Hujan melanda ibukota Jakarta, Cinta yang biasa bersepeda kini harus menaiki bus untuk pergi ke tempat kerjanya.
Cinta tidak suka naik bus, dia lebih suka berpanas-panasan dengan sepedanya dari pada harus berdesak-desakan dengan orang-orang yang ada di dalam bus. Seperti saat ini, dia harus menunggu sekitar lima belas menit lagi untuk sampai di halte tempatnya bekerja. Berjalan kaki sebentar lalu sampailah dia di perusahaan Jayker's grup ini.Cinta menutup payung saat dia tiba didepan lobby kantor, dan disana pak bos tercinta sudah menunggu dirinya.Bian tersenyum melihat Cinta-nya datang pagi ini dengan wajah yang ceria meski langit sedang mendung."Hai my preety, kamu bahagia sekali?"
Bian dan Cinta lalu berjalan beriringan menuju lift kantor. Bian dengan kursi rodanya, dan Cinta yang berjalan sambil menenteng semua barang bawaannya. Tempat bekal, payung, tas kerja, dan berkas pekerjaannyaSebulan berlaluCinta sibuk mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk karena dia baru mengambil cuti selama satu minggu kemarin. Dia menemani Bian untuk menjalani perobatannya, dan Bian masih diluar negri untuk kesembuhannya.Semua urusan perusahaan ditangani oleh Brian sebagai penggantinya.Tiba-tiba Kevin mendekatinya sambil memeriksa berkas yang diserahkan Cinta tadi pagi."Ta, kamu gak salah dengan perhitungan biaya ini ?"Tanya Kevin yang membuat Cinta terlonjak kaget."Aduh..ya ampun,"kata Cinta sambil memegang arah jantungnya."Maaf pak, bagian mana ya ?" Cinta berdiri dari duduknya dan melihat bagian yang ditunjuk oleh Kevin."Saya akan cek ulang pak, bapak bisa tunggu diruangan saja. Saya akan kerjakan secepatnya."Kevin mengangguk dan tersenyum lembut kepada Cinta .Cinta duduk dan memeriksa berkasnya, dia menarik nafas lelah. Ponselnya bergetar dan dia melihat
Malam ini Cinta berada dirumah besar keluarga Jayker, dia duduk dan terlihat keluarga Bian itu menghormatinya sebagai teman dekat Bian.Meski Bian dan dirinya tau mereka menjalani hubungan lebih dari teman dekat, tapi Cinta juga tidak bisa mengatakan dia kekasih dari Bian, karena memang dia tidak mendapatkan status pacaran dari pria yang masuk kedalam hati dan pikirannya belakangan ini.Bian yang gagah ada disebelahnya, sengaja membuat kejutan untuk Cinta, karena pikir Cinta Brian masih berobat di luar negri.Dengan polo shirt berwarna dongker Bian tetap terlihat tampan, Bian melirik Cinta yang terlihat menatapnya sendu. Bian menjalankan kursi rodanya agar lebih dekat dengan Cinta."Kenapa ? Apa ada yang salah dariku ?"Cinta menggeleng dan tersenyum."Tidak ada, bapak terlihat tampan meski tidak menggunakan jas dan kemeja." Bian tertawa pelan dan menatap Cinta. Lalu pandangan mereka beralih kepa
Cinta memasuki sebuah salon bersama Viza, Banu mengantarkan mereka ke sebuah salon dan Cinta mendapatkan pelayanan terbaik. Cinta heran kenapa dia harus diperlakukan seperti ini pikirnya."Ehm putri Viza, apakah semua ini harus aku lakukan? Apa pak Bian yang meminta ini semua?"Viza tertawa kecil dibelakang Cinta yang saat di sedang ditata rambutnya. "Pertama jangan panggil aku dengan embel-embel putri, karena aku sedang tidak diistana ataupun Wieldburg. Kedua, semua ini harus kamu lakukan, kak Bian bahkan sebenarnya tidak tahu kalau kamu akan kami bawa menemuinya." Cinta bingung, buat apa dia berdandan seperti ini sampai hatus kesalon, Bian saja tidak tahu."Jangan bingung, ini rencana Oma dan Opa serta Brian dan juga Banu, mereka ingin sedikit kejutan untuk kamu dan mas Bian."Cinta hanya menunduk tidak tahu harus berbuat apa, perasaannya sedari semalam tidak tenang tentang dia dan juga Bian.
