Share

Luka 47

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, mana pesanan mama?"

Langkahku terhenti seketika, aku lupa. Saking panasnya hatiku melihat foto-foto itu, aku sampai melupakan pesanan mama.

"Kay, lupa ma. Abis inikah Kay anter belanja?"

"Tumben mukanya kusut gitu?"

"Iya Ma, ada sedikit masalah tadi di kantor. Tapi, dah nggak apa-apa kok," jawabku kemudian.

"Ya udah mandi sana, ntar aja abis maghrib antar mama belanja."

"Iya, Mah," jawabku, kembali mengayunkan kaki berjalan menuju kamar.

Sudah tau membuat panas, tapi entah mengapa aku kembali membuka ponsel dan melihat foto-foto yang dikirimkan mas Dipta. Sengaja aku kirimkan semua foto-foto itu ke nomor Pak Ryan.

Aku mulai menghitung "Satu … dua … ti …." Ponselku bergetar, panggilan dari Pak Ryan masuk. Aku hanya memandangnya, panggilan terus berulang, aku meninggalkan ponsel yang terus bergetar itu, tergeletak di atas ranjang.

Mandi sepertinya akan mengurangi rasa penat dan panasnya hati ini, sengaja a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
nth gk yakin aja sma ryan, kyk nya suhu, bsa ya gk nolak dgrepe2 sma si tante2 jalang itu aku aja yg baca nya gretan tpi kay ne trlalu polos semudah itu dimaafkan , klo laki2 gk tegas dia bakalan kyk gtulah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status