Beranda / Romansa / Love You More (21+) / Kekacauan Terjadi (Bab 06)

Share

Kekacauan Terjadi (Bab 06)

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-22 18:08:58

Bella berlari cepat masuk ke dalam kamar, mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja kecil samping tempat tidur sambil mengawasi sekitar.

Tangannya gemetar hebat. Seluruh tubuh terasa dingin seperti es. Wajahnya memucat panik dengan detak jantung tak beraturan.

Ia terhentak kaget setiap kali terdengar suara benda dilempar dari arah luar. Air matanya mengalir deras membasahi wajah.

Sambil menghubungi seseorang, Bella memperhatikan keadaan di ruang kamarnya.

Tak berapa lama, telepon darinya diterima oleh seseorang dari ujung sambungan.

"Halo, kantor Polisi? Sa-saya ingin melaporkan penyerangan di rumah saya. Tolong datang Pak. Saya takut," ucap Bella dengan suara gemetar.

"Baik Bu, tenang dulu. Bisa Anda jelaskan bagaimana keadaan di sana? Anda ada di mana sekarang?"

"Saya ada di rumah Pak, tolong kirim bantuan ke sini. Alamatnya di komplek perumahan Permai Indah. Nomor rumah dua ratus satu. Blok G. Tolong secepatnya ke sini Pak. Saya takut."

"Tenang dulu Bu, bisa jelaskan kronologi kejadian? Apa Ibu punya musuh atau pernah bertengkar sebelumnya?"

Mendengar ucapan polisi yang seolah tak mempercayai laporannya, Bella membulatkan kedua mata lebar. "Pak, saya sedang diserang, bisa-bisanya Anda bertanya ini dan itu! Anda bisa datang atau gak?"

"Baik Bu, maaf. Saya akan mengirim tim saya ke sana. Untuk sementara waktu, Anda bisa berlindung di rumah tetangga Anda. Atau minta bantuan orang sekitar."

Bruk!

Tubuh Bella terhentak saat mendengar suara kencang dari luar. "Gak ada siapapun di sini Pak! Saya sendiri. Saya ada di dalam kamar dan saya tak berani keluar. Mereka menyerang saya dan berkumpul di luar rumah saya. Gimana caranya saya keluar?"

"Oke, baik laporan saya terima. Anggota Polisi akan secepatnya ke rumah Ibu."

Tut!

Bella mengakhiri telepon, meletakkan ponsel ke atas meja lalu berdiri dan berjalan mendekati jendela kamar.

Ia membuka tirai dan melihat orang-orang yang menyerang rumahnya mulai membubarkan diri saat keributan itu mengundang para warga keluar dari rumah.

Bella menghela napas lega, melangkah mendekati pintu lalu keluar dari kamar. Ia memberanikan diri melihat keadaan teras rumahnya yang berantakan.

"Bu Bella, Anda tidak apa-apa?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang diketahui sebagai RT setempat.

Bella mengangguk lirih, menahan tangisannya. "Saya gak apa-apa Pak. Saya cuma kaget dan takut."

Seorang wanita paruh baya merangkul Bella, membawanya melangkah keluar dari teras, keluar pagar.

"Tadi itu siapa Bu Bella?" tanya salah satu warga yang ikut mengusir sekelompok anak muda tadi.

"Iya Bu, apa Anda kenal dengan mereka?" tanya warga lain.

Bella menggeleng. "Gak Pak, saya gak kenal sama sekali sama mereka. Saya juga gak tahu mereka siapa. Saya takut Pak, Bu." Ia menjelaskan dengan suara gemetar hebat.

Para warga saling tatap dan mengangguk paham. Pak RT dan ibu-ibu lain membawa Bella ke tempat yang lebih aman.

"Untuk sementara, Anda bisa tinggal di rumah saya Bu Bella, sampai suasana tenang," tawar salah seorang warga.

"Gak usah Bu, biar malam ini dan seterusnya saya tidur di hotel saja. Saya takut para pemuda tadi menyerang saya lagi dan merusak rumah Ibu," tolak Bella dengan halus.

Ibu-ibu mengangguk setuju dengan ucapan Bella.

