Share

MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)
MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)
Author: Ria Abdullah

Season dua. Bab. 165

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-05-26 11:51:04

Seperti yang kukatakan kepada Mas Irsyad bahwa aku tidak akan bertahan di rumah ini lebih lama lagi sebab Dia tidak memberiku alasan untuk tetap berada di sini dan mengabdi padanya. Dia seperti dua sisi munafik yang  sekalinya  mengatakan sangat mencintaiku tapi sisi kontradiktifnya kemudian timbul, dia sangat melindungi dan menjaga perasaan Elsa melebihi menjaga hati dan perasaanku.

Sembari menunggu anak anak pulang sekolah, aku akan berkemas dan merapikan pakaian kami. Kucari akomodasi di aplikasi perjalanan dan wisata lalu memesan beberapa hari kamar di homestay terdekat.

"Untuk sementara aku akan tinggal di sana, dan membawa anak-anakku. Tidak mungkin aku akan pulang ke desa dalam kondisi begini. Belum genap lima bulan menikah sudah renggang lagi, aku akan jadi korban tertawaan semua orang dan aku mungkin tidak akan bisa mengangkat wajahku untuk berjalan bahkan untuk mampir di warung beli gula." Aku membatin  sambil menurunkan koper dan mulai mengambil bajuku yang tergantung di lemari.

Sesaat ketika kuletakkan baju itu, tiba tiba terketiknbosikan dalam hatiku untuk kembali berpikir dan bertanya pada diri sendiri. Selama ini aku terlalu impulsif,mengambil keputusan tanpa berpikir panjang, berorientasi pada pembalasan dendam tanpa berpikir seharusnya yang aku prioritaskan adalah hal hal yang membuat aku dan anak anak nyaman terlebih dahulu. Sungguh, aku tidak bijak sama sekali.

"Sebaiknya kutelpon ibu dan memberi tahu beliau yang sebenarnya."

Kuraih ponsel lalu langsung menekan nomor ibu dengan cepat.

"Halo assalamualaikum," jawab wanita berhati lembut yang penuh ketulusan dan kasih tersebut. Mendengar sapaan seperti itu saja jiwaku rasanya sangat tentram dan bahagia.

"Ibu ...."

"Iya, Nak, ada apa?" tanyanya.

"Aku jujur tentang apa yang menimpaku sebenarnya, aku ingin ibu mendengar semuanya sebelum memberikan tanggapan," ungkapku menahan tangis. Terduduk diri ini di ranjang sambil menatap pantulan diri di kaca rias. Aku terlihat lelah, kusut dan tidak bersemangat sekali.

"Ada apa Nak?"

"Mas irsyad Bu, mungkin semuanya akan terdengar mencengangkan tapi percayalah bahwa apa yang terlihat belum tentu itulah kenyataan."

"Ibu makin gak paham, sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan suamimu?"Ibu semakin penasaran dan mendesakku dengan kalimat yang tidak sabar.

Sebenarnya lelah diri ini menceritakan tapi aku tidak punya pilihan selain mulai mengutarakan semuanya dari awal, dari A sampai Z, tentang bagaimana kelakuan dan perlakuan suamiku. Tentang bagaimana dia dan obsesi  istri pertamanya, tentang Mas Irsyad yang tidak tegas menolak namun sebaliknya malah memberi perhatian dan kesempatan. Kuceritakan sampai hati ini merasa lega dan plong.

"Jadi begitu?"

"Iya Bu. Rumah tangga kami seperti neraka, setiap kali kami berjumpa, kami  layaknya anjing dan kucing yang selalu bertengkar dan saling meneriaki. Anak-anak bingung dan mulai ketakutan. Aku juga tidak mau terjadi hal yang sama seperti hal yang pernah kami lakukan saat bersama dengan mas Hamdan."

"Separah itukah?"

"Sungguh, demi Allah, Bu. Aku sudah memberinya kesempatan untuk meninggalkan Elsa, sudah kucoba untuk menjadi pasangan yang baik yang menerima kekurangan dan kelebihannya sudah aku coba juga untuk memahami bagaimana posisinya dan bagaimana seharusnya dia bersikap kepada mantan istrinya, tapi tetap saja mereka begitu lengket layaknya pasangan yang dimabuk asmara."

"Sebegitu dekatnya?"

