Beranda / Romansa / Love You More (21+) / Tiba-tiba Diserang (Bab 05)

Share

Tiba-tiba Diserang (Bab 05)

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 19:31:52

Selesai bercinta di dalam kamar mandi, keduanya melanjutkan peraduan peluh itu di atas ranjang berukuran king size.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, ketika suara desahan dan lenguh memenuhi ruang sunyi dengan pencahayaan temaram itu.

Anugrah melakukan tugasnya dengan baik, memberi kenikmatan tak tertahankan pada Bella yang berada di di atas tubuhnya.

Beberapa kali mereka mengulang dengan berbagai gaya, hingga permainan panas itu tetap dimenangkan oleh sang Direktur yang tersenyum puas sambil mengatur napas terengah.

"Kamu luar biasa, Honey," puji Anugrah, menghargai kerja keras Bella untuk membuatnya puas setiap saat.

Bella turun dan duduk di samping kekasihnya sambil menarik selimut, kemudian berbaring. "Aku gak ada apa-apanya dibandingkan kamu, Mas." Ia memiringkan posisi tidur, menatap sang kekasih lekat. "Kamu luar biasa. Makasih ya."

Sang Direktur menenggelamkan Bella dalam pelukan hangat, mengecup mesra puncak kepala kekasihnya dengan lembut dan penuh kasih. "Aku tidak ada apa-apanya dengan laki-laki yang usianya di bawahku. Aku hanya laki-laki tua yang beruntung bisa mendapatkan cinta dari daun muda"

Bella memicingkan mata dengan kedua alis yang saling bertautan. "Mulai deh membandingkan diri kamu sama laki-laki lain. Nanti ujung-ujungnya kamu cemburu sendiri, gak jelas banget," dengkusnya.

Anugrah tersenyum kecil, menganggukkan kepala pelan. Mengakui kalau dia memang sering cemburu, apalagi kalau melihat Dokter laki-laki di rumah sakit yang masih muda dan tampan. Sementara dia hanya laki-laki berumur yang beruntung mendapatkan Bella, karena usia mereka terpaut cukup jauh.

"Aku merasa beruntung memiliki kamu, Honey," ucap Anugrah mengecup kening Bella lembut, penuh kasih.

"Aku juga beruntung dapat laki-laki yang baik seperti kamu Mas. Yang memiliki pemikiran dewasa, dan mau menyayangi aku dengan tulus." Bella membenamkan wajahnya di dada bidang Anugrah. "Baru kali ini aku merasa sangat dicintai."

"Kalau aku boleh tahu, kenapa kamu mau menerimaku? Bukannya banyak laki-laki yang mau menjadi kekasihmu? Kamu wanita yang nyaris sempurna. Semua yang diinginkan oleh wanita di luar sana, ada padamu, tapi kenapa kamu mau menerima aku yang hanya duda anak satu?"

"Karena kamu ngejar aku terus," jawab Bella jujur.

Anugrah nyaris tertawa mendengar jawaban yang lolos begitu saja dari mulut kekasihnya. "Begitu?"

Bella mengangguk yakin. "Iya, andai kamu gak ngejar aku terus. Gak berjuang segitunya buat dapatin aku, gak mungkin aku luluh. Kebanyakan dari laki-laki itu gengsi. Kalau aku udah nolak, mereka gak akan ngejar. Beda sama kamu."

Anugrah terdiam. Lagi-lagi dia harus mengakui kegilaannya. Ya, sudah beberapa kali Bella menolak dan menjauh, tetapi dengan kepercayaan diri tingkat Dewa, dia tetap mengejar Bella, hingga akhirnya semua usaha itu berbuah manis.

"Yang penting sekarang aku berhasil mendapatkan kamu," kekeh Anugrah, mengecup helaian rambut hitam Bella yang wangi dan lembut.

"Iya, mangkanya jangan bilang ... aku ketuaan buat kamu. Kamu pantasnya sama ini-itu." Bella menirukan gaya bicara Anugrah yang diimprovisasi agak menyebalkan.

Anugrah terkekeh pelan. "Kadang jiwa insecure itu muncul tiba-tiba Honey. Entah mengapa. Mungkin faktor usia."

