Beranda / Romansa / MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG / Bab 4. Aku Ingin Bercinta

Share

Bab 4. Aku Ingin Bercinta

Penulis: Jielmom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 14:34:52

Setelah agak menjauh dari hotel, Ethan merasa sedikit lebih lega dan mengendarai mobilnya dengan perlahan. "Rumahmu, dimana? Akan aku antarkan pulang," tawar Ethan dengan pandangan mata tetap fokus ke depan.

"Martin, mengapa kamu ngebut! Perutku mual!" tangan Karin menarik lengan Ethan, membuat Ethan kaget. Akhirnya melaju perlahan, tapi tiba-tiba saja Karin muntah di paha Ethan.

"Oh … My God … Mobilku!" pekik Ethan kesal karena muntahan Karin.

"Hoex!" Sekali lagi Karin muntah di jok mobil mewah milik Ethan. Dengan rasa jijik, Ethan melihat di depannya ada hotel melati, lalu membawa mobilnya menuju ke hotel itu.

"Maafkan aku, sudah mengotori mobilmu," ucap Karin. Ethan melihat tidak hanya baju dia yang kotor, tapi baju Karin juga kotor.

"Keluarlah!"

"Keluar? Apa kamu tega menyuruhku keluar, Martin?"

"Dengar! Aku bukan Martin! Aku menolongmu dari si tua Elmer, tapi malah aku yang kena sialnya. Cepat keluar!" usir Ethan.

"Maafkan aku." Dibuka pintu mobil Ethan, udara dingin menusuk kulit Karin ditambah dengan bajunya yang terkena muntahan, basah dan kotor membuat Karin tidak nyaman.

Ethan membuka semua pintu mobilnya. Dia masuk ke dalam hotel dan meminta bantuan resepsionis untuk membersihkan mobilnya.

"Aku booking kamar dan ini tips untuk kalian. Kekasihku mabuk perjalanan, dan dia mengotori mobilku dengan muntahannya," ucap Ethan.

Melihat uang seratus ribuan dalam beberapa lembar, para bellboy pun bersedia membersihkan mobil milik Ethan.

"Tuan, kami juga menyediakan baju ganti," tawar resepsionis yang di pojok ruang tamu itu berjejer hanger baju pantai dan daster untuk perempuan. Ethan memilih baju untuk dirinya dan juga Karin.

"Mana gadis itu?" Ethan kembali keluar dan melihat Karin yang tampak bingung berdiri disamping mobilnya.

Ethan menarik tangan Karin dan membawa baju ganti menuju kamar yang sudah dipesannya.

"Ini baju ganti. Kamu boleh mandi dulu. Disini baju kotornya bisa di laundry, tapi tunggu satu jam. Dan tolong, mandinya jangan terlalu lama, karena aku pun kotor kena muntahanmu."

"Baik," ucap Karin yang masuk ke dalam kamar mandi.

Sepuluh menit waktu berlalu, Karin belum juga keluar dari dalam kamar mandi, membuat Ethan tampak bertanya-tanya. "Astaga! Nih orang ngapain dikamar mandi?" Tidak terdengar suara air ataupun suara orang sedang mandi membuat Ethan ingin mengintipnya.

Diketuk pintu kamar mandi, tapi tidak ada yang menjawab. "Nona? Apakah kamu baik-baik saja di dalam?" tanya Ethan. Namun tidak ada jawaban. Diketuknya sekali lagi dengan lebih keras, tapi tidak juga ada jawaban.

"Nona, maafkan aku. Aku akan masuk!" ucapnya memberi peringatan.

Pintu kamar mandi tidak terkunci, Ethan dengan mudah membuka pintu kamar mandi tapi dia shock melihat Karin yang duduk dilantai sedang tertidur.

"Astaga! Aku benar-benar sial bertemu dengan gadis ini." Ditepuk-tepuknya pipi Karin agar segera bangun.

Karin kaget seseorang membangunkannya, dan menatap Ethan.

"Maaf, sepertinya aku harus menyuruh orang memandikanmu!"

