Home / Horor / MALAM TANPA WAJAH / Bab 1 SEBUAH KELUARGA YANG HIDUP SERBA MEWAH

Share

MALAM TANPA WAJAH
MALAM TANPA WAJAH
Author: Anggika Arya Wardana

Bab 1 SEBUAH KELUARGA YANG HIDUP SERBA MEWAH

last update Last Updated: 2025-03-05 01:36:43

Di sebuah kota yang indah, terdapat sebuah keluarga kaya yang hidup dalam kemewahan. Mereka tinggal di sebuah rumah besar dengan taman yang luas, lengkap dengan kolam renang dan ruang permainan, mereka mempunyai kekayaan ini tidak dari lama, di rumahnya terdapat ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang orang.

Keluarga ini terdiri dari ayah dan ibu yang sukses di dunia bisnis, serta seorang putri tunggal yang bernama Alia. Alia adalah seorang gadis remaja yang berusia 16 tahun, bersekolah di SMA dekat rumahnya.

Meskipun hidup dalam segala kenyamanan, ia memiliki sifat yang sederhana dan ramah, sangat dicintai oleh teman-temannya.

Di sekolah, Alia memiliki tiga teman dekat yang selalu mendampinginya: Dira, Lila, dan Aran. Mereka sudah saling mengenal sejak SMP dan selalu bersama-sama melalui berbagai suka dan duka.

Dira adalah teman yang paling ceria di antara mereka. Ia selalu memiliki energi positif dan senyum lebar yang membuat orang di sekitarnya merasa nyaman.

Namun, ada sesuatu yang agak berbeda tentang Dira yang tidak diketahui banyak orang. Dira memiliki indra keenam, sebuah kemampuan yang membuatnya bisa merasakan hal-hal yang tidak terlihat oleh orang lain, seperti melihat bayangan atau mendengar bisikan yang hanya bisa didengar oleh dirinya.

Kadang-kadang, Dira akan memberitahukan Alia dan teman-temannya tentang hal-hal yang terjadi di sekitar mereka yang sulit dijelaskan oleh logika. Meskipun terdengar aneh, Alia dan teman-temannya selalu mempercayainya.

Lila, sahabat Alia yang lainnya, adalah seorang gadis pendiam yang cerdas. Lila tidak percaya begitu saja pada hal-hal mistis dan lebih cenderung berpikir rasional.

Namun, ia selalu mendukung Dira dan tidak pernah meragukan kemampuan temannya itu. Aran, teman laki-laki mereka, adalah anak yang jujur dan baik hati, namun cenderung skeptis terhadap cerita-cerita aneh yang kadang muncul dari Dira. Ia sering kali menganggap bahwa Dira hanya berimajinasi atau terlalu berpikir terlalu jauh.

Suatu hari, setelah sekolah, Alia dan teman-temannya berkumpul di taman rumah Alia untuk berbicara tentang ujian yang akan datang. Ketika mereka sedang asyik bercakap-cakap, tiba-tiba Dira terdiam dan menatap kosong ke arah pohon besar di ujung taman.

“Ada apa, Dira?” tanya Lila, memperhatikan ekspresi temannya yang tiba-tiba berubah serius.

Dira menggigit bibirnya, kemudian menjawab, “Ada sesuatu di sana. Sepertinya... ada seseorang yang mengawasi kita.”

Alia menoleh ke arah pohon itu, tapi tidak melihat apa-apa yang mencurigakan. “Dira, jangan khawatir. Mungkin hanya bayangan atau angin,” kata Alia dengan lembut, mencoba menenangkan temannya.

Namun, Dira tetap tidak bisa melepaskan perasaan cemasnya. “Tidak, Alia. Aku bisa merasakannya. Seperti ada yang mengintai kita dari sana. Aku bisa mendengar bisikan halus.” Dira menggigil sedikit.

Aran yang biasa lebih rasional, mulai merasa sedikit cemas. “Apa itu? Apa maksudmu dengan ‘bisikan’?” tanyanya, suaranya terdengar penuh keraguan.

Dira tidak langsung menjawab. Ia berdiri dan berjalan perlahan menuju pohon tersebut, matanya masih fokus pada tempat yang ia rasa ada sesuatu. Tiba-tiba, ia berhenti dan menunjuk ke tanah. “Lihat,” katanya, “ada jejak kaki yang baru, seperti seseorang yang baru saja berjalan di sini.”

Alia dan teman-temannya mendekat dan melihat jejak kaki yang samar, seolah-olah ada seseorang yang berjalan tanpa meninggalkan bekas di tanah lembap. Itu aneh, karena taman rumah Alia selalu terawat dan tidak ada yang datang ke sana selain mereka.

Dengan hati-hati, mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Ternyata, semakin mereka mendekati tempat itu, semakin terasa hawa aneh yang mengelilingi mereka. Bahkan Lila yang biasanya skeptis mulai merasa tidak nyaman. Aran, yang tidak percaya dengan hal-hal gaib, mulai merasakan kegelisahan yang aneh.