"Iya tahu usia kamu udah gak muda lagi, tapi kalau dilihat dari wajah dan bentuk badan, kamu masih kelihatan seperti usia tiga puluh tahun kok," kata Bella, sedikit memuji.

"Masa sih?" Anugrah mengerutkan kening.

Bella berdecak. Melepas pelukan hangat itu sesaat untuk memastikan ucapannya benar. Ia menatap wajah tampan kekasihnya lekat. "Iya Mas, kamu kelihatan seperti usia tiga puluh tahun. Jadi gak usah insecure atau apapun. Ya."

Anugrah mengangguk pelan. "Terima kasih untuk pujiannya." Ia mengecup kening sang kekasih lembut, memejamkan mata. "Aku akan secepatnya menikahimu."

Deg!

Ucapan yang keluar dari mulut Anugrah, sukses membuat hati Bella berbunga-bunga. "Bener Mas?"

Anugrah mengangguk yakin. "Iya, aku akan menikahimu. Secepatnya."

Bella tersenyum simpul, kembali membenamkan wajahnya di dalam pelukan sang Direktur. "Aku tunggu lamaran kamu, Mas."

"Secepatnya, Honey."

Pelukan Anugrah semakin erat, hangat. Ia merapatkan tubuh Bella di dalam dekapan, hingga wanita cantik itu dapat mendengar detak jantung sang kekasih.

Dug! Dug! Dug!

Suara jantung Anugrah terdengar merdu di telinga Bella, seperti alunan musik yang mengantarnya ke alam mimpi.

***

Setelah malam panas berakhir, Anugrah berpamitan pulang ke rumah. Bahkan di saat Bella belum selesai memasak sarapan untuk mereka berdua.

Anugrah berpamitan dengan alasan begitu banyak pekerjaan yang menumpuk di ruang kerja. Padahal hari ini adalah hari libur mereka.

Bella yakin ada alasan lain, entah apa. Namun, tak banyak yang bisa dilakukan olehnya, meski dia ingin menahan kepergian laki-laki itu.

"Aku harus pergi, Honey." Anugrah berpamitan di ruang makan sambil menatap jam tangan dengan gerakan tergesa-gesa.

Bella mengantarnya sampai ke pintu. Berdiri dan menerima kecupan mesra sang kekasih untuk kesekian kali. Dan juga mendengar kata i love you.

"Aku pulang, jangan ngambek, hmm," ucap Anugrah lembut.

Bella mengangguk pasrah. Wajahnya terlihat kecewa, karena baru saja dia ingin menunjukan skill memasaknya pada Anugrah. Meski laki-laki itu sudah tahu dia wanita paket komplit.

"Hati-hati Mas," ucap Bella dengan tatapan manja.

Anugrah tersenyum, kembali mendaratkan kecupan di kening, hidung dan turun ke bibir. "Jangan ngambek. Aku pasti datang lagi. Hari ini 'kan hari libur, nanti malam aku datang lagi, hm."

Bella menghela napas lesu. "Itu kamu tahu hari ini hari libur, kenapa kamu pulang? Emang kerjaannya gak bisa dikerjain malam aja?"

"Justru kalau malam, aku ingin berduaan denganmu. Aku tidak ingin ada sesuatu yang mengganjal pikiran. Nanti malam aku ke sini lagi, ya."

Dengan berat hati, Bella mengangguk pelan. Namun tetap berat ditinggalkan oleh kekasihnya. Entah karena apa, ia merasa ingin berada di sisi Anugrah sepanjang hari libur.

"Aku pulang," kata Anugrah, melepas kedua tangan Bella yang melingkar di pinggang.

Bella menghela napas lesu. "Janji ya, malam ini kamu datang." Ia tatap Anugrah dalam.

"Iya, Honey," senyum pria tampan itu, ia melangkah mendekati mobil sambil melambaikan tangan dan masuk.

Bella menatap mobil hitam mewah itu tanpa berkedip, berharap kekasihnya turun dan kembali memeluk erat. Membawanya masuk ke kamar dan mengunci pintu.

Seharian berada di kamar pun dia mau.

