Share

Luka 57

"Wah, bagus." Prilly langsung berlarian di halaman depan.

"Hati-hati jatuh," ucap Pak Ryan muncul dari dalam rumah.

"Om ganteng," teriak Prilly berlari menghampiri Pak Ryan, pria itu membungkuk menyambut Prilly. Di belakang Pak Ryan nampak mamanya tersenyum manis.

Aku berjalan beriringan dengan Mama dan Papa, tersenyum melihat betapa manisnya pria itu dan Prilly.

Mama dan Papa langsung ke dalam mengikuti langkah Mama Jani. Prilly berlari ke ayunan yang sepertinya baru dipasang.

"Pagi, jodoh," sambut Pak Ryan padaku.

"Pagi, calon imam," jawabku tersenyum.

"Kenapa liatinnya kayak gitu,' ucapku saat sadar, pria itu tak melepas tatapannya dariku.

"Aku rindu," ucapnya kemudian. Aku kembali tersenyum sambil memainkan bibirku, pipiku menghangat.

"Aku juga," balasku, tersipu sendiri. Pak Ryan tersenyum melihatku, entahlah berasa remaja lagi kalau jatuh cinta seperti ini.

Kami berjalan menuju sebuah bangku bercat putih, yang berada tak jauh dari tempat Prilly bermain ayunan.

"Apa bisa membuat
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status