Love contract: Perjodohan tak terduga

Love contract: Perjodohan tak terduga

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-08
Oleh:  Aurellia Fredicia On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
167Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kirana Ardiani, seorang gadis SMA yang mandiri dan cuek, tiba-tiba terjebak dalam sebuah program perjodohan sekolah bernama Love Contract. Program ini mempertemukan beberapa siswa secara acak untuk menjalani tantangan bersama selama satu semester. Yang lebih mengejutkan, Kirana dipasangkan dengan Revan Pradipta, kapten tim basket yang terkenal dingin dan tidak banyak bicara. Awalnya, Kirana sangat menentang perjodohan ini, apalagi Revan tampak tidak tertarik sama sekali. Namun, seiring berjalannya waktu, berbagai tantangan yang mereka hadapi bersama mulai mengubah pandangan mereka satu sama lain. Di tengah kebingungan perasaan, konflik persahabatan, dan rahasia masa lalu yang mulai terungkap, akankah Kirana dan Revan tetap bertahan dalam Love Contract ini? Atau justru menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar perjodohan sekolah?

Lihat lebih banyak

Bab 1

bab 1

Langit cerah di atas SMA Grahadi, menandakan hari yang cukup menyenangkan bagi para siswa yang baru memulai tahun ajaran baru. Aula sekolah penuh dengan suara riuh rendah para murid yang sedang berbincang. Beberapa asyik bercanda, sementara yang lain sibuk mencari tempat duduk untuk acara pembukaan tahun ajaran.

Di antara mereka, seorang gadis berambut panjang dengan wajah manis tengah duduk sambil menopang dagunya. Kirana Ardiani, siswa kelas 11 yang terkenal cerdas dan mandiri, tampak tidak terlalu tertarik dengan suasana ramai di sekitarnya.

"Kirana! Lo kenapa diem aja? Harusnya lo semangat, kita udah naik kelas, nih!" ujar Nadine, sahabatnya, sambil menggoyangkan bahunya.

Kirana menghela napas. "Nggak tahu, Nad. Kayaknya perasaanku nggak enak dari tadi pagi."

"Yah, lo kebanyakan mikir! Udahlah, enjoy aja!" Nadine menepuk pundaknya dan kembali berceloteh tentang murid-murid baru yang masuk tahun ini.

Acara pun dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah. Namun, Kirana tidak terlalu memperhatikan. Ia sibuk memikirkan firasat aneh yang mengganggu pikirannya sejak pagi.

Saat acara hampir selesai, tiba-tiba seorang guru naik ke panggung dan mengambil mikrofon.

"Ada satu pengumuman penting sebelum kita semua kembali ke kelas masing-masing," kata Bu Rina, guru BK yang terkenal disiplin. "Hari ini, sekolah kita akan memulai sebuah program baru bernama Love Contract."

Seluruh aula langsung dipenuhi gumaman penasaran.

"Love Contract? Apaan tuh?" Nadine berbisik.

Bu Rina melanjutkan, "Ini adalah program khusus di mana beberapa siswa akan dipilih untuk mengikuti sistem perjodohan sekolah. Ini bertujuan untuk membangun kebersamaan, kerja sama, dan komunikasi yang lebih baik antar siswa."

Mata Kirana membelalak. Perjodohan? Di sekolah? Apa-apaan ini?

"Tentu saja, perjodohan ini hanya berlaku selama satu semester dan akan diawasi oleh guru BK. Pasangan yang dipilih harus menjalani berbagai tantangan dan aktivitas bersama."

Kirana menggeleng tak percaya. Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketika Bu Rina mulai menyebut nama-nama siswa yang terpilih.

"Pasangan pertama: Kirana Ardiani dan—"

Jantung Kirana berdegup kencang.

"—Revan Pradipta."

Seisi aula langsung heboh.

Revan Pradipta, cowok dingin dan cuek yang terkenal sebagai kapten tim basket.

Kirana membeku. Ia menoleh ke arah Revan yang duduk di seberang aula. Cowok itu menatapnya sekilas dengan ekspresi datar, sebelum mengalihkan pandangan seolah tidak peduli.

Nadine langsung berbisik, "Gila, Kirana! Lo dijodohin sama Revan? Ini bakal jadi semester yang seru!"