"Bye, Mas!" seru Bella saat mobil itu benar-benar pergi dari garasi rumah.

"Aku pasti datang lagi, Honey," ucap Anugrah dari kaca jendela mobil. "Tunggu nanti malam."

Bella mengangguk lesu. Perlahan memutar tubuh setelah mobil sang kekasih menghilang dari pandangan. "Aku tunggu, Mas!"

Ia kembali masuk ke rumah dan menutup pintu. Namun, baru beberapa langkah menjauh dari ruang tamu, ia mendengar suara deruman motor dari luar.

Brak!

Bella terhenyak kaget saat mendengar suara seseorang seperti merobohkan pintu pagar.

Dengan cepat dia berlari mendekati jendela, membuka tirai dan melihat sekelompok anak muda merusak pintu pagar rumahnya.

"Hey! Kalian siapa?" teriak Bella, memutar gagang pintu lalu membukanya.

Tak!

Sebuah pisau tajam melayang, nyaris mengenai kepala wanita cantik itu. Ia terhenyak kaget, buru-buru menutup pintu dan berlari masuk ke dalam rumah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Love You More (21+)   Serba salah (Bab 11)

    Meski tak mendapatkan persetujuan dari keluarga pasien, Bella tetap akan melakukan operasi secar, karena kondisi pasien kali ini benar-benar membutuhkan pertolongan secepatnya. "Siapkan ruang operasi secar sekarang!" titah Bella pada perawat. "Tapi Dok, suami pasien menolak operasi secar. Apa kita tunggu saja sampai suami pasien datang? Bagaimana, Dok?" "Suami pasien ada di mana?" "Dia sedang pergi, Dok. Sudah beberapa jam tapi belum datang lagi." Bella membuang napas panjang. "Tidak ada pilihan, karena kondisi pasien sudah melemah. Kita harus secepatnya melakukan tindakan operasi secar untuk menyelamatkan pasien." "Kalau ada yang melaporkan, gimana Dok?" Perawat terlihat cemas. Kejadian seperti ini baru pertama terjadi di rumah sakit, dimana ... keluarga pasien menolak memberi ijin pada Dokter agar melakukan tindakan secepatnya. Bella terdiam. Tatapannya beralih pada lantai. Ia berpikir keras, tahu resiko yang akan diambil. Kondisi pasien yang semakin melemah, membua

  • Love You More (21+)   Rencana (Bab 10)

    Selesai berbagi kehangatan di atas ranjang. Paginya Anugrah bersiap-siap untuk kembali beraktivitas. Bukan hanya sang Direktur. Bella yang juga bekerja di rumah sakit sebagai Dokter Kandungan, mulai bersiap untuk menjalankan aktivitas seperti biasa. Bella sudah berpenampilan rapi, menggunakan kemeja panjang pink muda dengan bawahan rok span selutut. Sedangkan Anugrah menggunakan jas biru tua pilihan Bella yang memang ada di dalam koper. "Kita sarapan dulu," kata Anugrah mengajak kekasihnya keluar dari kamar hotel. Mereka sengaja tak meminta pelayanan hotel yang biasa mengantar sarapan, karena ingin sarapan di luar. Keduanya melangkah beriringan menuruni bangunan hotel bintang lima tersebut, menuju parkiran. "Kamu mau sarapan apa?" tanya Anugrah setelah mereka sampai di tempat parkir. Ia membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. "Sarapan bubur ayam aja, Mas. Kita ke tukang bubur ayam langganan aku." Bella masuk setelah melihat anggukkan kepala setuju pria tampan itu. Anugrah

  • Love You More (21+)   Bermalam di Hotel 21+ (Bab 09)

