MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.
Bab 25.Setelah kepergian laki-laki yang bernama Wahyu. Mereka pun akhirnya kembali masuk ke dalam rumah untuk segera beristirahat. Bima yang melihat istrinya langsung masuk ke dalam kamar yang biasa ia tempati, memutuskan untuk tidur di sofa yang ada di ruangan tengah yang sekarang ia tempati. Ya, sofa yang sudah tak layak pakai lebih tepatnya. Tapi tak masalah asalkan Bima bisa beristirahat. Toh.. selama seminggu ini Bima bahkan tidur di sana dan di sini yang terpenting bisa beristirahat. Bima yang dulunya hidup penuh dengan kemewahan akhirnya sanggup tidur yang terkadang hanya beralaskan tikar saja."Mas...!" panggil Ayu sebelum Bima beranjak ke atas sofa.Deg... g...Panggilan dari istrinya seketika membuat tubuhnya langsung memanas. Kakinya terasa melayang, nafasnya terasa tersendat di tenggorokan. Untuk pertama kalinya Bima merasakMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 26.Bima yang masih meletakkan jarinya dibibir Ayu, berusaha melepaskan tangannya kembali. Mencoba mendekat dan semakin dekat.Ayu yang sudah merasakan ketenangan semakin tak menentu ketika detak jantungnya berdetak semakin kencang.Bima yang semakin dekat dengan sengaja berbisik "Sebaiknya kita istirahat kembali, ya! Sudah malam."Seketika itu juga Ayu bahkan terlihat salah tingkah setelah mendengarkan ucapan Bima. Siapa sangka? Apa yang dipikirkannya tertanya salah besar. Perasaan bersalah itu muncul tiba-tiba begitu melihat tatapan Bima.Bima segera membaringkan kembali badannya. Ia berusaha untuk memejamkan matanya, tapi sedikitpun ia tak bisa untuk memejamkannya. Berharap malam ini bisa dilalui dengan tidur nyenyaknya.Ayu yang juga merasakan kegelisahan untuk pertama kalinya ia harus tidur berdekatan dengan
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 27.# NIKMAT TUHAN MANA YANG KAU DUSTAKAN.Semua terasa bagaikan mimpi. Bima masih tak percaya dengan apa yang telah ia alami. Dari awal perjalanannya menyamar menjadi seorang marbot sampai akhirnya dipertemukan dengan seorang gadis cantik yang sekarang telah resmi menjadi istrinya yang utuh, semua bagaikan suatu kebahagiaan tiada bandingannya. Rasa sakit yang dialaminya menjadi sebuah kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Kejadian malam ini tak akan pernah Bima lupakan sampai kapanpun. Saat dirinya terjaga di tengah lelapnya sang istri, mencoba menatap ke arah wanita yang saat ini tepat berada dipelukannya. Bahkan ia terlelap dalam tidurnya. Tak henti-hentinya, ia terus memuji kecantikan yang dimiliki istrinya."Maafkan Mas telah membuatmu letih, karena Adik terlalu menggemaskan," bisik Bima.Wanita yang saat ini ada dip
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 28Bima menatap wajah ibu yang mengandungnya. Terlihat jelas kekecewaan yang tertuju padanya. Pergi dengan niat akan melupakan masa lalunya dan setelah kembali mengatakan sudah menikah. Hati seorang ibu mana yang tak terluka? Bahjkan ia tak mengetahui tentang pernikahan itu. "Sebaiknya kita ngobrol sambil duduk ya, Ma. Bima datang memang mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Mama dan juga Papa, sebenarnya, Ma..."Bima yang menggandeng tangan mamanya untuk duduk di sofa yang ada diruangan tamu, berusaha untuk menjelaskan. Tapi belum sempat ia meneruskan kata-katanya, lebih dulu terpotong."Apa benar kamu sudah menikah?" tanya mamanya yang masih belum bisa percaya begitu saja."Semua itu benar adanya, Ma. Kedatangan Bima berkenaan dengan hal itu. Bima akan menceritakan semuanya sama Mama dan..."Belum sempat kembali Bima meneruskan kata-katanya, mama
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 29.Kedua orang tua Bima saling pandang-pandangan karena terkejut dengan apa yang baru saja Bima pertanyakan.Bima melihat ke arah Bu Normah yang menarik nafasnya saat ia menanyakan kebenaran Firly yang datang ke rumah orang tuanya. Bima ingin mengetahui, apa yang sebenarnya terjadi setelah ia pergi?"Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Bima."Apa kamu masih memikirkan Firly, Bim?" tanya Pak Satria dengan raut heran."Tidak, Pa. Sedikitpun Bima tidak lagi memikirkannya. Sekarang ini dan detik ini, Bima hanya memikirkan Ayu. Ya,walaupun usia pernikahan kami baru satu minggu. Itu sudah membuat Bima bisa melupakan semua yang berhubungan dengan Firly. Bima hanya heran saja, setelah mendengar Bik Ijah tadi cerita tentangnya yang sering datang ke rumah ini hanya untuk mencari keberadaan Bima," ucapnya yang lagi-lagi membuat papa dan mamanya saling