Dira memegang tangan Alia dan berbisik, “Ini bukan hal biasa, Alia. Ada sesuatu yang tidak baik di sini. Kita harus berhati-hati.”

Setelah beberapa saat, mereka memutuskan untuk meninggalkan taman dan masuk ke rumah. Namun, malam itu, perasaan aneh tidak kunjung hilang. Alia merasakan ada sesuatu yang berbeda. Keesokan harinya, Dira menceritakan bahwa ia melihat sosok seorang wanita di balik pohon itu, wajahnya kabur dan penuh kesedihan.

Alia semakin bingung dan mulai merasakan bahwa kejadian-kejadian aneh ini bukan hanya sekadar kebetulan. Dira, dengan indra keenamnya, merasa memiliki tanggung jawab untuk mencari tahu lebih dalam. Bersama Alia, Lila, dan Aran, mereka mulai menyelidiki lebih jauh, dan tak disangka-sangka, mereka menemukan sebuah cerita lama tentang rumah yang dulunya berdiri di tempat mereka sekarang. Ternyata, rumah tersebut dulunya adalah milik seorang wanita yang hilang secara misterius.

Seiring berjalannya waktu, kejadian-kejadian aneh semakin sering terjadi, dan Dira semakin yakin bahwa mereka harus menemukan cara untuk mengungkap misteri ini. Keempat teman itu pun memulai petualangan baru yang akan menguji persahabatan mereka dan membawa mereka ke dalam dunia yang tidak mereka bayangkan sebelumnya.

Di tengah segala kemewahan hidup Alia, ia menyadari bahwa tak semua yang tampak indah di luar, bebas dari misteri dan bahaya yang tersembunyi.

Suasana di halaman sekolah sudah mulai sepi saat Alia dan teman-temannya berkumpul. Mereka duduk di sekitar bangku taman, mempersiapkan alat musik dan berlatih lagu untuk tugas kelompok yang diberikan oleh guru mereka.

Matahari baru saja tenggelam, memberikan warna oranye yang indah di langit, tapi udara malam sudah mulai terasa dingin. Mereka memutuskan untuk memulai latihan setelah magrib, sebuah waktu yang terasa tenang dan penuh rasa penasaran.

"Semoga kita bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik," kata Aran, sambil menaruh gitar di sampingnya. "Kita harus kompak."

"Santai aja, Aran. Kita pasti bisa," jawab Lila dengan percaya diri, meski senyumnya agak sedikit tegang. "Tapi aku berharap tidak ada hal aneh yang terjadi malam ini."

Dira hanya diam, matanya melirik ke sekitar, namun ia tidak mengatakan apa-apa. Alia bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hati Dira. Namun, ia tahu teman-temannya membutuhkan fokus untuk latihan, jadi dia berusaha untuk tidak terlalu memperhatikan sikap Dira.

Mereka mulai bernyanyi, suara mereka mengalun pelan di udara malam. Lagu yang mereka pilih cukup sederhana, namun penuh makna, dan mereka saling mendukung untuk menyempurnakannya. Saat mereka bernyanyi, atmosfer sekitar terasa sepi, hanya suara mereka yang terdengar.

Namun, tak lama setelah mereka mulai menyanyikan lirik pertama, tiba-tiba terdengar suara lain yang mengikuti irama mereka. Suara itu terdengar serupa dengan suara mereka, namun lebih rendah dan serak. Seolah-olah ada seseorang yang menirukan lagu mereka.

Alia menghentikan nyanyian dan menatap Dira. "Kalian dengar itu?" tanya Alia, jantungnya berdegup kencang.

Dira langsung berdiri, wajahnya pucat. "Ada yang ikut bernyanyi," jawabnya dengan suara bergetar. "Tapi... itu bukan suara kalian."suara apakah itu

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 5 TEROR HANTU TANPA WAJAH

    Malam itu, setelah ayah Alia meninggalkan mereka dengan peringatan yang lebih menakutkan daripada sebelumnya, suasana di ruang tamu menjadi semakin hening. Teman-teman Alia merasa ketegangan di udara sangat nyata. Dira, Lila, dan Aran saling berpandangan, dan tanpa berkata-kata, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Alia hanya mengangguk lemah saat mereka berpamitan, merasa seolah-olah beban berat menggelayuti hatinya. Meskipun perasaan takut dan kebingungan masih menyelimutinya, ia tahu bahwa ia harus melanjutkan hidupnya, setidaknya untuk malam ini. "Dira... terima kasih sudah mencoba membantu," kata Alia dengan suara pelan saat teman-temannya beranjak pergi. Dira hanya mengangguk, memberikan senyuman tipis yang penuh arti. "Jaga diri baik-baik, Alia," kata Lila dengan penuh perhatian. "Jika ada apa-apa, langsung hubungi kita, oke?" "Semoga semuanya baik-baik saja," ujar Aran, meskipun ada kecemasan yang jelas di wajahnya. "Kami di sini jika kamu butuh

