Beranda / Rumah Tangga / MANTAN WITH BENEFIT / Mertua Durjana V 🔥

Share

Mertua Durjana V 🔥

Penulis: DityaR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-24 21:05:20
୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴

📞

"Serius, ini Heksa?" jeritku di depan cermin. Daniar hanya mendesah di seberang telepon. "Gila ...."

"Kamu dulu nggak kayak gitu juga, kan?"

"Enggak, lah! Emang aku sepolos itu, ya?"

"Terus, kenapa kamu kaget?"

"Enggak tuh, biasa aja."

"Yakin?"

Aku terdiam, lalu melangkah ke balkon. Biasanya, jam segini aku memperhatikan punggung Alzian yang sedang masuk ke mobil. Tapi kali ini sudah hari kedua sejak dia pamit ke Kalimantan.

"Daniar, kamu bilang dia unggah foto lagi. Coba screenshoot, kirim ke aku sekarang!"

"Tapi janji dulu, jangan lompat dari balkon, ya!" pekiknya.

Aku menengok ke bawah. Ya, cukup tinggi kalau mau lompat dari lantai tiga.

"Iya ...."

Satu pesan masuk.

Aku langsung melempar HP ke ranjang. Napasku sesak, antara ingin menangis, marah, dan malu sendiri karena bereaksi berlebihan.

Langkahku ragu saat kembali mengambil HP itu. Layarnya masih menyala, menampilkan tangkapan layar dari Daniar. Foto itu jelas menunjukkan per
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MANTAN WITH BENEFIT   Api Unggun 🌛

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴Setelah aku berkeliling di setiap ruangan, mencari kunci lemari, berharap ada sesuatu yang bisa memicu ingatanku, akhirnya aku menyerah dan menuju dapur. Soalnya, perutku sudah minta diisi. Aku buka kulkas, kupikir isinya kosong. Aku bahkan sudah siap-siap memesan Grab atau apalah buat pergi ke pusat kota. Eh, ternyata kulkasnya justru penuh.Aku mengambil beberapa bahan untuk membuat sandwich. Baru saja aku mulai makan, aku mendengar suara aneh dari luar. Seketika aku diam, menahan napas. Tapi enggak ada apa-apa. Aku lanjut makan sambil berusaha menenangkan pikiran. Padahal biasanya aku nyaman sendiri, tapi sejak kecelakaan, kesendirian justru bikin aku gelisah. Semakin lama sendiri, pikiranku makin liar, aku takut enggak akan pernah jadi diriku yang dulu.Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu, membuatku terlonjak. Aku melirik ke meja kecil tempat Alzian bilang dia menaruh pistol."Ini kita, santai!" Daniar berteriak dari luar, dia tahu kalau aku pasti panik.Aku

  • MANTAN WITH BENEFIT   Keluarga Sunya 🌼

    “Ngomong-ngomong, si duo Bucin di mana nih?” tanya Danny.Mama masuk sambil tertawa. Tangan Papa menempel di pinggangnya, takut dia kabur.Harry mengeluh dan langsung buang muka. Aku enggak kebayang sih, bagaimana jadinya kalau hidup serumah sama dua orang itu.“Dengar-dengar kamu nemuin Khalisa di penginapan hari ini?” tanya Mama sambil mengambil barang dari ruang tamu buat dimasukan ke keranjang cucian.Papa duduk di sofa bekas tempat Almorris duduk. Aku enggak nyangka dia bisa kabur dari agenda bersih-bersih hari ini.“Dia lagi di Villa,” jawabku.Mama langsung berhenti dan memperhatikanku. “Sendirian?”Semua mata langsung tertuju padaku. Termasuk Almorris yang sudah siap keluar."Iya," jawabku."Alzian ...." Papa terlihat sangat kecewa."Dia udah gede, Pa!"“Dengan kondisi amnesia? Kita udah janji ke Marwa buat jagain dia,” katanya lagi.“Aku nggak pernah janji apa pun ke Marwa!”"Lupain dulu soal Marwa," potong Mama. "Kita bahkan nggak tahu Khalisa itu masih ingat cara pakai komp