MARBOT MASJID ITU TERNYAYA KAYABab 30"Mama ini ada-ada aja, Papa sempat support jantung, terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut wanita yang selama ini mendampingi hidup Papa. Berarti kalau Mama marah, cukup dengan kecupan manja di bibir sudah mampu membuat Mama bahagia dong?" tanya Pak Satria."Tergantung moodnya, Mama. Kalau marahnya beneran, ya nggak bisa dengan kecupan manja dong ngobatinnya.""Terus...?"Pak Satria dan Bima saling tatapan, berusaha mendengar ratu di rumah Pak Satria yang akan mengeluarkan ucapannya."Gampang.. caranya, berikan si warna merah. Dikasih warna merah sebanyak-banyaknya, pasti Mama nggak akan marah," kata Bu Normah sambil diiringi senyuman."Mama, matre," potong Bima."Nggak ada yang namanya perempuan nggak matre termasuk Mama. Memang uang tidak lah segalanya. Tapi, dengan uang bisa membeli segalanya,"
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 31."Ada yang salah ya, dengan omongan Bibik?" tanyanya polos tanpa rasa bersalah."Bik...! Ini bukan masalah malam pertama, tapi masalah hidup dan mati Bima ada pada istri Bima," jawab Bima."Bukannya hidup dan mati itu, ada di tangan Allah ya?" tanya Bik Ijah kembali.Mereka yang mendengar pertanyaan Bik Ijah hanya mampu menelan ludah. Bagaimana tidak? Apa yang dikatakannya memang benar. Tapi ini bukan menyangkut masalah yang dimaksudnya."Sudahlah, Bim! Lebih baik jangan kamu perpanjang lagi berdebat sama Bik Ijah, yang ada makin panjang ceritanya. Ngomong sama Bik Ijah nggak akan ketemu titiknya, koma mulu," potong Pak Satria."Ha.. ha.. Bik Ijah itu bisa untuk pengobat stres loh, Pa" ucap Bima semari tertawa ke arah Pak Satria."Yang ada bukan pengobat stres, bertambah stres lebih tepatnya!" sungut Bu Normah.Bik Ijah
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 32.#prov Firly.Awal pertemuan yabg tanpa disengaja terjadi antara aku dan juga pria yang bernama Bima. Di mana kami sama-sama berada di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu. Ya, kami pun bertabrakan yang ternyata.. aku lah dengan sengaja menabraknya.Aku yang saat itu sedang memilih-milih belanjaan yang akan kubeli, tak sengaja melihat pria lumayan tampan yang berpakaian sangat rapi. Terlihat ia terlalu fokus mencari sesuatu. Dari tampilannya, aku mengira pasti lah pekerjaannya sangat mapan jika dilihat dari stelnya berpakaian. Merk-merk terkenal dengan harga pantastis tentu. Jujur, aku bahkan terpesona begitu pertama kali melihatnya. Hatiku merasakan getaran saat melihat mangsa baru tepat di hadapanku. "Ini lah kesempatanku," batinku memulai adegan kebohongan.Berhubung aku yang baru saja putus dengan pacarku, lebih kurang sebulan yang lalu. Oleh karena it
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 33.Bima yang sedang menaiki ojek merasa jika ada seseorang yang mengikutinya. Ia langsung mengetahui siapa yang mesedang mengikuti. Itu semua ulah Firly. Ia dengan sengaja turun di persimpangan sebelum kediaman almarhum mertuanya. Ya, mengalihkan perhatian Firly. Tak ingin jika ia sampai mengacaukan semuanya. Khawatir jika istrinya nanti akan salah paham ketika melihat Firly dengan berpakaian serba kekurangan seperti itu.Bima sengaja berjalan ke rumah orang yang bahkan ia sendiri tak mengetahui rumah siapa yang sedang di tujunya. Baru saja ia melangkahkan kakinya dengan sengaja melirik ke arah taxi itu yang mengikutinya. Dan ternyata.. taxi itu pun berlalu pergi begitu melihat ia berjalan."Aman," ucapnya sambil mengelus dada.Bima segera memutuskan untuk menceritakan semuanya pada istrinya. Termasuk tentang Firly. Tak ingin jika nantinya membuatnya semakin kecewa terhadapnya. Apalagi kebohongan yang bi