Share

KLIEN NAKAL

Author: Ayuwine
last update Last Updated: 2025-12-19 20:52:04

Lagi-lagi ia harus menahan hasratnya. Hampir meledak, namun gagal karena ada telepon masuk.

Rama menghela napas panjang. Kepalanya berdenyut, menahan nafsu yang tertahan—padahal tinggal sedikit lagi, namun semuanya gagal total.

Rama menunggu istrinya menelpon, namun rasa kesalnya semakin memuncak saat melihat istrinya begitu asyik berbincang dengan atasannya.

“Atasan macam apa itu? Kenapa dia begitu akrab dengan bawahannya?” gumam Rama, tatapannya tajam menusuk punggung istrinya.

Seolah ada yang janggal.

Namun ia tak mau memikirkan terlalu jauh. Kepalanya sudah cukup pusing saat ini.

Ia bangkit, mengambil sebungkus rokok, lalu melangkah turun ke bawah.

Ia berjalan ke taman belakang rumah. Pukul sembilan malam terasa panas baginya. Beberapa kali ia menyesap rokok dan menghembuskan kepulan asap.

Pikirannya terasa penuh.

“Kenapa semuanya terasa sulit, padahal tinggal menuntaskannya sebentar lagi? Apa Nadia nggak bisa menunda ponselnya sebentar saja?” gumamnya, kekesalan itu belum juga re
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MALAM GILA DI RANJANG MERTUA   DILEMA

    Dalam keadaan telanjang dada dan tubuh yang masih lembap, Rama membopong tubuh mertuanya menuju kamar di lantai atas. Suara hujan yang menghantam atap seolah menjadi musik latar bagi gairah yang membara di dalam sana. ​ ​Rama merebahkan Alya di atas ranjang, lalu melucuti pakaian wanita itu satu per satu hingga tak ada lagi penghalang. Ia tertegun. Tubuh Alya begitu sempurna—seperti gitar Spanyol dengan lekuk yang menggoda, dada yang kencang dan besar,dan tatapan sayu yang meminta lebih. ​Tanpa menunggu lama, Rama menindihnya, melumat bibir Alya dengan rakus sementara tangannya meremas ganas gundukan kenyal di dadanya. ​"Ahhh... Ram..." Alya mengerang saat Rama mulai memainkan titik sensitifnya dengan lidah. ​Gairah Alya memuncak hingga ia mencapai klimaks pertamanya. Namun Rama belum selesai. Ia turun ke bawah, membuka paha Alya lebar-lebar. Matanya menatap penuh kagum pada keindahan yang selama ini tersembunyi. Dengan liar, ia memberikan rangsangan yang membuat Alya

  • MALAM GILA DI RANJANG MERTUA   GAIRAH DI TENGAH HUJAN

    ​Keduanya terperanjat. Rasa canggung yang pekat tiba-tiba menyelimuti keduanya. Dengan gerakan refleks, Rama menyambar ponselnya yang terus bergetar, mengangkat panggilan dari istrinya. ​"Mas, maaf bukan tiga hari, ternyata aku di sini harus sampai sepuluh hari," suara Nadia terdengar dari seberang sana. ​Mendengar kabar itu, Rama dan Alya saling lirik. Ada kebingungan sekaligus percikan aneh yang sulit dijelaskan di mata mereka. Rama berdeham, mencoba menetralkan suaranya yang mendadak serak. ​"Baiklah Nad, semangat ya. Hati-hati di sana," jawab Rama singkat, kalimat standar yang baru pertama kali ia ucapkan. ​Hatinya bergejolak. Ada rasa kesal karena rencananya mencicipi kehangatan mertuanya terganggu oleh panggilan Nadia. Tanpa berbasa-basi lagi, Nadia menutup panggilan tersebut. ​"Em... Bu... anu..." Rama bingung harus memulai obrolan dari mana. ​"Jangan pernah katakan apa pun pada Nadia," potong Alya pelan, suaranya nyaris berbisik namun penuh penekanan. ​Rama men