Mendengar perintah Ethan, Karin mencoba bangun, dan meraih dinding agar bisa berdiri, tapi tangan Karin meraih kran shower hingga air tumpah membasahi mereka.

"Dingin!" teriak Karin kaget.

"Sial!" Ethan membantu Karin menggeser kran air agar mendapatkan air yang hangat.

"Kalau sudah basah begini, aku pun harus melepaskan baju agar tidak sakit," gumam Ethan yang melihat Karin ikut basah. "Apa aku harus membantunya juga?" Ethan merasa tidak enak jika harus mandi berdua.

Berbeda dengan Karin, yang melihat sosok pria tampan di depannya, jauh lebih tampan daripada Martin. Hasrat yang tadi sempat bergejolak, sekarang timbul kembali. Dilihatnya Ethan yang merasa tidak enak untuk membuka bajunya. Karin tersenyum, lalu memeluk leher Ethan. "Cium aku," pinta Karin.

"Maaf, Nona. Aku tidak mau mengambil kesempatan dalam kesem–." Tanpa mendengarkan kata-kata Ethan, Karin mencium bibir Ethan, melumatnya dengan lembut.

Ethan terhenyak, apa yang harus dia lakukan? Ada Safira di rumah, tapi sekarang, dia berada di pelukan seorang gadis yang tidak dia kenal.

Ciuman Karin sempat membuat Ethan terbius, apalagi ketika Karin menanggalkan bajunya yang basah, membuat Ethan kewalahan melihat tubuh Karin.

"Aku ingin bercinta," ucap Karin.

"Tidak, Nona. Ini tidak benar! Aku sudah—."

"Brengs*k! Aku hanya ingin bercinta saja! Si Martin itu selalu mengatakan jika aku mencintainya, maka aku harus bercinta dengannya! Sekarang, aku sudah tidak mencintainya lagi, karena dia sudah direbut. Jadi, aku akan bercinta dengan siapapun yang aku sukai, dan aku menyukaimu, tuan Tampan!"

"Aku? Apakah kamu yakin? Aku tidak membawa alat pengaman!" tolak Ethan.

Karin tertawa, "Kenapa? Takut aku hamil? Tenang saja, tuan Tampan. Aku tidak akan menuntutmu untuk bertanggung jawab apapun padaku. Karena aku yang menginginkannya.

Ethan ragu menatap tawaran Karin. Namun Karin tampak agresif. Dibawah pengaruh obat yang diberikan Elmer, dia membuka baju Ethan, melumat bibir Ethan hingga Ethan pun larut dalam permainan Karin.

Digendongnya Karin ke atas ranjang dan semalaman mereka bermain dengan penuh gairah. Karin tampak cantik tanpa hiasan yang berlebih. "Maafkan aku, Safira," ucap Ethan ketika sudah mencapai klimaksnya.

Karin tertidur dengan pulasnya setelah semalaman bercinta dengan Ethan. Ethan bangun di waktu pagi hari, mandi dan memandang wajah polos Karin yang masih terlelap tidur.

Dibuka selimutnya, dan terdapat bercak darah di atas sprei. "Oh my God! Aku sudah merusak seorang gadis perawan!" Ethan bingung apa yang harus dia lakukan. "Bagaimana jika dia hamil? Atau meminta pertanggungjawabanku?"

Dicarinya secarik kertas dan pensil untuk menulis nama dan nomor ponselnya jika Karin membutuhkannya.

"Aku harap, ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita. Seperti apa yang kamu ucapkan semalam, kamu bertanggung jawab sendiri jika terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan dituntut."

Ethan mengeluarkan hampir semua uang cash yang ada di dompetnya dan menaruhnya pada meja kecil samping ranjang agar mudah dilihat Karin.

"Aku harus pergi, aku tidak bisa menemanimu, karena aku harus kerja. Lagian, aku tidak mau Safira mengetahui hal seperti ini. Ini hanya kita berdua saja yang tahu, okey?" ucapnya dengan cemas. Ethan berpikir sejenak, hal terburuk jika Safira mengetahuinya, perceraian sudah pasti di depan mata. "Oh God!"

