/ Horor / MALAM TANPA WAJAH / BAB 3 KEJADIAN HOROR DI RUMAH ALIYA

공유

BAB 3 KEJADIAN HOROR DI RUMAH ALIYA

last update 최신 업데이트: 2025-03-05 05:22:00

Suatu malam, setelah kejadian aneh di sekolah, Alia merasa gelisah. Hatinya terus dihantui oleh suara yang mereka dengar, bayangan yang mereka lihat, dan misteri yang belum terpecahkan. Namun, malam itu, sesuatu yang lebih mengganggu mulai terjadi di rumahnya.

Suasana rumah yang biasanya tenang kini terasa berbeda. Alia terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pelan yang datang dari lantai atas, diikuti dengan suara tangisan perempuan yang lirih dan penuh kesedihan. Suara itu terdengar begitu nyata, seolah datang dari dekat, bahkan meskipun seluruh rumah tampak sunyi.

Alia memejamkan mata sejenak, berusaha untuk tidak terlalu panik. "Apa itu?" pikirnya dalam hati. Biasanya, ia akan mengabaikan suara-suara aneh, tetapi malam ini, ada sesuatu yang berbeda. Suara tangisan itu begitu jelas dan emosional, seolah seseorang sedang menderita di dalam rumahnya.

Dengan hati-hati, Alia bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. Suara tangisan itu semakin terdengar jelas. Tanpa pikir panjang, ia melangkah menuju arah suara tersebut. Setiap langkah terasa lebih berat dari biasanya, dan udara malam terasa semakin dingin.

Tangan Alia gemetar ketika ia melewati lorong yang menuju ke bagian rumah yang jarang ia kunjungi. Itu adalah bagian rumah yang selalu dihindari atau ruangan yang dikenal sebagai "ruangan terlarang." Ruangan itu adalah sebuah kamar kecil di ujung koridor, yang konon katanya, tidak pernah dibuka oleh siapa pun dalam keluarga mereka. Ayah dan ibunya selalu mengingatkan Alia untuk tidak pernah mendekati ruangan itu, meskipun mereka tidak pernah memberi penjelasan lebih lanjut.

Suara tangisan itu semakin jelas, dan Alia bisa merasakan ketegangan yang menggelayuti setiap sudut rumah. Dengan perlahan, ia mendekati pintu ruangan terlarang yang tertutup rapat. Tangan Alia terasa dingin saat ia menyentuh gagang pintu. Suara tangisan itu semakin keras, seolah-olah datang dari dalam ruangan itu sendiri.

“Siapa di sana?” Alia berbisik, suaranya penuh ketegangan, tapi tidak ada jawaban. Hanya tangisan itu yang terdengar, seperti memanggilnya untuk masuk.

Dengan hati berdebar, Alia memutuskan untuk membuka pintu itu sedikit. Ketika pintu terbuka, ia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang, dan suara tangisan itu semakin jelas. Begitu ia melangkah masuk, ruangan itu terasa gelap dan pengap. Lampu di dalam ruangan mati, dan hanya cahaya rembulan yang memancar melalui jendela kecil yang memberikan sedikit penerangan.

Di sudut ruangan, Alia melihat sesosok bayangan samar—seorang wanita, berpakaian putih, duduk di lantai dengan punggung menghadap ke Alia. Suara tangisan itu datang dari wanita tersebut, tangisan yang begitu memilukan dan penuh kesedihan.

"Siapa kamu?" Alia berbisik, suaranya bergetar. "Kenapa kamu menangis?"

Wanita itu tidak menjawab. Ia hanya terdiam, menangis dengan keras. Alia merasa hatinya berdegup lebih cepat, ada sesuatu yang sangat aneh dan menakutkan tentang situasi ini.

Namun, saat Alia melangkah lebih dekat, bayangan wanita itu mulai memudar, seperti dihanyutkan oleh angin yang tak terlihat. Dalam sekejap, sosok wanita itu hilang, dan hanya terdengar suara tangisan yang semakin pelan, seolah menghilang ke dalam dinding.

Alia berdiri terpaku di tempat, matanya masih memandang ruangan itu dengan penuh ketakutan. Ia bisa merasakan hawa dingin yang menyelimuti dirinya, dan tubuhnya mulai gemetar. "Apa yang terjadi di sini?" pikirnya, bingung dan cemas.

Tiba-tiba, suara bisikan yang halus terdengar di telinganya, seperti suara seorang wanita yang memanggil namanya. "Alia..."

Alia membeku. Suara itu terdengar sangat nyata, seolah wanita itu berada tepat di sampingnya. Dalam kebingungannya, ia berbalik dan melihat dinding ruangan terlarang yang kosong—semuanya terlihat seperti tidak ada apa-apa. Namun, suara itu tetap terdengar.

"Alia... tolong..."