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 4 MISTERI CERMIN

    Tapi itu bukan hanya wajahnya yang berubah. Di dalam cermin, wajah yang buruk rupa itu mulai tertawa—tertawa dengan suara yang mengerikan, suara yang bukan berasal dari dirinya. Suara itu seperti berasal dari kedalaman kegelapan yang menakutkan, bukan suara manusia."Tolong, jangan!" Alia berteriak, ingin berlari menjauh, tapi tubuhnya terasa kaku, seolah-olah terikat oleh kekuatan yang tak terlihat.Wajah yang jelek di cermin itu terus tertawa dengan keras, tertawa seperti mengolok-olok ketakutannya. Alia menatap wajah yang mencerminkan dirinya, namun bukan dirinya yang dia kenal. Ada sesuatu yang jahat dalam tawa itu, sesuatu yang mengerikan.Tiba-tiba, sosok dalam cermin itu berbicara dengan suara yang bergema di seluruh ruangan. "Kamu tidak bisa lari dari dirimu sendiri, Alia. Aku ada di dalam dirimu. Kamu tidak akan pernah terbebas."Alia terbelalak, napasnya terengah-engah. Ia bisa merasakan ketakutan yang meluap-luap di dadanya. "Apa yang k

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 3 KEJADIAN HOROR DI RUMAH ALIYA

    Suatu malam, setelah kejadian aneh di sekolah, Alia merasa gelisah. Hatinya terus dihantui oleh suara yang mereka dengar, bayangan yang mereka lihat, dan misteri yang belum terpecahkan. Namun, malam itu, sesuatu yang lebih mengganggu mulai terjadi di rumahnya.Suasana rumah yang biasanya tenang kini terasa berbeda. Alia terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pelan yang datang dari lantai atas, diikuti dengan suara tangisan perempuan yang lirih dan penuh kesedihan. Suara itu terdengar begitu nyata, seolah datang dari dekat, bahkan meskipun seluruh rumah tampak sunyi.Alia memejamkan mata sejenak, berusaha untuk tidak terlalu panik. "Apa itu?" pikirnya dalam hati. Biasanya, ia akan mengabaikan suara-suara aneh, tetapi malam ini, ada sesuatu yang berbeda. Suara tangisan itu begitu jelas dan emosional, seolah seseorang sedang menderita di dalam rumahnya.Dengan hati-hati, Alia bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. Suara tangisan itu semakin

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 2 AWAL MULA KEJADIAN HOROR

    Lila dan Aran pun terdiam, mencoba mendengarkan dengan seksama. Suara itu kembali terdengar, lebih jelas sekarang. Suara yang mengikuti nyanyian mereka, tapi dengan nada yang sangat aneh dan terdistorsi, seolah-olah berasal dari tempat yang jauh. "Ini tidak baik," kata Dira, matanya mulai berkilat ketakutan. "Itu bukan suara manusia." Mereka semua terdiam. Alia menatap sekeliling mereka, merasa ketegangan di udara semakin tebal. “Dira, apa yang kamu rasakan? Apa ini... ada hubungannya dengan yang terjadi di taman tadi?” Dira menundukkan kepala, menggigit bibirnya. “Aku tidak tahu pasti, Alia. Tapi rasanya... suara itu datang dari... tempat yang tidak bisa dijangkau. Aku bisa merasakannya, kita sedang diawasi.” Aran mencoba untuk tetap tenang. "Mungkin cuma kebetulan, atau ada yang iseng," katanya, meskipun suaranya terdengar lebih ragu daripada biasanya. Namun, saat mereka melanjutkan untuk bernyanyi lagi, suara itu kembali, lebih ke

  • MALAM TANPA WAJAH   Bab 1 SEBUAH KELUARGA YANG HIDUP SERBA MEWAH

    Di sebuah kota yang indah, terdapat sebuah keluarga kaya yang hidup dalam kemewahan. Mereka tinggal di sebuah rumah besar dengan taman yang luas, lengkap dengan kolam renang dan ruang permainan, mereka mempunyai kekayaan ini tidak dari lama, di rumahnya terdapat ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Keluarga ini terdiri dari ayah dan ibu yang sukses di dunia bisnis, serta seorang putri tunggal yang bernama Alia. Alia adalah seorang gadis remaja yang berusia 16 tahun, bersekolah di SMA dekat rumahnya. Meskipun hidup dalam segala kenyamanan, ia memiliki sifat yang sederhana dan ramah, sangat dicintai oleh teman-temannya. Di sekolah, Alia memiliki tiga teman dekat yang selalu mendampinginya: Dira, Lila, dan Aran. Mereka sudah saling mengenal sejak SMP dan selalu bersama-sama melalui berbagai suka dan duka. Dira adalah teman yang paling ceria di antara mereka. Ia selalu memiliki energi positif dan senyum lebar yang membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Namun,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status