Tapi Kirana hanya bisa menatap kosong ke depan.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Kirana masih terpaku di tempatnya, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Namanya dipasangkan dengan Revan Pradipta? Itu sama saja seperti menjodohkan api dan es—tidak akan pernah cocok!

Sementara itu, suasana di aula masih ramai dengan suara bisik-bisik dan beberapa siswa yang bersorak karena penasaran. Revan sendiri tampak santai, bahkan tidak menunjukkan ekspresi terkejut sama sekali.

Nadine, yang duduk di sebelah Kirana, menahan tawa. “Kir, ini beneran kejadian, loh! Lo dijodohin sama the most wanted boy di sekolah ini!”

Kirana menoleh dengan tatapan tajam. “Ini bukan lucu, Nad! Ini gila. Kenapa harus gue? Kenapa bukan cewek lain aja?”

Belum sempat Nadine menjawab, Bu Rina kembali berbicara.

“Baiklah, bagi pasangan yang sudah diumumkan, setelah acara ini selesai, silakan ke ruang BK untuk penjelasan lebih lanjut.”

Kirana ingin menolak, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain. Ia hanya bisa menghela napas panjang.

Setelah acara berakhir, Kirana berjalan menuju ruang BK dengan langkah berat. Di depan pintu, ia melihat Revan sudah berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana seragamnya.

Tanpa berkata apa-apa, cowok itu melirik sekilas ke arahnya, lalu masuk ke dalam ruangan lebih dulu. Kirana mendecak kesal. Sok cool banget sih anak ini.

Di dalam ruangan, Bu Rina sudah menunggu dengan senyum ramah.

“Silakan duduk, kalian berdua.”

Kirana duduk dengan enggan, sementara Revan tetap dengan ekspresinya yang datar.

“Jadi, seperti yang kalian tahu, kalian telah dipilih sebagai salah satu pasangan dalam program Love Contract.”

Kirana langsung angkat tangan. “Bu, saya mau protes. Saya nggak setuju dengan program ini.”

Bu Rina tersenyum. “Saya sudah menduga kamu akan mengatakan itu, Kirana. Tapi ini sudah keputusan sekolah. Tidak ada yang bisa mundur, kecuali dengan alasan yang benar-benar kuat.”

“Tapi, Bu—”

“Saya sarankan kamu mencoba dulu.”

Kirana mendesah, merasa usahanya sia-sia. Ia melirik ke samping, berharap Revan akan mengatakan sesuatu. Tapi cowok itu tetap diam, seperti tidak peduli dengan situasi ini.

Bu Rina kemudian menyerahkan selembar kertas berisi aturan program Love Contract.

“Aturan pertama, kalian harus menghabiskan waktu bersama setidaknya lima jam dalam seminggu, baik di sekolah maupun di luar sekolah.”

“Aturan kedua, kalian harus mengikuti tantangan yang diberikan setiap minggunya.”

“Aturan ketiga, tidak boleh ada yang mundur sebelum program ini selesai.”

Kirana membelalakkan mata. “Lima jam dalam seminggu?! Gimana kalau saya sibuk?”

“Ya, kalian harus cari waktu. Itu bagian dari tantangannya.”

Kirana ingin protes lagi, tapi Bu Rina mengangkat tangan, memberi isyarat bahwa diskusi sudah selesai.

“Baiklah, mulai hari ini, kalian adalah pasangan resmi dalam Love Contract. Jangan lupa untuk mengambil tantangan pertama kalian besok pagi di ruang BK.”

Kirana menatap kertas aturan itu dengan wajah muram. Ini pasti akan jadi semester paling menyebalkan dalam hidupku.

Di sebelahnya, Revan hanya berdiri, memasukkan tangan ke saku dan berkata datar, “Gue harap lo nggak bikin ini lebih ribet dari yang udah ada.”

Kirana menoleh dengan tatapan tajam. “Harusnya gue yang ngomong gitu.”

Revan hanya mengangkat bahu dan berjalan keluar ruangan.

Kirana meremas kertas di tangannya. Ini belum apa-apa, tapi ia sudah bisa merasakan bahwa perjodohan ini akan membawa banyak masalah.

Setelah keluar dari ruang BK, Kirana berjalan dengan langkah cepat, mencoba mengabaikan semua tatapan penasaran siswa lain. Sayangnya, di lorong, Nadine sudah menunggunya dengan ekspresi penuh semangat.