Tiba-tiba, Alia merasa ada sesuatu yang menarik dirinya ke belakang, membuatnya terjatuh ke lantai. Ia menoleh dan melihat bayangan samar wanita itu muncul lagi, kali ini lebih jelas. Wajah wanita itu kabur, namun matanya penuh dengan kesedihan yang mendalam. "Tolong," kata wanita itu lagi, dengan suara yang penuh dengan penderitaan.

Alia merasa seakan-akan ada kekuatan tak terlihat yang mendorongnya untuk pergi, tapi ia juga merasa sebuah dorongan untuk membantu. Dengan tangan yang gemetar, Alia mencoba untuk berdiri kembali. "Apa yang harus aku lakukan? Apa yang terjadi denganmu?" tanyanya dengan suara serak, mencoba untuk mengatasi rasa takutnya.

Namun, sebelum ia bisa menjawab pertanyaannya sendiri, pintu ruangan itu tiba-tiba tertutup dengan keras, membuat Alia terlonjak kaget. Suara tangisan itu menghilang dalam sekejap, meninggalkan keheningan yang mencekam.

Alia berdiri kaku di sana, masih gemetar. Ia merasa jantungnya berdetak kencang, dan tubuhnya merasa sangat lelah. Ia tahu bahwa ia baru saja mengalami sesuatu yang lebih besar daripada yang ia duga sebelumnya.

Saat ia berbalik untuk meninggalkan ruangan itu, ia menyadari bahwa ruangan terlarang itu tidak hanya menyimpan kisah kelam, tetapi juga menyimpan jawaban yang harus ia temukan. Misteri yang belum selesai, dan sesuatu yang harus diungkapkan.

Dengan langkah-langkah pelan dan hati yang masih penuh rasa takut, Alia kembali menuju kamar tidurnya, bertekad untuk mencari tahu lebih banyak tentang apa yang terperangkap di rumahnya—dan siapa wanita yang menangis itu. Namun, satu hal yang pasti: malam itu, dunia mereka kembali berubah.

Keesokan harinya, Alia tidak bisa mengusir rasa takut yang masih mencekam dalam dirinya. Meskipun kejadian semalam tampak seperti mimpi buruk, sensasi aneh itu terus mengganggunya. Setiap kali ia mencoba berpikir rasional dan mengabaikan kejadian itu, bayangan wanita di ruangan terlarang dan tangisan pilu yang masih terdengar di telinganya selalu kembali menghantuinya.

Setelah seharian mencoba untuk tetap normal, Alia merasa lelah dan memutuskan untuk mandi sore itu. Ia berjalan ke kamar mandi dan berdiri di depan cermin besar di atas wastafel. Seperti biasa, ia melihat pantulan wajahnya di sana wajah seorang gadis muda dengan ekspresi cemas yang hampir tidak bisa dikenali, tidak seperti dirinya yang biasa ceria.

Alia menghela napas panjang, berusaha untuk menenangkan diri. "Ini hanya perasaan aneh... Tidak ada yang harus ditakutkan," bisiknya pada dirinya sendiri. Namun, saat matanya terus memandang cermin, sesuatu yang tidak biasa mulai terjadi.

Pada awalnya, ia hanya melihat refleksi dirinya yang memudar, tetapi seiring waktu, wajahnya mulai berubah. Wajahnya sendiri, yang semula tampak cemas, perlahan-lahan berubah menjadi buruk rupa, dengan mata yang membengkak, kulit yang mengelupas, dan bibir yang tersenyum lebar dalam ekspresi yang tidak manusiawi. Alia terkejut dan mundur beberapa langkah, matanya tidak bisa berpaling dari cermin.

"W-what...?" suara Alia tercekat, tubuhnya mulai gemetar ketakutan. Ia merasakan udara di sekitarnya semakin dingin, dan tiba-tiba cermin itu menjadi kabur, seolah-olah ada kabut yang menyelimuti refleksinya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 5 TEROR HANTU TANPA WAJAH

    Malam itu, setelah ayah Alia meninggalkan mereka dengan peringatan yang lebih menakutkan daripada sebelumnya, suasana di ruang tamu menjadi semakin hening. Teman-teman Alia merasa ketegangan di udara sangat nyata. Dira, Lila, dan Aran saling berpandangan, dan tanpa berkata-kata, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Alia hanya mengangguk lemah saat mereka berpamitan, merasa seolah-olah beban berat menggelayuti hatinya. Meskipun perasaan takut dan kebingungan masih menyelimutinya, ia tahu bahwa ia harus melanjutkan hidupnya, setidaknya untuk malam ini. "Dira... terima kasih sudah mencoba membantu," kata Alia dengan suara pelan saat teman-temannya beranjak pergi. Dira hanya mengangguk, memberikan senyuman tipis yang penuh arti. "Jaga diri baik-baik, Alia," kata Lila dengan penuh perhatian. "Jika ada apa-apa, langsung hubungi kita, oke?" "Semoga semuanya baik-baik saja," ujar Aran, meskipun ada kecemasan yang jelas di wajahnya. "Kami di sini jika kamu butuh