  • MANTAN WITH BENEFIT   Vasektomi 🧸

    ୨ৎ A L Z I A N જ⁀➴Kupikir rumah ini bakal kosong waktu aku parkir mobilku. Tapi ternyata, jalan masuknya penuh dengan mobil Pick-upSial.Sempat terpikir buat mutar balik dan kabur, tapi Papa sudah berdiri di sana, melambai, sepertinya dia sudah menunggu.Aku parkir di posisi strategis, biar gampang kabur kalau sewaktu-waktu ingin pergi.“Alzian, gimana kabarnya?” tanya Papa, menunduk sedikit dari atas balkon.“Ngapain sih, kalian di sini?”“Mama bilang rumah kamu jorok banget. Jadi dia mutusin hari ini buat bersih-bersih.”Aku langsung ingin balik ke mobil. Terakhir kali ‘bersih-bersih’ kayak gini, bikin aku jadi lebih depresi. Mama memang nggak bakal berhenti sebelum semua debu dan sarang laba-laba hilang. Entah kenapa dia sebegitu ambisiusnya. Toh, kami semua di sini, jomblo. Siapa juga yang peduli?Tiba-tiba Harry, adik tiriku yang baru sebelas tahun muncul sambil memainkan bolanya.“Eh, Ry!” seruku sambil nyolong bolanya.“Apa, Alzian?”“Hari ini ada latihan bola nggak?”“Besok

  • MANTAN WITH BENEFIT   Pulang 🥀

    Aku kira kami bakal langsung tinggal bareng. Tapi, ya ... dia benar juga.Donna datang membawa Sufle dan meletakkannya di depan dia. "Jalapeno bikinin spesial buat kamu,” katanya, lalu berjalan pergi.“Sampaiin makasih ke Jalapeno ya,” jawab Alzian.Rambut poni Donna bergoyang-goyang saat ia berjalan. Ia berhenti di meja lain dan bertanya ke orang-orang apakah mereka menikmati sarapan.“Kamu emang hobi banget, ya, bikin dia kesal,” celetukku.Dia menyuap makanannya dan hanya mengangguk.Kami makan sambil diam, menatap ke arah teluk. Untungnya, Alzian makannya secepat kilat.Donna enggak menagihkan apa pun, dan Alzian langsung mengambil tasku begitu kami keluar. Ia meletakkannya di bagasi belakang.Begitu mobil melaju keluar dari parkiran, perutku tersenyum. Aku berharap, saat benar-benar sampai di rumah tempat kami dulu pernah menjadi suami istri, akan ada sesuatu yang muncul dari kepalaku.Aku sempat menebak kalau rumah kami ada di dekat tempat kerjanya, tapi begitu dia mengambil jal

  • MANTAN WITH BENEFIT   Villa di Danau 🌛

    ୨ৎ K H A L I S A જ⁀➴ Sabtu pagi .... Aku baru saja selesai membereskan koper dan langsung membawanya turun ke resepsionis. Di balik meja ada Donna. Dia menyeringai saat melihatku. “Udah siap pulang?” Aku mengangguk. “Iya sih, tapi jangan sampai Alzian dengar.” Dia mengernyit. “Dia telat. Barusan dapat telepon mendadak, harus balik ke kerjaannya. Kamu mau sarapan dulu?” Ia langsung berjalan meninggalkan meja resepsionis. Donna masih dengan rambut merah dan tubuh berisinya seperti yang kuingat. Senyumnya yang usil belum muncul, tapi feeling-ku sih, dia masih sama saja seperti dulu. “Oh. Dia nggak ngubungin aku.” Donna memiringkan kepala. “Serius? Kan, dia punya nomor kamu?” “Punya, kok.” Dia menepuk punggungku. “Kamu tahu sendiri Alzian gimana. Mungkin dia cuma mau mastiin aku yang ngurusin kamu." “Yah, iya juga sih .…” Tapi jujur saja, kita berdua tahu itu cuma alasan doang. Dua hari lalu, waktu dia mengajakku ke tempat dia melamar, aku merasa itu amat menyakitinya. Dia bahk

  • MANTAN WITH BENEFIT   Saat Aku Melamarmu 💘

    "Kayaknya emang nggak pernah berubah," gumamku."Serius? Emangnya dulu aku juga kelihatan kayak gurita pas manjat gini?" Aku tertawa. Dia menoleh ke belakang. "Ayo, coba lagi!""Waktu aku ngelamar kamu di sini, aku sempat gigit pantatmu," kataku, lebih ke diri sendiri sebenarnya."Aku, sih nggak nolak kalau kamu mau ngulang itu sekarang."Aku memakai dua tangan untuk mendorongnya sampai benar-benar naik ke atas. "Lain kali aja, kali, ya."Dia mengulurkan tangan untuk membantuku naik, tapi aku malah memilih pakai ranting untuk memanjat sendiri."Itu tinggal lewatin pohon-pohon doang," kataku sambil menunjuk jalan dan menyuruh dia jalan lebih dulu. Aku ingin penyiksaan ini cepat selesai.Dia berjalan pelan melewati pepohonan. Matanya berkeliling ke sana kemari, seperti belum pernah ke sini sebelumnya, padahal kami sudah sering ke tempat ini.Tiba-tiba dia menarik napas panjang. "Ya ampun ...."Aku belum keluar dari balik pohon, tapi aku sudah bisa membayangkan danau biru yang dikeliling

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status