segera berjalan meninggalkannya. Apakah Aiko memang tidak semenarik itu hingga membuat Ivander tak ingin berlama lama melihatnya? Kenyataan itu menamparnya. Aiko memilih menyelesaikan menyusun barangnya, mencuci muka berganti baju dan menuju kamar Ivander untuk makan malam.  Bisa dibilang ini adalah makan malam yang sangat terlambat.

Makanan sudah tertata rapi dan pelayan room service sudah meninggalkan kamar ini. Aiko berjalan mendekati meja makan, dan melihat Ivander duduk di sofa masih berkutat dengan ipad-nya.

"Anda tidak makan?" Aiko berbasa basi karena tidak tahu harus mengatakan apa. Ivander tidak mengalihkan tatapannya dari benda kotak sedang di depannya dan mengatakan "Makanlah duluan, aku harus mengirim pesan sebentar," Aiko mengangguk dan mulai makan dengan perlahan.

Hanya suara piring dan alat makannya saja yang sesekali terdengar memecah keheningan di ruangan ini.

Tak lama kemudian, Ivander datang bergabung bersama Aiko di meja makan. Menikmati makanannya tanpa sepatah katapun. Membuat Aiko semakin kikuk.

Selesai makan, Aiko dan Ivander membahas beberapa hal yang kira kira akan dipertanyakan oleh tim klien. Aiko dengan seksama mendengarkan Ivander menjelaskan, dan tetap saja Aiko tidak bisa fokus melihat Ivander dengan jarak sedekat ini, dengan wangi tubuh yang memabukkan. Aiko menggeleng kuat untuk menghilangkan Ivander dari pikirannya.

"Apa ada yang tidak sesuai? Kau menggeleng sambil menutup matamu membuatku berpikir apakah ada yang salah dari apa yang aku bahas?"

"Maaf, aku hanya tidak sadar dengan apa yang barusan aku lakukan,"Aiko merasakan wajahnya memanas karena malu.

"Baiklah, karena ini juga sudah larut. Kita lanjutkan besok saja. Kau harus selesai bersiap jam sepuluh," Ivander berdiri dan meninggalkan ipad-nya di sofa. Aiko juga keluar dari kamarnya sebelum pikiran pikiran aneh kembali membuatnya terlihat konyol di mata Ivander.

***

Pagi ini Aiko merasa tubuhnya sedikit pegal, mungkin karena perjalanan kemarin malam yang cukup menyita waktu. Tapi Aiko harus terlihat bugar untuk memberikan kesan baik pada klien.

Aiko sudah selesai bersiap dan tidak lupa membawa lembaran lembaran referensi, dan notes dari Ara kemarin. Masih ada empat puluh menit sebelum Aiko dan Ivander berangkat.

Bunyi pesan di meja mengalihkan perhatian Aiko.

"Sarapan," begitulah tulisan pada pesan yang baru saja masuk. Aiko segera bangkit dari duduknya, mengetuk pelan pintunya dan masuk.

"Aku pikir kau masih memakai kacamata burung hantumu seperti semalam," Aiko tahu itu hanya candaan yang sedikit menyakitkan.

Aiko hanya menanggapinya dengan tersenyum kecut. Atau harusnya Aiko tidak perlu merespon apa apa. Aikoduduk, mengambil roti gandum dan menuang susu ke gelas yang ada di depannya. Memakannya dalam diam. Namun Aiko merasa diperhatikan, dan benar saja. Ivander menatapnya sambil menopang dagunya pada tangan kanannya.

"Anda harusnya makan, bukan menatapku. Anda sendiri yang bilang kalau aku bukan tipe Anda. Dan aku harus mengingat itu," Aiko melanjutkan makannya tanpa sedikitpun menatap Ivander. Degup jantung Aiko seperti akan terdengar olehnya, terlalu berisik.

Ivander berdiri dari duduknya dan tertawa kecil menanggapi perkataan Aiko. Seorang pria arogan dan bermulut kasar itu tertawa pada Aiko?? Aiko merasa seperti ada yang aneh dari diri Ivander. Sejak malam Ivander menawari Aiko pulang dengannya.

Setelah makan Aiko kembali ke kamarnya, mengambil beberapa barang, lalu kembali ke kamar Ivander dan mereka bersama sama menuju mobil.