Bian memberikan pidato singkat di acara ulang tahun perusahaan Jayker, dia menatap Cinta terus menerus hingga membuat Cinta gelisah juga salah tingkah.Viza yang dirangkul oleh Banu malam itu terus tersenyum kepadanya membuat dia semakin salah tingkah, sebenarnya ada apa dengan mereka semua.Saat Cinta larut dalam pikirannya dia terkejut saat Bian menyebut namanya."Terutama untuk dia yang membuat kepercayaan diri saya hadir kembali, Cinta. Nama nya_Cinta, dia memberikan semangat kepada saya dan memberikan hal yang mungkin tidak dia sadari berdampak besar kepada saya. Terimakasih Cinta I love you my preety .Cinta merasa terharu, Bian mengatakan mencintainya didepan semua orang, dia yang bukan siapa-siapa selama ini dipandang kagum oleh semua orang disana, bahkan Oma Bian memeluk dirinya dengan membisikkan sesuatu."Ini kado dari Oma dan Opa juga mama dan papa Bian. Selamat ulang tahun Cinta, kami berdoa kamu selalu b
Bian mengantarkan Cinta ke kamar yang disiapkan untuknya itu, mereka berdua terus tersenyum bersama. Setelah tiba dikamar Cinta membuka pintu dan melihat kamar yang nyaman untuknya dia berbalik badan melihat Bian yang ikut masuk kedalam kamar itu sehingga Cinta gelagapan."Loh bapak, kenapa masuk?" Bian melihatnya seolah bertanya."Aduh maksud saya, saya gak enak sama ibu bapak dan juga Oma ." Cinta menunduk karena tatapan serius Bian. Pria itu menarik lengannya mengisyaratkan Cinta untuk duduk dipangkuannya, Cinta menurut lalu Bian mencium pipinya sembari menyelipkan surai indah itu ketelinga Cinta."Jika bulan depan aku melamarmu apa kamu akan menerima ku?" Pertanyaan Bian memberikan efek geli diperut Cinta juga warna merona dipipinya."Mak_sud bapak?" Bian yang gemas dengan sikap malu Cinta mencium bibir Cinta dalam saling membelit dan mereka mencicipi rasa masing-masing. Cinta menyelipkan tangannya diselah rambut Bian
Cinta mengayuh sepedanya pagi ini, dia memasuki kubikelnya lalu berdandan dengan cepat untuk memulai hari nya. Hari dimana Bian pergi meninggalkannya demi kebaikan pria itu, bagaimanapun dia ingin Bian bisa berjalan lagi meski kerinduan ini terus menyiksa. Cinta tersenyum kecut dengan pemikirannya itu, dilihatnya Brian memasuki kubikelnya dan meletakkan sebuah kotak diatas meja nya."Ini dari mas Bian untukmu." Brian tersenyum lalu pergi dari sana. Cinta mengucapkan terimakasih dengan cepat karena Brian langsung pergi begitu saja.Sudah sebulan dan pria itu masih saja memberikannya hadiah aneh. Ya, Bian memang sudah satu bulan pergi dan setiap seminggu sekali pria itu akan mengirimkan apapun itu untuk Cinta. Ikat rambut, bel untuk sepedanya, jam dinding, dan terakhir ini apron !! Dahi Cinta berkerut karena celemek berwarna pink dengan corak bunga sakura menjadi kado dari Bian kali ini.Ponselnya bergetar saat Cinta mengamati lebih d
Cinta mengusap keringatnya saat dia sudah berada di parkiran untuk motor tempat dimana sepedanya dia parkirkan.Setelah selesai mengurus pembuatan ulang passpor seperti yang diperintahkan Brian kepadanya, Cinta diberikan ijin cuti hari ini untuk mengurus keperluannya itu.Saat Cinta ingin pergi dia mendengar nama Bian disebutkan."Serius kakak loe pernah hampir nikah sama Bian Jayker yang ganteng itu?""Iya, sayangnya sekarang dia cacat jadi kakak gue gak direstuin bokap buat tetap nikah sama kak Bian. Padahal mereka saling mencintai, bahkan sampai sekarang kakak gue masih menyimpan perasaan itu."Seorang wanita remaja yang dilihat Cinta sedang berbicara didekat pos security sambil menunjukan majalah bisnis yang sepertinya ada foto Bian."Ya kalau gue jadi bokap loe juga gue bakal larang kakak loe buat nikah sama Bian Jayker ini.""Ya kan cinta gak bisa dipaksain
Jakarta 02.30 wib"Cinta....," teriak Ibu memanggil nama nya. Namun Cinta tidak mau menoleh sedikitpun. Dia sedang merajuk kepada Ayah dan Ibunya.Pasalnya sepele, karna Ibu dan Ayahnya menolak keinginannya untuk menjalin hubungan dengan Pria yang dia suka."Cinta apa kamu lebih pilih Pria itu daripada Ibu dan Ayah?" Cinta diam lalu berbalik.Bukan! Bukan ini yang dia maksud, dia ingin kedua orangtuanya melihat dulu bagaimana Pria yang dia suka itu.Dandy_Pria yang dia sukai itu benar-benar menjaga dan juga mencintainya."Cinta dengarkan Ibu dan Ayah Cinta." Tidak sedikitpun hati Cinta goyah mendengar dan melihat bagaimana airmata dan rasa sedih Ibunya. Dia hanya memikirkan hubungannya dan Dandy."Jika kamu ingin pergi dengan Pria itu kamu tidak perlu menganggap kami orangtua mu lagi." Ucapan Ayah nya membuat C