    Malam harinya setelah selesai menyantap makan malam di restoran hotel bintang lima, yang menjadi tempat tinggal sementara. Bella dan sang kekasih kembali ke kamar hotel. Keduanya duduk di balkon kamar sambil menikmati pemandangan indah langit gelap berselimut bintang. "Terima kasih untuk hari ini," ucap Bella sambil menatap Anugrah. "Kamu meluangkan waktu satu hari full untukku. Padahal aku tahu kamu sibuk." Anugrah membalas tatapan itu dengan senyuman. Senyum hangat yang menggetarkan hati Bella. Ia sangat mencintai pria itu, pria yang selalu ada untuknya selama beberapa bulan ini. Namun sayang, kisah cinta yang dia pikir mulus ternyata penuh lika-liku. Siapa yang menyangka, kalau mantan istri Anugrah belum sepenuhnya menerima perceraian mereka. "Mas," panggil Bella. Ada sesuatu yang mengganjal pikiran, dan sudah sejak lama ingin dia tanyakan pada sang kekasih. "Ya, ada apa?" Anugrah meraih jemari lentik Bella yang berada di atas meja. Ia tatap wanitanya dengan penuh kasih sa

  • Love You More (21+)   Galau (Bab 08)

    Setibanya di kamar hotel, Bella melangkah lesu mendekati ranjang. Ia duduk di sudut kasur empuk itu dengan wajah tak bersemangat. Rasa lelah yang menguasai seluruh tubuh bukan berasal dari aktivitas seharian, namun lelah itu muncul karena ketegangan pikirannya. "Aku pesan makanan untukmu ya," ucap Anugrah sambil meletakkan tas tenteng Bella ke atas meja kecil di samping tempat tidur. Ia menatap wajah kekasihnya yang terlihat murung. Mungkin satu gelas susu panas dan makanan ringan bisa membuat mood Bella kembali, pikirnya. Bella menarik napas panjang lalu melirik sang Direktur. "Aku gak mood makan Mas. Aku mau mandi dulu." Ia berdiri, melangkah gontai mendekati kamar mandi lalu masuk. "Aku tetap pesan makanan. Kamu pasti belum makan, Honey," seru Anugrah sebelum Bella menutup pintu kamar mandi rapat-rapat. Tak ada sahutan, hanya terdengar suara kucuran air shower yang dibuka oleh Bella. Meskipun Bella menolak, Anugrah tetap memesan makanan ringan dan berat pada resepsionis h

  • Love You More (21+)   Melapor Polisi (Bab 07)

    "Kamu ngomong apa sih Mas! Aku masih ada di luar negeri. Jangan asal bicara!" Yuli meninggikan suaranya, tak terima mendengar tuduhan mantan suami. "Aku tahu kau berbohong! Coba tunjukkan kalau memang kau ada di luar negeri!" "Aku memang ada di luar negeri bersama Anggun." Yuli mengubah mode telepon menjadi mode video call. Ia memperlihatkan apartemen di luar negeri dan posisinya yang tengah duduk berdua dengan sang anak. Anugrah hanya diam sambil memperhatikan mantan istri dan anaknya. "Hay, Pa. How are you?" sapa Anggun sambil melambaikan tangan di depan layar ponsel. Anak satu-satunya mantan pasangan itu, tersenyum simpul pada ayahnya. "Sekarang kamu percaya kan? Aku gak bohong. Aku ada di luar negeri dan aku belum pulang ke Indonesia. Untuk apa aku berbohong? Lagi pula, aku gak punya urusan apapun di sana, buat apa aku pulang." Yuli mempertegas ucapannya dengan wajah dingin. Senyum yang terukir di wajah ibu beranak satu itu, terlihat kecut. "Kalau kamu nelpon aku cuma unt

  • Love You More (21+)   Kekacauan Terjadi (Bab 06)

    Bella berlari cepat masuk ke dalam kamar, mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja kecil samping tempat tidur sambil mengawasi sekitar. Tangannya gemetar hebat. Seluruh tubuh terasa dingin seperti es. Wajahnya memucat panik dengan detak jantung tak beraturan. Ia terhentak kaget setiap kali terdengar suara benda dilempar dari arah luar. Air matanya mengalir deras membasahi wajah. Sambil menghubungi seseorang, Bella memperhatikan keadaan di ruang kamarnya. Tak berapa lama, telepon darinya diterima oleh seseorang dari ujung sambungan. "Halo, kantor Polisi? Sa-saya ingin melaporkan penyerangan di rumah saya. Tolong datang Pak. Saya takut," ucap Bella dengan suara gemetar. "Baik Bu, tenang dulu. Bisa Anda jelaskan bagaimana keadaan di sana? Anda ada di mana sekarang?" "Saya ada di rumah Pak, tolong kirim bantuan ke sini. Alamatnya di komplek perumahan Permai Indah. Nomor rumah dua ratus satu. Blok G. Tolong secepatnya ke sini Pak. Saya takut." "Tenang dulu Bu, bisa jelaskan k