Baju yang Ethan pakai semalaman, dia buang. Dia tidak suka bajunya kotor karena muntahan orang. Jadi dia pakai baju pantai dan nanti perjalanan menuju ke kantor, dia akan mampir membeli pakaian kerja.

Ditinggalkannya Karin sendirian di dalam kamar. Sedangkan Ethan kembali ke kantor untuk bertemu dengan Elmer. Ethan berencana untuk membatalkan rencana kerjasama dengan tuan Elmer.

Ethan memakai mobilnya yang semalam sudah dibersihkan, membeli pakaian setelan jas untuk kerja, lalu menuju kantor .

Baru saja, mobilnya di parkir di halaman depan gedung kantor miliknya, Erick datang menghampiri dirinya. "Tuan, Tuan Elmer sudah tiba di kantor tuan, dan tampaknya dia sangat marah dan mulai mencari-carimu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 22. Kabur

    “Karin!!”Karin melihat daddy-nya berserta berapa orang laki-laki berlari di antara lorong rumah sakit. Melihat itu, Karin bergegas melambaikan tangan untuk menarik perhatian mobil taksi yang lewat agar berhenti.“Jangan kabur, Karin!” terdengar kembali suara Ricardo berteriak sambil mencoba menahan Karin agar tidak masuk ke dalam mobil.Mobil taksi berhenti tepat di depan Karin, dan langsung saja, Karin masuk ke dalamnya. “Cepat, Pak! Pergi dari sini!” perintahnya.“Tunggu!!” Ricardo tiba di tempat Karin berdiri, namun sayang Karin sudah masuk ke dalam mobil dan melaju menjauhi area rumah sakit.“Sial!!” umpat Ricardo beserta 2 orang bersamanya sambil terengah-engah karena berlari.“Jadi gimana tuan Ricardo?”“Gimana-gimana apanya? Kalian sudah lihat kalau Karin sudah pergi!!” makinya kepada kedua orang itu.Ricardo pusing. Kali ini dia sudah membawa Elmer ke rumah sakit dan membawa penghulu untuk langsung meni

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 21. Baju Rajut Si Kembar

    “Suster, maaf, apakah bajunya perlu diganti dengan milik pribadi?” tanya Ehan pada salah satu perawat yang ada disana.Perawat memperhatikan baju rajut yang dipakai oleh bayi-bayi Ethan. Berwarna biru dan pink, benar-benar seperti memang dibuat untuk mereka.“Maaf, Tuan, rumah sakit tidak mempunyai baju rajut bayi. Mungkin ini dipersiapkan oleh nyonya sendiri untuk mereka.”Ethan manggut-manggut, mengerti. Mungkin dia pikir, walaupun Safira tidak menyukai anak-anak, tapi pasti setidaknya dia menyayangi anaknya sendiri, makanya dia mempersiapkan baju rajut ini untuk mereka. Ethan tersenyum melihatnya. “Baiklah Suster, kami pamit. Terima kasih semuanya.”Ethan tidak menyangka Safira memperhatikan juga bayi-bayinya. Selama ini dia yang antusias membeli keperluan bayi dibantu oleh Erick asisten pribadinya.“Erick, ternyata Safira perhatian juga dengan si kembar,” ujar Ethan tersenyum melihat si kembar dengan baju rajutannya.“Apa nyonya sudah mulai menyadari dirinya sebagai ibu?” tanya Er

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 20. Lahirnya si Kembar (2)

    “Mungkin karena kembar, tandanya ikutan sama,” jawab perawat tersenyum sambil membawa bayi itu untuk kembali dibersihkan.“Untuk sementara, bayi-bayinya diobservasi terlebih dahulu karena prematur. Kita tunggu sampai dokter anak datang,” ujar dokter Herman memberitahu.“Baik, dok.”“Setelah dibawa ke ruang rawat inap, obat biusnya akan mulai habis. Mulai berlatih untuk bergerak miring kiri kanan, jika sudah tidak terasa sakit, baru berlatih duduk dan berjalan. Prosesnya dua sampai tiga hari, jadi jangan dipaksakan, oke?”Karin kemudian dibawa ke ruang rawat inap dan didampingi oleh Brenda yang menunggunya selama proses melahirkan.“Brenda, terima kasih sudah menemaniku selama proses persalinan ini,” ucap Karin dengan tulus.“Puas kamu Karin? Setelah gagal menikah dengan tuan Elmer, maka sebaiknya pergi jauh dari kehidupan aku dan suamiku. Bukankah kamu juga bukan lagi anak dari daddy?” ejek Brenda.Karin menghela napas panjang. “Baiklah, aku akan pergi dari kehidupan kalian.”“Bagus,