"Bahkan aku istrinya saja sampai merasa iri dan dikalahkan," keluhku.

"Jika sudah begitu, ibu juga tak bisa berkomentar apapun Nak, jadi, apa langkah yang akan kau ambil, tidak bisakah kalian memperbaiki hubungan dan berdamai lagi?"

"Itulah yang telah aku lakukan beberapa minggu terakhir. Aku lelah Bu, lelah dengan tingkah laki laki yang ada di hidupku, entah kenapa setiap kali bersuami aku selalu dirundung kemalangan takdir."

"Jadi, kau mau kemana?"

"Aku akan mengontrak rumah, aku akan tinggal sementara di kota, siapa tahu Mas Irsyad punya kesadaran untuk minta maaf dan menjemput kami."

"Bagaimana jika itu tak terjadi?"

"Akan kuajukan gugatan perceraian."

"Bercerai lagi, Nak?" Ada helaan napas berat yang terdengar dari seberang sana. Nampaknya ibu kurang setuju, tapi bagaimana pun dia pasti mementingkan kenyamanan dan kemaslahan aku dan kedua anakku.

"Apa boleh buat ....." Tiba tiba aku tak kuasa membendung lelehan panas yang sejak tadi menganak sungai di kelopak mata. Aku luruh, menangis sejadi jadinya sembari menatap pantulan wajah cengengku di depan kaca.

Aku heran, mengapa hidupku serumit ini, mengapa aku yang tidak banyak tingkah dan tidak pernah merugikan orang lain harus selalu disakiti dan dirugikan. Rasanya aku sudah menjadi sasaran bullying malaikat dan tetawaan penduduk bumi, saking tak berdayanya diri ini. 

Ya Allah, aku seakan tidak berdaya padahal dulunya aku adalah wanita tangguh dan penuh kepercayaan diri. 

"Tinggal di rumah  hanya akan membuat aku terhina dan dan tidak punya harga diri. Mas irsyad sudah mengancam dan berkali kali menyebut kata pisah seakan aku wanita yang bisa diancam seenaknya."

"Jika kau dihadapkan kepada dua pilihan maka ambil pilihan yang paling mudah, seperti itu hal yang diajarkan Rasulullah. Ambillah jalan terbaik yang sekiranya bisa kau tempuh dan hadapi. Jangan merumitkan hidup dan diri sendiri karena ada anak-anak yang harus kau jaga hati dan kewarasannya," balas ibu sembari memberi nasehat yang sangat menyejukkan hatiku.

"Terima kasih Ibu, maaf karena selama ini aku tidak pernah sesuai dengan harapan  Ibu."

"Tidak apa apa Nak, tidak ada seorangpun yang mencita-citakan kesengsaraan di dalam hidupnya. Bagi ibu kamu adalah wanita terpilih yang Allah yakinkan bahwa kau tangguh untuk menghadapi berbagai cobaan dan ujian hidup."

"Terima kasih karena kata-kata Ibu sungguh menguatkan perasaanku."

"Sama-sama anakku sekali lagi ibu mohon untuk tetaplah berpikir positif dan lakukan langkah yang terbaik."

"Insya Allah."

Pukul dua siang, Raihan dan Zahra sudah kembali ke rumah. Kusuruh mereka makan dan mengemasi barang pribadi dan alat sekolahnya.

"Kita mau kemana, Bund, bukannya kita baru pindah. Bunda bikin capek Deh," keluh Raihan dengan wajah lesu dan kesal.

"Bunda tidak bermaksud mempermainkan kalian, apalagi membuat kalian jenuh dan kelelahan, langkah yang kita ambil sekarang itulah langkah terbaik daripada Bunda dan Om Irsyad selalu ribut dan bikin drama yang buat kalian gak nyaman di rumah ini. Bagaimanapun rumah ini bukan rumah pribadi kita sehingga kita tidak bisa berbuat semaunya?"

"Ya Allah ... sampai kapan kita begini Bunda?" Raihan mengacak rambut dengan frustrasi dan terus mengghela napas sedih.

"Tolong persingkat lah waktu Karena kita harus pergi secepatnya sebelum Om Irsyad pulang ke rumah."

"Apa Bunda ingin mengajak aku dan adikku kabur?"

"Tepatnya, pindah sebentar untuk menenangkan diri."