  • Love You More (21+)   Tiba-tiba Diserang (Bab 05)

    Selesai bercinta di dalam kamar mandi, keduanya melanjutkan peraduan peluh itu di atas ranjang berukuran king size. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, ketika suara desahan dan lenguh memenuhi ruang sunyi dengan pencahayaan temaram itu. Anugrah melakukan tugasnya dengan baik, memberi kenikmatan tak tertahankan pada Bella yang berada di di atas tubuhnya. Beberapa kali mereka mengulang dengan berbagai gaya, hingga permainan panas itu tetap dimenangkan oleh sang Direktur yang tersenyum puas sambil mengatur napas terengah. "Kamu luar biasa, Honey," puji Anugrah, menghargai kerja keras Bella untuk membuatnya puas setiap saat. Bella turun dan duduk di samping kekasihnya sambil menarik selimut, kemudian berbaring. "Aku gak ada apa-apanya dibandingkan kamu, Mas." Ia memiringkan posisi tidur, menatap sang kekasih lekat. "Kamu luar biasa. Makasih ya." Sang Direktur menenggelamkan Bella dalam pelukan hangat, mengecup mesra puncak kepala kekasihnya dengan lembut dan penuh kasih

  • Love You More (21+)   Masih Perawan 21+ (Bab 04)

    Napas terengah Anugrah terdengar. Hembusannya menyapu kulit mulus Bella yang tengah berada di bawah kungkungan sang Direktur. Bella menatapnya lekat. Bibirnya terkunci, tak bisa mengatakan sepatah katapun, atau menolak. Ajakan bercinta itu membuat desir darah Bella mengalir deras, mengantarkan hangat ke seluruh tubuh. Kecupan nakal bibir Anugrah menjelajahi setiap inci jenjang leher Bella yang wangi dan bersih. Puas menikmati harum lembut kulit leher, kecupan Anugrah turun ke bagian dada, membuat tubuh Bella menggeliat liar. Ia tahu semua yang dilakukan salah! Namun sialnya, hasrat di dalam tubuh seolah menerima dan menginginkan lebih dari sekedar ciuman panas. "Emh!" desah tak tertahan lolos dari mulut Bella saat Anugrah melumat bulatan ranum buah dada yang tegang. "Mas!" racaunya pelan. Mencoba untuk diam, namun suara lenguh itu keluar begitu saja. Yang dilakukan Anugrah sukses membuat Bella kehilangan akal sehat. Ingin terus merasakan sentuhan lebih liar lagi. Pri

  • Love You More (21+)   Flashback 21+ (Bab 03)

    Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Bella lebih banyak diam dan menatap pemandangan malam dari luar jendela. Sementara di sampingnya, Anugrah tampak fokus mengendarai mobil sambil memikirkan, 'Apa benar Yuli mendatangi kekasihnya?' karena seingat sang Direktur, mantan istrinya itu berada di luar negeri bersama anak mereka. Ditatapnya wanita Kesayangan yang melamun sambil menyandarkan kepala di kaca jendela mobil. "Tidurlah, kalau sudah sampai, aku bangunin kamu." Ia belai rambut hitam panjang dan lembut itu. Samar-samar ia mendengar helaan napas panjang Bella, yang mengabaikan ucapannya. Ia mulai menangkap adanya kekesalan yang ditunjukkan sang kekasih, mungkin karena pertemuan tidak mengenakan tadi. "Aku benar-benar tidak tahu dia sudah kembali ke Indonesia," kata Anugrah, menyesal karena tidak berada di samping Bella tadi. Dokter kandungan itu menoleh, "Aku tahu Mas. Ini semua bukan salah kamu. Aku hanya merasa sakit hati karena mantan Istrimu mengatakan aku pelakor." Keni

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status