Share

Kesalahan yang manis

Rania adalah seorang vokalis dalam sebuah band yang dibentuk sejak ia duduk di bangku SMA. Hingga saat ini dia kuliah, Rania masih aktif menjadi vokalis. 

Rania dan Putra bertemu di salah satu kafe di daerah Jakarta. Saat itu, Putra sedang makan, dan Rania tampil di kafe yang sama. Rania dan band nya cukup banyak tawaran untuk tampil di berbagai kafe atau acara-acara live music lainnya. 

Pertemuan Rania dan Putra terjadi saat Rania pergi ke toilet. Dan saat bersamaan, Putra juga pergi ke toilet. Rania sedang buru-buru karena lima menit lagi dia akan tampil. 

Rania berjalan cepat menuju toilet dengan sedikit merundukkan kepalanya karena membetulkan kancing bajunya yang tengah lepas. 

Putra keluar dari toilet dan tanpa sengaja, Rania dan Putra menabrak satu sama lain. 

“Ah ...., maaf,” ujar Putra. 

“Tidak apa-apa, saya juga salah taxi jalan enggak lihat-lihat,” sahut Rania. 

Mereka kembali pada kepentingannya masing-masing. Rania pergi ke toilet, sementara Putra kembali ke meja nya. Lima menit kemudian, pemandu acara memanggil band yang akan tampil selanjutnya. Yaitu Rania dan teman-temannya. 

Rania pun naik ke atas panggung kecil yang telah di dekor dengan menarik oleh pihak kafe. Rania tampil dengan begitu cantik dan anggun, suaranya pun enak di dengar. Putra suka dengan suara Rania.

Putra adalah seorang mahasiswa aktif di kampusnya. Setiap ada acara yang di adakan di kampusnya, Putra turut menjadi panitia di acara-acara sebelumnya. Ketertarikan Putra pada band yang sedang tampil di kafe itu, membuatnya bertanya pada salah satu pelayan di kafe tersebut. 

“Mas ....,” Putra memanggil salah satu pelayan laki-laki yang sedang melintas di depannya. 

“Iya, Mas ada apa?” tanya pelayan kafe.

“Mas tahu, kalau saya mau kontak band yang sedang tampil di depan itu, ke mana ya?” tanya Putra.

“Oh itu, Mas bisa temui Manager kafe ini yang sedang berdiri di pojok sana Mas,” pelayan itu menunjuk salah satu laki-laki yang sedang berdiri di dekat pintu masuk kafe. 

“Baik kalau begitu, terima kasih.”

Putra pun menghampiri Manager kafe itu dan bertanya-tanya soal band yang sedang tampil itu. 

Putra berhasil meminta nomor salah satu personel band itu yang bernama Rania. 

~~~

Satu minggu kemudian, Putra hendak pergi menemani Rio ke klub malam. Walaupun Putra tidak biasa pergi ke tempat seperti itu, is terpaksa ikut karena hari itu Rio sedang berulang tahun.

Sesampainya di sana, Putra risih dengan banyaknya wanita yang memakai pakaian seksi. Rio merangkul Putra dan bilang, “Udahlah, santai aja Put.” 

“Hai Rania,” sapa Rio. 

Seketika Putra melamun ketika melihat Rio yang menyapa perempuan yang satu minggu bertemu dengannya.

“Loh, kamu?” Rania menunjuk ke arah Putra. 

“Kalian udah saling kenal?” tanya Rio. 

“Enggak, kita juga baru ketemu minggu lalu di kafe Trinity, iya kan?” 

“Ah ...., iya betul Yo.”

“Ya udah, kalian ngobrol-ngobrol deh ya, gue ke sana dulu,” Rio membiarkan Putra dan Rania duduk bersebelahan. 

Putra tidak menyangka bahwa Rania pergi ke tempat seperti ini. Pakaian yang dikenakan Rania juga sedikit terbuka. Namun wajah cantik Rania, membutakan Putra pada pergaulan Rania yang seperti itu. 

Setelah hampir satu jam mereka berbincang, Rania mulai mabuk berat dan ia sesekali menyenderkan kepalanya dibahu Putra.

Malam semakin larut, Putra pamit pulang pada Rio. Tapi Rio melihat Rania yang mabuk berat sehingga ia meminta Putra untuk mengantar Rania pulang.

 

Dengan terpaksa lagi, Putra mengantar Rania pulang. Putra juga tidak tega melihat perempuan pulang sendiri dalam keadaan mabuk. 

Putra mengantar Rania pulang ke kost nya. Rania saat itu mabuk berat sehingga ia sering terjatuh saat berjalan. Putra menggendong Rania dan menidurkannya di atas ranjang. 

Tapi saat Putra akan pulang, Rania menarik tangan Putra dan meminta Putra menemaninya malam itu. 

Rania yang terus menarik tangan Putra, membuat Putra terjatuh ke atas tubuh Rania. Mereka saling menatap satu sama lain. 

Dan, Putra tidur dengan Rania di malam pertemuan kedua mereka.

~~~ 

Matahari telah terbit. Pagi itu, Putra masih tertidur lelap di atas ranjang Rania. Ia terbangun saat Rania duduk di samping Putra dengan membawakannya segelas minuman teh hangat. 

Putra terkejut dengan adanya Rania di sampingnya. 

“Udah, enggak usah takut. Anggap saja kita tidak melakukan apa-apa semalam,” ujar Rania. 

“Aku yang salah Ran, maaf.”

“Aku juga salah Put, kan aku yang minta kamu buat nemenin aku.”

“Kamu enggak usah khawatir, aku pasti tanggung jawab dengan apa yang udah aku lakuin sama kamu,” ujar Putra. 

“Udahlah, enggak usah. Toh aku juga udah enggak perawan kan. Jadi, ini adalah pertemuan kita yang pertama dan terakhir. Oh ya, nanti kunci disimpan di bawah rak sepatu depan aja ya.”

Rania meletakkan minuman di atas meja yang berada di samping Putra lalu ia pergi. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status