"Tapi Bunda harus minta izin dulu dengan suami Bunda, dia bisa marah dan kita pun bisa  kualat dan celaka," balas Raihan dengan wajah kukuh dan tegas.

"Posisinya sekarang sedang tidak baik, Nak."

"Sampai kapan lari dari kenyataan? setiap kali ada masalah selalu menghindar, kadang memilih berpisah, kadang juga bertahan seperti orang bodoh yang tak punya akal pikiran. Sudah berapa kali  kami katakan bahwa kami sangat berharap bahwa pernikahan Bunda adalah pernikahan yang terakhir kalinya, bahwa kepindahan kita ke kota ini adalah  Awal untuk meraih kebahagiaan dan kedamaian hidup, Bunda ingat kalau Bunda pernah menjanjikan itu Iya kan?!" tanya anakku berapi-api. 

" ... jika masih terus berulang lagi seperti ini kenapa Bunda tidak bertahan kepada ayah saja?! Ah, sungguh aku lelah!" Anakku masuk ke kamar lalu menutup pintunya dengan kencang. Meski aku mencoba mengetuk tetap saja Raihan tidak menanggapi.

Di saat bersamaan mobil suamiku datang dan terdengar berhenti di garasi

 Duh!

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    178

    Sebelum matahari terbit dengan sempurna aku sudah berada di jalan yang menghubungkan desa dan provinsi. Kubuka sedikit jendela untuk membiarkan angin menerpa jilbabku dan kunyalakan musik yang membangkitkan mood bahagia. Kunikmati setiap irama melodi yang keluar dari sound sistem mobil, sambil tetap berpikir positif bahwa aku akan mengatasi segalanya. "Alhamdulillah jika sekarang Tuhan membuka jalan untuk kami agar saling melepaskan tanpa banyak drama dan saling menyakiti." Aku menggumam sambil sedikit mengoyangkan badan mengikuti irama lagu yang gembira. Kupikir dengan segala penerimaan positif bahwa ini sudah jalannya bagi kami untuk saling meninggalkan, Mas Irsyad mungkin sudah tidak tahan lagi aku yang selalu menagih dan memaksanya. Juga ada satu alasan lain yang membuatnya ingin segera mengakhiri pernikahan yakni mantan istrinya Elsa. Meski itu buruk bagiku karena aku harus berstatus janda, tapi ada sisi positif di mana orang lain akan melepaskan status janda Dan seorang anak

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    177

    Seminggu setelah hari itu Mas Hamdan kembali berkunjung ke seperti biasa dia akan bawakan makanan kesukaan anak-anaknya dan duduk di ruang tamu seperti layaknya tamu yang tak akrab dengan tuan rumah."Makasih ya Mas, sudah bawakan kentaki, kue cubit dan martabak keju," ucapku sambil meletakkan cangkir kopi di hadapannya."Akhir-akhir ini aku jarang bertemu Raihan, aku ingin bertanya padamu tentang bagaimana ujian kenaikan kelasnya, apakah lancar?""Lancar Mas, Alhamdulillah" jawabku mencomot martabat dari kotak lalu mencicipinya."Kalau begitu, bagaimana keadaan suamimu, apakah kalian sudah bicara?""Sudah.""Hutangnya sudah lunas?""Sudah, aku mengambil rumah sebagai bayaran""Ternyata semudah itu merusak hubungan. Aku sadar membangun kepercayaan dan tanggung jawab itu sangat sulit, jadi, ketika sebuah kesalahan merusak, maka segala yang dibangun tadi akan hancur," gumam Mas Hamdan tersenyum."Benar Mas, dari lika liku hidup yang kita hadapi, aku memetik banyak pelajaran, aku jadi p

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    176

    Sejujurnya aku tak suka menjadi zhalim, kesannya aku yang haus harta dan tidak membiarkan orang lain bernapas dengan lega. Apa boleh buat Irsyad berhutang maka sudah hakku menuntut pembayaran, tidak ada yang salah dengan itu.Jadi, setelah mendapatkan sertifikat rumah, seharusnya aku tidak punya urusan lagi dengan mereka kecuali jika nanti dia mempersulit proses gugatan perceraian kami. Kadang timbul ide agar tidak perlu menggugat perceraian, aku akan selamanya hidup dalam status seperti ini dan membiarkan Irsyad juga menggantung. Dia tidak akan bisa menikahi Elsa lagi karena selama aku tidak memberikan izin maka pihak dari KUA tidak akan menerima pernikahan mereka.Lagi pula tidak akan ada bedanya kan? Toh, aku tak akan menikah lagi. Aku masih bisa menumpang status sementara pria itu akan terlunta-lunta. Seperti contoh kemarin, dia sakit dan pihak rumah sakit memaksa agar aku sebagai istri yang sah yang menyetujui izin operasinya. Sangat mudah bagiku tapi menyulitkan baginya.Aku be