“Jadi, gimana rasanya dijodohin sama Revan?” Nadine bertanya sambil tersenyum menggoda.

Kirana mendesah frustasi. “Rasanya kayak mimpi buruk.”

Nadine tertawa. “Masa sih? Semua cewek di sekolah ini pasti pengen ada di posisi lo.”

“Terserah. Yang jelas, gue nggak mau ada di posisi ini.”

Sementara mereka berbicara, tiba-tiba terdengar suara siulan dari arah lain.

“Hei, Kirana!”

Kirana menoleh dan menemukan tiga orang cowok sedang berjalan ke arahnya. Salah satunya adalah Raka, teman sekelasnya tahun lalu yang dikenal suka bercanda.

“Gue denger lo sekarang ‘pacaran’ sama Revan,” ujar Raka dengan nada menggoda.

Kirana melotot. “Siapa juga yang pacaran?! Ini cuma program aneh dari sekolah.”

“Tapi tetep aja lo dan Revan pasangan sekarang, kan? Berarti boleh dong kita kasih julukan buat kalian?” Raka menyeringai. “Gimana kalau Rana Couple? Revan dan Kirana.”

Nadine langsung tertawa mendengar itu, sementara Kirana ingin melempar tasnya ke wajah Raka.

“Bisa nggak lo berhenti ngomong hal nggak penting?” geram Kirana.

Sayangnya, Raka dan teman-temannya hanya tertawa semakin keras.

Di saat yang bersamaan, seseorang berjalan melewati mereka. Kirana langsung menyadari siapa itu—Revan. Cowok itu bahkan tidak melirik sedikit pun ke arah mereka, hanya melewati dengan ekspresi datarnya seperti biasa.

Raka bersiul lagi. “Wah, wah, si pacar udah datang tuh. Coba deh lo panggil dia, Kir. Manis dikit kek!”

Kirana benar-benar ingin menghilang dari dunia ini. Dengan sebal, ia mengayunkan tasnya ke lengan Raka. “Gue sumpal mulut lo kalau lo masih ngomong!”

Raka tertawa dan melambaikan tangan sebelum pergi bersama teman-temannya. Nadine masih tertawa di sebelah Kirana.

“Serius, Kir. Ini baru awal, tapi kayaknya bakal seru banget.”

Kirana hanya bisa menatap langit dengan putus asa.

Keesokan Harinya

Pagi-pagi sekali, Kirana sudah berada di depan ruang BK, menunggu Revan. Hari ini mereka akan mengambil tantangan pertama dari program Love Contract, dan ia sama sekali tidak antusias.

Tak lama kemudian, Revan muncul dengan ekspresi santai. Ia berjalan ke arahnya tanpa berkata apa-apa.

“Lama banget,” gerutu Kirana.

“Gue nggak janji bakal datang cepet,” jawab Revan datar.

Kirana hanya mendecak kesal sebelum membuka pintu ruang BK.

Bu Rina sudah menunggu mereka dengan senyum khasnya. “Ah, kalian sudah datang. Bagus! Ini tantangan pertama kalian.”

Ia menyerahkan selembar kertas berisi tulisan besar:

“Tantangan Minggu Pertama: Pergi ke Kantin Bersama dan Memesan Makanan yang Sama.”

Kirana membelalak. “Apa-apaan ini?!”

Bu Rina tersenyum. “Tantangan ini untuk membangun komunikasi. Kalian harus pergi ke kantin dan memesan makanan yang sama, lalu menghabiskannya bersama.”

Kirana merasa kepalanya mulai pusing. “Bu, ini konyol banget.”

“Tapi itu aturan,” jawab Bu Rina tegas.

Revan, di sisi lain, hanya menghela napas ringan. “Ya udah.”

Kirana menoleh dengan tatapan tak percaya. “Lo nggak keberatan?!”

Revan mengangkat bahu. “Daripada buang waktu.”

Kirana benar-benar ingin berteriak. Tapi ia sadar, semakin cepat mereka menyelesaikan tantangan ini, semakin cepat ia bisa melupakan semua hal memalukan ini.

Dengan berat hati, ia berjalan keluar bersama Revan menuju kantin—tempat di mana seluruh sekolah bisa melihat ‘pasangan baru’ ini.

Dan Kirana tahu, hari ini pasti akan jadi hari yang kacau.

Bersambung…

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status