"Kira-kira mereka siapa ya? Apa Anda punya mereka punya dendam pribadi sama Anda?"

Bella bergeming dengan helaan napas panjang.

"Apa Anda mengalami masalah dengan seseorang akhir-akhir ini?" tanya ibu-ibu lain.

Bella masih bergeming, berpikir keras.

"Mungkin mereka orang suruhan. Mungkin Bu Bella memiliki musuh atau pernah berseteru dengan seseorang?"

"Kemungkinan begitu, gak mungkin mereka langsung datang tanpa sebab. Pasti ada sesuatu. Mungkin juga Bu Bella pernah berantem sama seseorang. Coba ingat-ingat dulu, Bu."

Deg!

Ingatan Bella tertuju pada mantan istri Anugrah yang datang ke rumah sakit kemarin sore. 'Apa mungkin semua ini ada hubungannya dengan mantan istri Mas Anugrah?' batinnya.

Setelah keributan berakhir, Polisi datang dan menginterogasi Bella. Para warga juga memberikan kesaksiannya pada Polisi.

***

Baru saja tiba di rumah, Anugrah mendapat telepon dari Bella_kekasih hatinya.

Ia menerima telepon tersebut setelah mematikan mesin mobil di garasi rumah mewahnya.

"Halo, Honey, ada apa? Aku baru saja sampai ke rumah. Kamu kangen ya? Nanti malam kan kita ketemu."

"Bukan Mas, aku menghubungi kamu cuma mau bilang, nanti malam kamu jangan ke rumah. Malam ini dan malam-malam berikutnya. Aku nginep di hotel."

Anugrah tersenyum simpul, "Oke, jadi malam ini dan malam berikutnya kita nginep di hotel? Kenapa? Kamu bosan sama suasana rumah?"

"Bukan Mas." Suara Bella terdengar parau.

Anugrah mengerutkan kening, mendengar suara kekasihnya serak. "Kamu kenapa Honey? Kamu sakit?" tanyanya khawatir.

"Gak Mas, aku gak sakit. Aku ... aku, tadi rumah aku di serang sekelompok orang Mas."

Kedua mata Anugrah membulat sempurna. "Diserang? Maksudnya gimana? Siapa yang nyerang kamu? Siapa?"

"Aku gak tahu Mas. Tiba-tiba aja mereka datang pas kamu baru pulang dari rumah aku. Mereka nyerang rumah aku. Menghancurkan pintu pagar, dan semua pot bunga. Mereka juga ngelempar aku pakai pisau, untung aja gak kena. Aku takut banget Mas."

Anugerah terhenyak kaget. Napasnya memburu dengan detak jantung tak karuan. "Mereka siapa? Kenapa mereka menyerangmu? Hah! Apa yang sebenarnya mereka inginkan?"

"Aku gak tahu Mas. Kata Polisi, kemungkinan motif mereka itu perampokan. Tapi Polisi belum bisa menyimpulkan. Sekarang aku ada di kantor Polisi. Kamu bisa datang ke sini gak Mas?"

Anugrah kembali menghidupkan mesin mobil. "Iya, bisa. Aku akan secepatnya ke sana. Kamu tunggu ya. Aku akan datang dan mencari tahu siapa mereka dan apa motif mereka melakukan itu."

"Iya Mas, makasih banyak ya. Aku tunggu kedatangan kamu."

Tut!

Telepon diakhiri oleh Bella.

Anugrah melajukan mobil yang baru saja masuk ke garasi rumah. Ia menatap ponsel dan menghubungi seseorang yang kemungkinan ada hubungannya dengan penyerangan tersebut.

Tak berapa lama, telepon darinya diterima oleh Yuli_mantan istrinya.

"Halo Mas, kenapa kamu menghubungi aku? Tumben. Kamu mau ngomong sama Anggun? Ini ada dia di samping aku," ujar Yuli.

"Jangan basa-basi! Aku tahu kamu berbohong! Kamu ada di Jakarta 'kan?Kamu pulang ke Indonesia dan sudah tinggal di sini! Iya 'kan? Kamu tidak lagi tinggal di luar negeri. Jangan membohongi aku!"