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 4 MISTERI CERMIN

    Tapi itu bukan hanya wajahnya yang berubah. Di dalam cermin, wajah yang buruk rupa itu mulai tertawa—tertawa dengan suara yang mengerikan, suara yang bukan berasal dari dirinya. Suara itu seperti berasal dari kedalaman kegelapan yang menakutkan, bukan suara manusia."Tolong, jangan!" Alia berteriak, ingin berlari menjauh, tapi tubuhnya terasa kaku, seolah-olah terikat oleh kekuatan yang tak terlihat.Wajah yang jelek di cermin itu terus tertawa dengan keras, tertawa seperti mengolok-olok ketakutannya. Alia menatap wajah yang mencerminkan dirinya, namun bukan dirinya yang dia kenal. Ada sesuatu yang jahat dalam tawa itu, sesuatu yang mengerikan.Tiba-tiba, sosok dalam cermin itu berbicara dengan suara yang bergema di seluruh ruangan. "Kamu tidak bisa lari dari dirimu sendiri, Alia. Aku ada di dalam dirimu. Kamu tidak akan pernah terbebas."Alia terbelalak, napasnya terengah-engah. Ia bisa merasakan ketakutan yang meluap-luap di dadanya. "Apa yang k

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 3 KEJADIAN HOROR DI RUMAH ALIYA

    Suatu malam, setelah kejadian aneh di sekolah, Alia merasa gelisah. Hatinya terus dihantui oleh suara yang mereka dengar, bayangan yang mereka lihat, dan misteri yang belum terpecahkan. Namun, malam itu, sesuatu yang lebih mengganggu mulai terjadi di rumahnya.Suasana rumah yang biasanya tenang kini terasa berbeda. Alia terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pelan yang datang dari lantai atas, diikuti dengan suara tangisan perempuan yang lirih dan penuh kesedihan. Suara itu terdengar begitu nyata, seolah datang dari dekat, bahkan meskipun seluruh rumah tampak sunyi.Alia memejamkan mata sejenak, berusaha untuk tidak terlalu panik. "Apa itu?" pikirnya dalam hati. Biasanya, ia akan mengabaikan suara-suara aneh, tetapi malam ini, ada sesuatu yang berbeda. Suara tangisan itu begitu jelas dan emosional, seolah seseorang sedang menderita di dalam rumahnya.Dengan hati-hati, Alia bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. Suara tangisan itu semakin

  • MALAM TANPA WAJAH   BAB 2 AWAL MULA KEJADIAN HOROR

    Lila dan Aran pun terdiam, mencoba mendengarkan dengan seksama. Suara itu kembali terdengar, lebih jelas sekarang. Suara yang mengikuti nyanyian mereka, tapi dengan nada yang sangat aneh dan terdistorsi, seolah-olah berasal dari tempat yang jauh. "Ini tidak baik," kata Dira, matanya mulai berkilat ketakutan. "Itu bukan suara manusia." Mereka semua terdiam. Alia menatap sekeliling mereka, merasa ketegangan di udara semakin tebal. “Dira, apa yang kamu rasakan? Apa ini... ada hubungannya dengan yang terjadi di taman tadi?” Dira menundukkan kepala, menggigit bibirnya. “Aku tidak tahu pasti, Alia. Tapi rasanya... suara itu datang dari... tempat yang tidak bisa dijangkau. Aku bisa merasakannya, kita sedang diawasi.” Aran mencoba untuk tetap tenang. "Mungkin cuma kebetulan, atau ada yang iseng," katanya, meskipun suaranya terdengar lebih ragu daripada biasanya. Namun, saat mereka melanjutkan untuk bernyanyi lagi, suara itu kembali, lebih ke

  • MALAM TANPA WAJAH   Bab 1 SEBUAH KELUARGA YANG HIDUP SERBA MEWAH

    Di sebuah kota yang indah, terdapat sebuah keluarga kaya yang hidup dalam kemewahan. Mereka tinggal di sebuah rumah besar dengan taman yang luas, lengkap dengan kolam renang dan ruang permainan, mereka mempunyai kekayaan ini tidak dari lama, di rumahnya terdapat ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Keluarga ini terdiri dari ayah dan ibu yang sukses di dunia bisnis, serta seorang putri tunggal yang bernama Alia. Alia adalah seorang gadis remaja yang berusia 16 tahun, bersekolah di SMA dekat rumahnya. Meskipun hidup dalam segala kenyamanan, ia memiliki sifat yang sederhana dan ramah, sangat dicintai oleh teman-temannya. Di sekolah, Alia memiliki tiga teman dekat yang selalu mendampinginya: Dira, Lila, dan Aran. Mereka sudah saling mengenal sejak SMP dan selalu bersama-sama melalui berbagai suka dan duka. Dira adalah teman yang paling ceria di antara mereka. Ia selalu memiliki energi positif dan senyum lebar yang membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Namun,

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status