Beranda / Romansa / Luka Cinta Istri Kedua / Bab 4. Istri Untuk Suami

Share

Bab 4. Istri Untuk Suami

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 16:59:00

"Iya, Mas. Biar aku yang carikan wanita yang mau nikah kontrak dan melahirkan anak untuk kita," ucap Sandra.

"Sandra, ini bukan solusi yang baik. Wanita yang mau menikah kontrak seperti itu, pasti bukan wanita baik-baik, aku tidak mau punya anak dari wanita yang seperti itu," tolak Irsyad.

"Ini satu-satunya solusi untuk kita, Mas. Dari pada kamu nikah sama wanita yang di pilih mama kamu, pernikahan itu pasti sungguhan. Aku gak bisa berbagi cinta selamanya dengan wanita lain," ucap Sandra.

Irsyad menekan pangkal hidungnya, ia benar-benar pusing dengan situasi yang ada. Irsyad bukan lelaki yang mudah dekat dengan sembarang wanita, apalagi jika harus menikah.

"Mas, kalau kamu cinta sama aku, ikuti saja semua rencanaku. Dengan menikah kontrak kamu tidak perlu berbagai cinta dengan wanita lain dan kita akan punya anak," ucap Sandra.

Irsyad menghela nafas, lalu beranjak ke kamar mandi. Ia membasuh wajah nya, matanya memerah ia sudah tak tahu lagi harus berkata apa.

Sementara Sandra sedang memikirkan seseorang yang ia anggap cocok untuk jadi istri kedua suaminya, tentu saja hanya istri kontrak untuk melahirkan anak.

Satu nama yang tersirat dalah benak Sandra. 'Hana Ashadiya' Gadis cantik yang sudah 4 tahun bekerja sebagai asistennya, ia seorang gadis perantau yang tinggal di ruang kosong samping gudang produksi skincare demi menghemat biaya hidup. Sandra tahu dia gadis baik, rajin beribadah, dan selalu melakukan apapun yang di perintahkan Sandra. Ia yakin jika suaminya memiliki anak dari Hana maka anak itu akan menjadi anak baik juga.

Keesokan harinya.

Sandra dan Irsyad melakukan aktivitas seperti biasa. Irsyad berangkat ke kantor tempatnya bekerja sebagai asisten CEO, sementara Sandra ke kantor skincare nya.

"Hana, barang yang mau di kirim sudah di cek?" tanya Sandra ketika sampai di kantor sekaligus pabrik pembuatan skincare miliknya.

"Sudah, Bu. Sebentar lagi satu mobil jalan untuk pengiriman ke pihak ekspedisi," jawab Hana.

"Oke, ke ruanganku sekarang!" ucap Sandra.

Hana menganggukan kepala, gadis cantik itu adalah asisten Sandra yang sudah bekerja selama 4 tahun. Sejak Hana bekerja pada Sandra produk skincare itu semakin laris, wajah Hana yang cantik menjadi daya tarik pelanggan. Ia sering di tugaskan melakukan live promosi di beberapa sosial media milik perusahaan.

"Pagi, Bu." ucap Hana saat masuk ke ruangan Sandra.

"Pagi, Han. Saya mau bicara serius, tapi ini di luar pekerjaan, sebelumnya saya mau tanya apa kamu punya pacar?" tanya Sandra membuat Hana bingung.

"Ehm ... Saya tidak mau pacaran, Bu."

Sandra menganggukan kepala, ia menatap Hana dalam-dalam membuat gadis itu semakin kebingungan.

"Hana, berapa tahun kamu bekerja pada saya?" tanya Sandra.

"Kurang lebih 4 tahun, Bu."

"Menurut kamu saya bos yang seperti apa?" tanya Sandra.

"Ya baik, ibu bos yang baik," jawab Hana.

Sandra tersenyum lalu duduk di samping Hana, ia menggenggam tangan Hana membuat gadis itu semakin kebingungan.

"Han, saya punya masalah rumah tangga. Apa kamu mau membantu saya?" tanya Sandra.

"Saya kan belum berumah tangga, jadi gak paham, tapi saya mau bantu jika saya bisa," ucap Hana.

Sandra menghela nafas, lalu bercerita tentang dirinya yang pernah kecelakaan saat hamil tua hingga kehilangan anak dan rahimnya harus diangkat. Hana sebagai gadis baik sedih mendengar cerita bos nya, apalagi saat tahu bos nya itu tak bisa lagi memiliki anak setelah rahimnya diangkat.

Hingga akhirnya Sandra pun bercerita tentang sang mertua yang ingin memiliki cucu, meminta suaminya menikahi wanita lain, cerita itu juga membuat Hana semakin sedih.

"Saya pikir hidup ibu sudah sangat sempurna. Ibu cantik, punya suami tampan, bisnis sukses. Ternyata ibu punya ujian yang berat," ucap Hana.

"Aku tidak mau mas Irsyad menikah dengan wanita pilihan mertuaku, Han."

"Saya ngerti, Bu. Menerima hal itu pasti berat," ucap Hana.