Saat sampai di lokasi, Aiko seperti anak ayam menngikuti induknya. Aiko tidak percaya diri berdiri di samping seorang Cleosa Nicolas Ivander. Kenyataan itu kembali menyentaknya pada kenyataan. Ivander disambut dengan sangat hangat oleh tim klien, dan memperkenalkan Aiko sebagai asistennya. Tentu saja itu hanya bualan, bagaimana seorang fashion designer menjadi asistennya?

Beberapa tim klien yang melihat Ivander berbisik bisik tentangnya. Ada yang menyebutnya tampan dan jantan, ada yang menyebutnya keras dan menawan. Aku hanya tersenyum mendengar pujian wanita wanita tersebut pada Ivander. Mereka tidak tahu bahwa Ivander adalah pria arogan dengan mulut yang kejam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Love Me, Like I Do   Bab 44 - Agak Sensitif

    Ivander membaringkan Aiko di kasur lalu menyelimutinya. Setelah itu Ivander kembali ke kamar mandi untuk menyelesaikan mandinya. Aiko merasakan kenyamanan saat meringkuk di dalam selimut dengan aroma Ivander di sekelilingnya. Aiko akan menunggu Ivander selesai mandi dan meminta maaf dengan benar. Bagaimana bisa dirinya melontarkan pertanyaan yang sangat jahat seperti tadi. Rasa malu dan rasa bersalah menguasai dirinya. Apakah Ivander akan marah padanya? Membayangkannya saja membuat hati Aiko sakit. Aiko mengalihkan pikirannya dengan mengelus lembut perutnya, desiran aneh di hatinya membuatnya terharu. Apakah dirinya bisa menjadi ibu yang baik? Apakah Ivander bisa menjadi ayah yang baik? Apakah mereka akan memiliki keluarga yang harmonis? Pertanyaan pertanyaan tersebut berputar di kepala Aiko. Banyak hal yang harus dipelajarinya, banyak hal yang harus dipersiapkan. Aiko tidak menyadari bahwa Ivander telah keluar dari kamar mandi dan memerhatikannya sejak tadi. Setelah berpakaian, Iv

  • Love Me, Like I Do   Bab 43 - Berita Bahagia

    Sepanjang perjalanan kembali ke rumah, terlihat raut wajah bahagia dari Aiko dan Ivander. Ternyata di balik begitu banyak kejadian yang tidak mengenakkan, ada hadiah besar yang Tuhan siapkan untuk mereka. Aiko kembali melihat foto hasil USG yang diberikan oleh Cass padanya, lalu menyentuh perutnya. Akan ada seseorang yang hidup bergantung padanya. Dan memikirkan hal itu membuatnya sangat terharu sekaligus bahagia. "Sepertinya aku harus meminta Peter kembali mejadi sekertarisku. Aku tidak bisa membuatmu menghandle semua pekerjaan yang harus dilakukan di luar kantor." Ivander mengelus perut Aiko dengan tangan kirinya. Beberapa bulan lagi perut Aiko akan membesar, membayangkannya saja membuat Ivander tersenyum. "Aku masih bisa melakukannya. Aku tidak ingin karena kehamilan ini, aktifitasku jadi terbatas. Aku akan memberitahukannya padamu jika aku merasa tidak enak badan." Aiko mencoba membujuk Ivander, walau bagaimanapun kehamilan ini adalah berkat bagi keluarga mereka. Ivander men

  • Love Me, Like I Do   Bab 42 - Bukan Mimpi

    Ivander telah siap dengan penampilan kasualnya. Aiko tidak memberitahukan akan ke mana sehingga Ivander memilih pakaian yang tidak terlalu resmi. Sudah hampir jam 8 pagi namun Aiko masih enggan untuk berpisah dengan kasur di kamar tersebut. "Sayang, sudah hampir jam 8. Kau ingatkan hari ini ingin mengajakku ke mana?" Aiko membuka matanya lalu duduk secara perlahan. Ivander lalu membantunya berjalan ke kamar mandi. "Mandilah dulu, aku akan ke bawah mengambilkan air hangat untukmu." Aiko mengangguk mengiyakan dan tidak lupa memberikan morning kiss singkat untuk Ivander. Ivander terkadang tidak menyangka bahwa seorang Aiko juga bisa menggodanya, dan saat ini desiran halus dari inti tubuhnya membuatnya merasa panas. Ivander dengan kuat mengelengkan kepalanya. Saat ini bukan waktu yang tepat. Saat turun dari tangga kamarnya, Ivander melihat Jade, Jay dan Cass sarapan bersama di ruang makan. "Mana Aiko? Kenapa tidak turun bersama?" Cass mencoba mencairkan suasana saat tatapan I