"Kamu ini ngomong apa sih Mas? Aku sama sekali nggak ngerti. Jelas-jelas aku ada di luar negeri dan aku sedang bersama dengan Anggun_anak kita. Kok kamu bisa nuduh aku begitu."

Anugrah mendengus emosi. " Aku tidak percaya dengan ucapanmu itu. Aku yakin kamu berada di Jakarta."

"Terserah kalau kamu nggak percaya. Mau aku Kirim buktinya sekarang? Lebih baik kita video call aja biar kamu ngeliat aku lagi ada di mana," tantang Yuli.

Telepon diubah ke mode video call.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nenamariana Mariana
alhamdulilah akhir nya bisa baca novel nya ka dita lg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Love You More (21+)   Tolong! (28)

    Bella semakin gelisah saat melihat mobil yang ditumpangi tidak kunjung sampai ke tempat tujuan.Berulang kali ia bertanya, tetapi jawaban supir tetap sama. Pria itu hanya memotong jalan agar lebih cepat sampai. Namun, Bella semakin ragu, karena jalanan yang dilewati benar-benar tidak ia kenal. "Tolong berhenti di sini saja Pak, saya mau pesan taksi lain." Bella melepas sabuk pengaman di pinggang lalu merogoh tasnya, mencari ponsel. Sang supir melirik, bukannya menghentikan laju kendaraan roda empat itu, ia justru membanting stir ke kanan, hingga guncangan keras pun terjadi. Tubuh Bella terhentak, ponsel di tangan terlepas dan jatuh ke kolong jok mobil. Bella meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang terbentur atap. "Apa yang Anda lakukan Pak? Anda kenapa?" Bella menatap wajah supir yang terlihat dingin. Matanya memerah dengan tatapan tajam ke arah Bella. Akhirnya Bella tahu ada yang tidak beres. Sepertinya ia dijebak. "Hentikan mobil ini!" teriaknya, memegang sandaran jo

  • Love You More (21+)   Kekhawatiran Anugrah (27)

    "Aku temani kamu ke kantor Polisi, ya.""Ngga usah Mas, aku bisa sendiri."Anugrah hanya menganggukkan kepala sedikit mendengar penolakan Bella. Siang ini dokter cantik itu akan mendatangi kantor polisi untuk memberikan kesaksian atas tuduhan malpraktek.Beberapa kali tawaran Anugrah ditolak oleh sang dokter. Ia merasa bisa pergi seorang diri, apalagi sudah ada dua pengacara yang disewa oleh kekasihnya.Bella memasukan beberapa barang yang tergeletak di atas meja ke dalam tasnya. Sesekali ia menarik napas panjang untuk meredakan perasaan gugup dan takut.Sebentar lagi dia akan berhadapan langsung dengan polisi yang menginterogasinya. Beberapa bukti tentang proses dan produser rumah sakit sudah disiapkan.Meskipun dia yakin akan menang, namun tidak dapat dipungkiri perasaan takut itu tetap ada."Aku sudah menyewa pengacara terbaik untuk mendampingimu di kantor polisi nanti," ucap Anugrah, yang sejak tadi berada di ruangan sang kekasih."Makasih, Mas. Kamu udah banyak bantu aku." Bella

  • Love You More (21+)   Rencana pembunuhan (26)

    "Bagaimana? Apa Bella pasti akan datang ke kantor Polisi?" "Dia tidak memiliki pilihan lain, Bos. Dia pasti akan datang ke kantor Polisi. Kemungkinan dia akan menyewa pengacara hebat untuk mendampinginya nanti.""Kalau begitu, kita ubah rencana.""Maksudnya?""Lenyapkan Bella. Buat seolah kematiannya karena kecelakaan. Setelah dia benar-benar sudah meninggal, aku akan kembali ke Indonesia dan mendekati Mas Anugrah lagi."Di dalam ruangan dengan udara apek yang menusuk hidung, dua orang anak buah Yuliana sedang berbicara dengan bos mereka di telepon.Salah satu anak buah Yuliana terdiam. Sedikit syok mendengar perintah bosnya yang berbeda dari rencana."Kalian bisa melakukannya kan? Atau perlu aku sewa pembunuh bayaran untuk melakukan tugas itu?" tanya Yuliana."Jangan Bos, kami bisa melakukannya. Bos tenang saja, kami akan melakukan semua yang Bos perintahkan." Lelaki yang memiliki tato di sekitar wajah, ketak