"Masalah ini sudah bertahun-tahun tak ada perubahan, hingga akhirnya aku berpikir mungkin suamiku harus menikah lagi dan memiliki anak dengan wanita lain, tapi aku sendiri yang akan mencari wanita itu," ucap Sandra.

Hana meringis mendengar hal itu, sebagai seorang wanita ia tahu bukan hal mudah untuk berbagi cinta dengan wanita lain. Namun, ia tak bisa berkomentar apa-apa tentang masalah rumah tangga bos nya itu, sehingga ia memilih diam dan mendengarkan saja.

"Hana, sekali lagi aku tanya. Kamu mau bantu aku menyelesaikan masalah?" tanya Sandra.

"Ya kalau saya bisa, pasti saya bantu, Bu." jawab Hana tanpa curiga. "Memangnya apa yang bisa saya bantu?" tanya Hana.

"Jadilah istri kedua suamiku!"

Tubuh Hana menegang mendengar ucapan Sandra, ia menatap bosnya itu dengan tak percaya. Belum sempat ia menjawab, Sandra sudah berbicara kembali.

"Hana, aku bisa berikan apa saja untuk kamu. Rumah, uang, dan kesejahteraan, asal kamu mau jadi istri kedua suamiku. Aku tidak mau suamiku menikah dengan wanita pilihan mama nya, karena takut wanita itu berniat menguasai suamiku. Jika dengan kamu, aku yakin kamu wanita baik jadi tidak mungkin berniat untuk menguasai suamiku."

Hana menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu menarik tangannya yang sejak tadi di genggam Sandra. Sebagai seorang gadis yang Soleha, selalu menjaga kesuciannya, Hana selalu mendambakan pernikahan yang terjadi karena cinta. Pernikahan yang diniatkan karena ibadah, memiliki suami yang bisa menjadi imam yang baik untuknya, dan ia ingin pernikahan sekali seumur hidup tanpa poligami.

"Maaf, Bu. Kalau ini saya gak bisa bantu," Hana menjawab dengan mantap.

"Hana, Please. Cuma kamu yang bisa bantu aku, cuma kamu yang aku terima sebagai istri kedua suamiku, kita akan jadi istri yang akur," ucap Sandra.

"Bu, maaf. Poligami itu tidak mudah, hanya wanita-wanita terpilih yang mampu menjalaninya dan saya belum mampu. Hati saya tidak seluas, tidak sesabar, dan tidak seikhlas wanita-wanita pilihan itu," jawab Hana.

Hana berdiri dan pamit kepada Sandra untuk mengerjakan pekerjaan lain, ia menolak permintaan atasannya itu. "Saya tahu ibu adalah bos yang baik, jika ibu butuh bantuan saya usahakan untuk membantu, tapi kalau soal pernikahan seperti ini. Maaf Bu."

Hana pun keluar dari ruangan Sandra dengan perasaan yang sudah tak karuan, ia sering bertemu dengan Irsyad, suami atasannya itu. Lelaki yang selalu menjaga pandangannya pada wanita lain, Hana juga tahu beberapa karyawan wanita di bagian produksi skincare bahkan berusaha mendekati dan menggodanya. Namun, Irsyad tak pernah merespon apalagi tertarik.

"Semua orang tahu jika pak Irsyad begitu mencintai Bu Sandra, jika dia terpaksa menikah lagi karena Bu Sandra tak punya keturunan, aku gak yakin pak Irsyad bisa adil, sudah pasti cinta dan kasih sayangnya akan lebih besar kepada Bu Sandra dari pada istri keduanya. Dan jika aku jadi istri keduanya, batinku bisa tersiksa," gumam Hana.

Sementara di dalam ruangan, Sandra berpikir bagaimana caranya membujuk Hana agar gadis itu mau menjadi istri kedua suaminya.

"Harus Hana, tidak boleh wanita lain. Dia gadis polos yang mudah di perintah, dia juga tidak akan membuat mas Irsyad menjauh dan meninggalkan aku. Hana, aku akan cari cara agar kamu mau jadi istri kedua suamiku!" ucap Sandra.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 5. Fitnah

    Sejak Sandra meminta Hana untuk jadi istri suaminya, Hana mulai tak nyaman saat bekerja. Sandra terus membujuk Hana dengan berbagai cara, tetapi Hana tetap tak mau menjadi madu atasannya itu. Hingga akhirnya Hana memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut."Aku harus melakukan sesuatu, sebelum Hana benar-benar pergi," gumam Sandra setelah menerima surat pengunduran diri dari Hana.Keesokan harinya. "Han, kamu serius mau berhenti kerja?" tanya Sandra."Iya, maaf Bu. Saya tak nyaman karena ibu terus meminta saya jadi istri kedua suami ibu," jawan Hana jujur."Kalau sudah seperti ini saya tidak bisa memaksa, semoga kamu dapat kerjaan lain yang lebih nyaman. Hari ini kamu masih kerja, kan. Tolong ikut pak Amir untuk mengecek bahan produksi, katanya ada kendala di jalan," ucap Sandra.Hana mengangguk dan menuruti perintah atasanya, gadis cantik itu pun pergi bersama salah satu supir yang biasa mengirim barang. Namun, sebelum pergi dengan pak Amir, Hana mengambil tasnya di