  • MALAM GILA DI RANJANG MERTUA   DI BALIK DERU HUJAN

    ​"Mas, aku berangkat ya," ucap Nadia manja pada Rama sebelum ia benar-benar melangkah pergi menuju bandara untuk keberangkatannya ke Singapura.​Rama hanya menyunggingkan senyum tipis yang dipaksakan. Di dalam benaknya, ia mengira semalam Nadia akan memberikan "jatah" sebagai salam perpisahan sementara, namun lagi-lagi istrinya itu beralasan lelah dan takut kesiangan. Hatinya dongkol, mengkel bukan main, namun ia tak berdaya. Ia tak ingin merusak suasana hati istrinya; setidaknya ia ingin kepergian Nadia berkesan manis, meski hanya di permukaan.​"Bu, aku titip Rama ya. Hanya tiga hari saja," ucap Nadia pada Alya.​Alya tersenyum manis, "Iya, jangan lama-lama perginya. Kasihan suamimu nanti kesepian."​"Ngapain kesepian? Kan ada Ibu di rumah ini," jawab Nadia enteng. Perkataan itu seketika membuat Rama dan Alya saling lirik dengan tatapan yang sulit diartikan. Kalimat itu terasa begitu ambigu di telinga mereka.​"Heh, apa maksudmu ada Ibu?" Alya menepuk pelan bahu putrinya, mencoba m

  • MALAM GILA DI RANJANG MERTUA   MABUK BERAT

    Alya panik. Ia tak bisa memungkiri ketampanan menantunya itu, namun saat Rama tiba-tiba melumat bibirnya, Alya segera memalingkan wajah. Dengan napas memburu, ia bangkit dan menyeret tangan Rama menuju kamar mandi, lalu mendudukkannya di tepi bathtub."Aduh, Rama! Kamu ini kenapa? Ada masalah apa sampai mabuk begini!" omel Alya sambil terus menyiramkan air ke tubuh Rama agar kesadarannya pulih.Rama muntah berulang kali sementara Alya tetap menyiramnya dengan air dingin. Setelah dirasa cukup, Alya memapah tubuh Rama yang basah kuyup, membuat daster yang dikenakannya ikut basah dan melekat di tubuh.Rama akhirnya tertidur pulas. Dengan gerakan gesit namun hati-hati, Alya membuka kaos basah Rama dan menggantinya dengan yang kering. Alya terengah-engah; ia benar-benar dibuat lelah oleh ulah menantunya malam ini.Tiba-tiba, deru mobil terdengar dari luar. Dengan cepat, Alya keluar kamar dan turun ke bawah, membiarkan Rama terlelap di kamarnya. Wajah Alya merah padam. Dengan daster yang ba

  • MALAM GILA DI RANJANG MERTUA   PIJAT PLUS PLUS

    Akhirnya, dengan langkah mantap, Rama memutuskan untuk masuk. Saldo di rekeningnya kini terbilang cukup banyak. Meski hanya mengenakan pakaian biasa, ia merasa lega karena kasir di sana menyambutnya dengan sangat ramah, membuat rasa canggungnya perlahan sirna. "Bisa dipilih, Mas," ucap sang kasir lembut sembari menyodorkan sebuah katalog berisi foto-foto. Rama menatap setiap foto di dalamnya satu per satu. Pilihannya tertuju pada seorang wanita yang tampak matang, dengan lekuk tubuh yang sangat menonjol bernama Welas. "Ini saja," jawabnya singkat sambil menunjuk foto tersebut. Kasir itu mengangguk. "Baik, Pak. Silakan masuk ke ruangan itu dan tunggu beberapa menit, ya. Tidak akan lama, kok." Rama mengangguk. Ia diantar oleh seorang pria gemulai menuju ruangan. Sebagai tanda terima kasih, Rama menyelipkan selembar uang merah ke tangan pria itu sebelum ia masuk. Tak lama setelah ia merebahkan diri, seorang perempuan masuk. Wajah dan tubuhnya benar-benar sesuai dengan foto. Rama se

  • MALAM GILA DI RANJANG MERTUA   GODAAN JANDA KAYA

    "Badan kamu kekar banget, Rama... Saya suka. Bagaimana kalau kamu jadi sugar baby saya saja?" Rama terbelalak tak percaya. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena jatuh cinta, melainkan karena terkejut dengan tawaran vulgar klien besarnya ini. Namun, profesionalisme tetap ia jaga; ia tak boleh membuat Anita tersinggung. Rama memaksakan sebuah senyuman tipis yang terasa kaku. "Ah, Bu Anita bisa saja bercandanya. Bagaimana kalau kita fokus bicara soal pekerjaan, Bu? Jadi... apa Ibu ada rencana untuk memesan unit motor lagi?" Bukannya menjawab, Anita malah memberikan tatapan nakal yang menyapu seluruh tubuh Rama. Tanpa diduga, ia bangkit dari duduknya dan dengan gerakan berani, ia mendaratkan tubuhnya tepat di pangkuan Rama. Tubuh Anita memang luar biasa—lekukan tubuhnya tak kalah menantang dari istri maupun mertua Rama. Dadanya yang padat dan membusung indah seolah sengaja digoyangkan tepat di depan wajah Rama, menciptakan pemandangan yang menguji iman. Sebagai pria normal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status