  • Love You More (21+)   Surat Panggilan Kepolisian (25)

    Dengan langkah kaki teratur, Bella menghampiri tiga pria berpakaian coklat di depannya. Sebisa mungkin ia menunjukkan wajah tenang, tak memperlihatkan ketakutan sama sekali."Selamat pagi, Bu Bella." Seorang polisi menghampiri Bella, mengulurkan tangannya ke depan wanita cantik itu. "Selamat pagi, Pak. Boleh kita bicara di sana saja." Bella menunjuk koridor di sebelah kanan, tempatnya sepi, dia akan terhindar dari perhatian orang-orang di rumah sakit.Ketiga polisi saling melempar pandang, kemudian menganggukkan kepala dan mengikuti langkah kaki Bella. Mereka berdiri di dekat pintu ruang kerja dokter cantik itu.Setelah merasa aman dari tatapan orang-orang, Bella mulai berbicara lagi dengan polisi di depannya, "Ada keperluan apa Anda datang ke sini Pak? Seingat saya, saya tidak pernah melakukan kejahatan."Seorang polisi mengeluarkan selembar kertas dari saku kemeja coklatnya. "Kedatangan kami ke sini untuk memberikan surat panggilan kepolisian pada Anda. Anda dilaporkan oleh saudar

  • Love You More (21+)   Kepolisian (24)

    Setelah malam panas terlewati. Paginya Bella merasa seluruh tubuh segar. Ia siap melewati semua masalah dengan kepercayaan diri yang penuh. Apapun yang terjadi, Anugrah akan selalu ada untuknya. Begitu kata-kata yang terus terngiang di telinga. Janji lelaki tampan itu bukan hanya menjadi penyemangat, tapi juga menjadi kekuatan besar untuknya. Bella memusatkan perhatian pada Anugrah, yang saat ini sedang menyiapkan sarapan di atas meja. Lelaki itu sangat tampan, meski usianya sudah tidak muda lagi. Tak ada celah sedikit pun untuk menyudahi kekagumannya pada Anugrah. Bella melangkah mendekati meja bundar lalu duduk. Melihat begitu cantik tataan makanan yang disiapkan oleh Anugrah sejak ia belum membuka mata. "Makasih, Mas," ucap Bella. Hanya itu yang bisa dia katakan, meskipun ia tahu semua tak sebanding dengan usaha sang kekasih untuk membahagiakannya. Anugrah tersenyum. Senyum yang begitu manis tersemat di bibir merah alaminya. "Bagaimana kwalitas tidurmu semalam?" Bella terdi

  • Love You More (21+)   Malam Panas ++ (23)

    "Tidak usah dipikirkan, semua masalah pasti akan selesai." Anugrah berbisik lembut. Napasnya yang harum, menyapu bulu-bulu halus di sekitar tengkuk Bella. Wanita cantik itu memejamkan mata, menikmati hangatnya hembusan napas Anugrah. "Aku hanya takut masalahnya berlarut," gumam Bella pelan. Masih memejamkan kedua matanya. Anugrah mengeratkan pelukan. Memberi kehangatan untuk wanitanya. Tubuh kekar Anugrah, menjadi tempat sandaran ternyaman yang membuatnya tenang. Kemesraan di dalam kamar hotel itu sedikit terusik saat bunyi ketukan pintu terdengar. Anugrah berdiri, mendekati pintu dan membukanya. Seorang laki-laki mengantarkan makan malam pesanan Anugrah. "Terima kasih." Anugrah kembali mendekati ranjang dan menyiapkan makanan untuk wanitanya. Dengan malas, Bella mendekati meja dan menyantap makan malamnya. "Makan yang banyak, kamu membutuhkan tenaga untuk bekerja di rumah sakit," senyum Anugrah. Bella mengangguk pelan, kurang bersemangat. Seakan ia tahu kariernya akan hancur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status