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 4. Istri Untuk Suami

    "Iya, Mas. Biar aku yang carikan wanita yang mau nikah kontrak dan melahirkan anak untuk kita," ucap Sandra."Sandra, ini bukan solusi yang baik. Wanita yang mau menikah kontrak seperti itu, pasti bukan wanita baik-baik, aku tidak mau punya anak dari wanita yang seperti itu," tolak Irsyad."Ini satu-satunya solusi untuk kita, Mas. Dari pada kamu nikah sama wanita yang di pilih mama kamu, pernikahan itu pasti sungguhan. Aku gak bisa berbagi cinta selamanya dengan wanita lain," ucap Sandra.Irsyad menekan pangkal hidungnya, ia benar-benar pusing dengan situasi yang ada. Irsyad bukan lelaki yang mudah dekat dengan sembarang wanita, apalagi jika harus menikah."Mas, kalau kamu cinta sama aku, ikuti saja semua rencanaku. Dengan menikah kontrak kamu tidak perlu berbagai cinta dengan wanita lain dan kita akan punya anak," ucap Sandra.Irsyad menghela nafas, lalu beranjak ke kamar mandi. Ia membasuh wajah nya, matanya memerah ia sudah tak tahu lagi harus berkata apa.Sementara Sandra sedang m

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 3. Permintaan Mama

    Sembilan tahun telah berlalu sejak kecelakaan tragis itu mengubah banyak hal dalam keluarga kecil Irsyad dan Sandra. Meski luka fisik sudah lama pulih, tapi luka batin terutama pada Sandra belum sepenuhnya sembuh. Kecelakaan itu merenggut buah hati yang belum sempat mereka peluk dan membuat Sandra kehilangan kemampuan untuk mengandung. Dunia mereka sempat runtuh, tetapi Irsyad bertahan. Ia tetap di sisi Sandra, meyakinkannya bahwa cintanya tak bergantung pada kemampuan memberi keturunan. Namun tidak semua orang bisa melihat cinta dengan kacamata yang sama."Sembilan tahun sudah berlalu, Irsyad." ucap Nur membuat Irsyad mengerutkan keningnya.Malam itu Nur meminta Irsyad datang ke rumahnya, sebagai seorang anak Irsyad pun menuruti permintaan sederhana sang mama. Ia mengajak Sandra, tetapi Sandra sibuk dengan bisnis skincare nya hingga tak bisa ikut."Sembilan tahun apa maksud Mama?" tanya Irsyad."Sembilan tahun sejak kejadian itu. Sejak kamu dan Sandra kehilangan anak, sejak rahim ist

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 2. Angkat Rahim

    "Pak Ridwan, gimana keadaan istri saya?" tanya Irsyad begitu tiba di rumah sakit dan bertemu dengan supir sang istri.Irsyad langsung izin kepada atasannya ketika mendapat kabar jika sang istri mengalami kecelakaan beruntun dan kondisinya parah, ia mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi karena ingin segera sampai di rumah sakit."Ibu masih di tangani tim medis di dalam, Pak," jawab pak Ridwan.Irsyad berdiri di depan pintu ruangan, hatinya tak tenang menunggu kabar sang istri yang sedang melawan maut di dalam. Sementara di dalam ruang gawat darurat, bunyi mesin pemantau detak jantung berdentang pelan, menandai garis tipis antara hidup dan mati. Sandra terbaring tak sadarkan diri di ranjang beroda, tubuhnya penuh luka memar, selang-selang medis menjalar dari tangannya, dan alat bantu napas menutupi wajahnya.Tak lama kemudian, dokter yang menangani Sandra keluar dari ruang operasi. Wajahnya letih, mata menyiratkan empati yang dalam."Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Irsyad

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 1. Istri Tak Patuh

    "Sayang, aku mohon, hari ini kamu jangan ke kantor dulu. Perutmu sudah besar, kamu butuh istirahat." Irsyad berdiri di ambang pintu kamar dengan wajah cemas. Ia memandangi istrinya yang sedang mengenakan blazer pastel di depan cermin.Sandra mematut diri, mengusap pelan perutnya yang bulat sempurna. "Aku gak bisa diam di rumah, Mas. Bisnis yang aku bangun dari 0 sekarang sedang mengalami kemajuan. Lagipula aku hanya akan duduk di kantor, bukan kerja berat. Aku cuma perlu memantau meeting hari ini, itu sangat penting untuk kelanjutan produksi skincare ku."Irsyad melangkah mendekat, menggenggam tangan istrinya. "Tapi kehamilan kamu sudah delapan bulan, Sandra. Kamu bisa serahkan urusan pekerjaan pada asisten atau manajermu untuk handle semua itu. Kamu tinggal delegasikan saja."Sandra tersenyum samar, menggelengkan kepala sambil menatap suaminya. "Mas Irsyad, kamu tahu betul kan kalau aku paling tidak suka diatur-atur, aku akan istirahat kalau anak ini lahir." ucap Sandra seraya menge

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status