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    175

    Mungkin begitulah jalan takdirku, selalu dimanfaatkan ketika susah dan dibuang ketika orang lain bahagia. Kini aku harus berkendara 240 km untuk menyelamatkan nyawa irsyad. Sungguh aku telah berkorban banyak sekali untuk manusia-manusia yang tidak tahu diri dan tak bisa membalas budi. Sekarang aku akan memastikan mereka membayar setiap sen padaku.Dengan langkah santai aku menapaki setiap meter koridor rumah sakit, tak perlu terburu buru toh jika Irsyad mati itu tak akan merugikanku. Dulu, aku memang sangat jatuh cinta dan berbakti padanya. Tapi kecurangannya membuat cintaku tak terhapus tak bersisa. Terbuang seperti debu di atas batu yang disiram air hujan. Aku tak memiliki rasa untuknya kecuali benci dan dendam.Dari ujung lorong kulihat Elsa sudah berdiri dan langsung terburu buru menghampiriku. "Cepetan dong Mbak," ucapnya tak sabar."Kamu tak bisa mendikte atau memaksa saya, santai dong," jawabku tersenyum miring."Mas Irsyad harus dirawat akan menjalani sedikit operasi, petugas

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    174

    Kami sedang duduk di meja makan, menyantap hidangan kerang dan kepiting ketika Raihan mulai bertanya dan mengajakku diskusi."Bunda ....""Ya, gimana kelangsungan Bunda sekarang, gimana kabar Bunda dan Om Irsyad?""Bunda baik baik saja," jawabku " .... dan om irsyad juga baik baik saja.""Maksudku, kelangsungan pernikahan Bunda?""Kami akan berpisah, itu jalan terbaik," jawabku."Kasihan icha, dia pasti sedih kehilangan Mama untuk kedua kalinya," balas Raihan."Bunda tidak berdaya, Bunda tak bisa memaksa keadaan terlebih Icha adalah anak Om Irsyad. Bunda tak bisa membawanya bersama kita.""Dia pasti kecewa Bunda ...." Kini Zahra menggumam sambil menyuapi makanan ke mulutnya."Kecewa tentu saja, tapi Bunda tak bisa apa apa," balasku. "Sayang sekali," gumam Raihan."Di sekolah, anak anak lain mencibir dan bilang kalau bundaku tukang kawin," ujar Zahra sambil menatapku. Agak kaget juga diri ini karena tak menyangka anak Perempuanku harus dibully akibat masalah kedua orang tuannya."Si

  • MADU MUDA SEASON 2 (SAAT CINTA DIRENGGUT PAKSA)    173

    Jadi beginilah ujungnya, yang jahat bergembira dan yang baik selalu merana? Tidak juga.Seseorang mungkin menang dengan kecurangan dan pengkhianatan, tapi sungguhkah mereka bisa tentram? Benarkah kebahagiaan yang mereka raih dengan tipu daya akan terasa indah. Memang, kemenangan bisa didapatkan dengan banyak cara, termasuk main kotor, hanya saja yang membedakan adalah, rasa berkahnya saja. Iya!Kalau ada yang merasa aku akan melepaskan irsyad dan Elsa maka itu salah, aku tak akan membiarkan mereka melenggang bahagia. Lewat gugatan cerai aku juga menggugat ke pidana atas perselingkuhan dan zina. Terlepas akan menang di persidangan atau tidak, namun momentum yang akan kumanfaatkan adalah lebih banyak untuk mengupas setiap aib dan mempermalukan mereka.Dan ya, hutangnya? aku akan mengambil setiap sennya, hingga tak ada yang tersisa. Akan kupastikan Irsyad membayarnya hingga habis hartanya, bahkan jika itu dengan cara menjual cawatnya.Hmm, Membayangkan saja terasa indah, apalagi jika i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status