Share

XVIII. ADA APA DENGAN MIRANDA?

Aku kembali mengamati tiap inchi wajah lelaki yang fotonya ada di gawaiku itu berkali – kali, meyakinkan diri bahwa dia adalah orangnya. Lelaki yang ku temui di alam bawah sadarku saat aku koma kemarin. Begitu mirip, apa maksud ini semua, bagaimana dia bisa muncul di sana padahal aku sama sekali belum mengenalnya.

“Ehem… Ganteng ya, Nduk.” Goda ibu dengan senyum di kulum.

Aku tak menjawab, tapi rona merah di kedua pipiku telah cukup memberikan jawaban.

“Bu, Bagaimana kalau dia menolak menikahi Rania karena termakan fitnah itu?” aku menscroll layar di gawaiku hingga foto itu tertutup dan lampu di layar gawaiku padam.

“Ya seperti yang ibu bilang tadi, Nduk. Pesta akan tetap berjalan, hitung – hitung kita syukuran karena kamu selamat.” Ujar ibu ringan

Aku tersenyum kecut. Terbayang sudah tatapan iba para undangan yang akan ditujukan padaku nanti. Pesta itu akan menjadi sebuah siksaan psikis bagiku karena aku harus tampil baik – baik saja sementara hatiku hancur lebur. Sorot iba dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status