  • Love Me, Like I Do   Bab 41 - Tekad

    Aiko teringat dengan kata kata Cass tadi. "Jika benar kau hamil, hindari gaya bercinta yang ekstrem. Dan pada awal kehamilan, kurangi intensitas bercinta karena bisa berbahaya bagi ibu dan calon janin kalian. Informasikan hasil tesmu nanti padaku, jangan sungkan menghubungiku kapan saja. Kau mengerti?" Aiko mengangguk paham. Begitu banyak hal yang berputar di pikirannya. Rasanya baru kemarin dirinya dan Ivander akan melakukan konsultasi ke dokter kandungan, namun karena banyak hal yang terjadi, akhirnya konsultasi tersebut tidak pernah terjadi. "Jangan mengkhawatirkan apapun Ai, jika Tuhan memberikanmu kehamilan ini, artinya kau sudah siap. Aku yakin, Nico juga akan sangat senang mendengar kabar ini nantinya. Hm, apalagi bibi Hannah dan paman Braxton. Aku tidak bisa membayangkan betapa bahagianya mereka." Kata kata yang dilontarkan oleh Cass tadi bagaikan lagu yang terputar di dalam kepalanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun Aiko sama sekali belum bisa tidur. Ivande

  • Love Me, Like I Do   Bab 40 - Makan Malam

    Setelah acara resepsi sepekan yang lalu, ini adalah makan malam pertama yang dihadiri oleh Aiko dan Ivander. Hanah dan Braxton sengaja membuat acara makan malam dengan jarak sepekan untuk membiarkan Aiko beristirahat setelah rangkaian peristiwa yang terjadi padanya. Hannah dan Braxton sangat antusias menyiapkan acara makan malam ini, karena akan ada sepupu Ivander yang jauh jauh datang dari Singapore. Ivander dan Aiko diantar oleh Peter menuju kediaman Braxton. Dalam perjalanan, Ivander dalam meeting online untuk membahas mengenai kerjasamanya dengan perusahaan jam tangan terkenal di New York. Aiko sesekali memberikan gagasan dan membuat Ivander tersenyum bangga. "Ternyata istriku memang cerdas. Tidak salah aku memilihnya menjadi sekertaris." Aiko terkekeh pelan menanggapinya. Obrolan obrolan kecil membuat suasana malam itu terasa lebih lama, Aiko sangat menikmati bagaimana Ivander merespon setiap ceritanya. Tak terasa hampir 30 menit perjalanan, Hannah dan Braxton suda

  • Love Me, Like I Do   Bab 39 - Resepsi Pernikahan

    Aiko telah selesai dirias dan siap menuju lokasi resepsi pernikahannya berlangsung. Ivander tidak berhenti menatap sang istri yang semakin memukau saat menggunakan gaun pernikahan rancangannya sendiri. "Rasanya aku tidak rela memperlihatkan kecantikanmu sore ini pada orang lain. Apakah bisa kita berdiam di kamar saja?" Rita terkekeh pelan saat mendengar sang tuan mengatakan hal tersebut, benar benar definisi cinta bisa mengubah segalanya. Ivander yang awalnya selalu kaku dan egois, benar benar bisa menjadi sosok pria yang lembut dan murah senyum. "Jangan tertawa Rita! Aku hampir saja menghabiskan waktu sore ini dengan Aiko jika tadi kau tidak membangunkan kami. Iyakan Ai?" Aiko menggeleng pelan mendengar ocehan Ivander yang sejak tadi tak berhenti. Ivander dan Aiko akhirnya sampai di halaman outdoor sebuah hotel. Aiko begitu takjub dengan dekorasi nuansa peach putih yang begitu manis dan elegan. Mic sudah bersiap dengan buket bunga di tangannya dan segera menghampiri Aiko.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status