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 19. Lahirnya Si Kembar

    “Lihat Nyonya? Itu adalah ibu dari bayi-bayi kembar yang akan dilahirkan. Ketubannya pecah dan harus segera dioperasi. Namun pasien pingsan ketika dibawa kemari. Beruntung rumah sakit yang dipilih adalah rumah sakit milik ayahku. Jadi aku bisa memakai dua ruangan ini menjadi satu. Untuk proses persalinan ibu si kembar agak sulit, jadi penanganannya cukup lama. Harap bersabar yah.”“Baiklah dokter. Lakukan saja tugasmu. Aku bisa melakukan hal yang lain,” ucap Safira sambil mengeluarkan gawainya dan memainkannya.Dua jam berlalu, Karin sudah melahirkan bayi kembar prematur, dan dibawa oleh perawat ke ruangan Safira. “Ini, bayi kembar Anda, Nyonya,” ucap dokter Herman sambil tersenyum.“Apakah ibunya selamat?”“Yah. Sempat mengalami krisis, tapi beruntung bisa terlewati,” ucapnya tersenyum. “Baiklah, kabari suamiku, kalau aku sudah melahirkan.”***“Selamat tuan Ethan, istri anda sud

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 18. Karin Tertangkap

    Elmer mendatangi keluarga Ricardo, dan sambil tersenyum menyeringai menepuk pundak Ricardo, “Aku senang kita bekerjasama. Jika putrimu ketemu, maka 30% saham akan aku kembalikan jika dia menjadi istriku.”Ricardo hanya tersenyum lirih mendengar ucapan Elmer. “Akan saya temukan putri saya.”“Baik. Aku tunggu maksud baikmu. Sekarang, kita tunggu laporan dari Robert,” ucapnya.***Hari sudah beranjak sore. Perut Karin sudah mulai lapar. Mau tidak mau Karin harus keluar dari kapel itu. Jam hampir menunjukkan pukul setengah lima sore. Karin keluar mengendap-endap agar tidak diketahui orang luar, walau tidak bisa dipungkiri pakaiannya terlalu mencolok untuk dipakai berjalan-jalan. Setiap mata memandang kepadanya, seolah-olah mempertanyakan kepada dirinya untuk apa dia memakai gaun pengantin.“Itu dia!” Seseorang berteriak dari kejauhan.Karin menengok ke arah sumber suara. Seorang berpakaian

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 17. Karin Kabur

    “Berhenti, Nona?” tanya supir kaget.“Ya. Tolong jangan buat saya lebih dari sekedar ancaman, Pak. Karena bisa saja, cutter ini menusuk leher Bapak. Tolong berhenti!” ancam Karin.Mau tidak mau, supir memperlambat laju kendaraannya dan menepi. Karin keluar dari mobil dan menyuruh supir itu tetap berjalan ke Hotel tempatnya menikah.Karin segera mempercepat langkahnya. Dia ingat di sekitar daerah situ ada kapel kecil dekat tempat dia bersekolah dulu. Ketika Karin sekolah dasar, disamping sekolahnya itu bersebelahan dengan biara suster, dan ada kapel yang selalu buka 24 jam di bagian depannya. Setiap kali dirinya dibully oleh Brenda dan teman-temannya, dia selalu menyendiri setelah menjambak atau memukul Brenda. Karin tumbuh menjadi anak yang sedikit liar karena membela harga dirinya. Dia menyendiri agar kuat menghadapi ayah dan ibu tirinya jika pulang dan Brenda mengadu.Kali ini, setelah beber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status