Home / Romansa / MARRIED TAPI AVAILABLE / The Bad Boy Next Door

Share

The Bad Boy Next Door

Author: leenda_wu
last update Last Updated: 2022-03-09 05:43:54

Tak lagi mengantuk, Shirley mencoba menghilangkan kegundahan dengan beraktifitas fisik. Tumpukan pakaian langsung menjadi prioritas dengan langsung ia cuci. Dan seolah penderitaannya belum cukup mesin cuci itu  ternyata fungsi pengeringnya tidak bekerja. Mau tak mau pakaian hanya bisa dicuci dan dibilas sebelum dijemur dalam keadaan basah kuyup. Ada satu ember penuh pakaian yang kini perlu dijemur.

Bagian belakang rumah yang ia tempati menyisakan ruang kosong berlantai semen yang hanya digunakan untuk menjemur. Padahal di kompleks perumahan dimana ia tinggal, mayoritas mengubah tanah kosong dengan peningkatan berupa penambahan bangunan hingga dua lantai. Saat Shirley menjemur, bayangan kegagalan hubungan intim sejam lalu masih membekas kuat di benaknya. Kesedihannya masih belum berlalu terlihat dari pekerjaannya yang tidak optimal terlihat dari tetesan-tetesan air dari pakaian banyak mengenai tubuh. Ketika hal  ini membuat beberapa bagian tubuhnya yang berbalut daster dan tak berpakaian dalam jadi tercetak jelas, ia tak peduli. Ia hanya ingin menyelesaikan tugas untuk melanjutkan tugas lain.

Ia sudah menjemur setengah pakaian ketika terdengar sebuah siulan nakal dan panjang dari belakang punggungnya. Ia kaget dan menoleh ke sumber suara. Di sana, di balik tembok pembatas dengan unit rumah lain yang sudah ditingkatkan, ia melihat seseorang. Antara rumahnya dengan rumah di sana bertolakbelakang alias bertemu bagian belakang. Bagian atas atau lantai dua rumah itu didesain memiliki dak beton yang mungkin berfungsi sebagai pijakan untuk kepentingan renovasi. Di situlah pria itu berada. Otomatis ini membuat orang di sana bisa dengan bebas melihat apa yang terjadi di bagian belakang rumah Shirley yang terbuka. Di bawah posisinya, dimana hanya ada tiang jemuran dan sebuah pohon mangga berukuran lumayan besar.

“Selamat pagi tante cantiiiik.”

Mulanya pandangan Shirley terhalang lebatnya dedaunan dari pohon mangga. Ia menggeser badan sebelum melihat siapa yang pagi itu menanyainya. Dan di sanalah ia menemukannya. Seorang pemuda yang mungkin masih mahasiswa, tampan, berkumis tipis, berambut ikal, tegap. Ia katakan tegap karena di pagi menjelang siang dimana udara mulai panas, pemuda itu topless seolah memamerkan ke-sixpack-annya yang memang layak dikagumi.

“Sibuk banget jemur pakaian, tante. Perlu dibantuin gak?”

Mendadak, sesuatu berdesir dalam dirinya. Seketika Shirley teringat ada hasrat yang belum dituntaskan sejak pagi tadi. Sebuah hasrat membara yang detik itu menyala kembali sesaat setelah ia bertemu muka dengan si pemuda usil. Tak ayal, kewanitaannya yang sempat mengering seketika membasah kembali.

“Duh dikacangin gue. Padahal gue tulus mau bantuin tante yang cantik dan sexy ini.”

Pemuda itu jelas hanya sekedar iseng dengan rayuan recehannya. Ia sedang mempelajari sebuah buku dari mata kuliah pilihannya ketika muncul pemandangan tak terduga. Pemandangan indah seorang wanita dewasa, matang, cantik, yang kecerobohannya dalam bekerja membuat bagian-bagian tubuhnya tercetak akibat cipratan air bekas cucian. Ini mengakibatkan si wanita tak lagi sekedar cantik tapi sangat sexy mengingat potongan daster yang digunakan tergolong mini hanya sampai ke sejengkal dari  atas lutut.  Potongan daster itu juga sexy karena memiliki belahan U-neck rendah. Dari ketinggian ia berada, dua gunung kembar yang menyeruak seolah minta kebebasan jadi pemandangan sangat indah dan merangsang.

“Mau bantu gimana?”

Ia tentu saja tak berharap akan ada jawaban. Tadi ia berpikir keusilannya akan berakhir dengan ia diabaikan atau diketusi. Tapi ketika jawaban itu ada, jelas itu membuka peluang agar ia masuk lebih jauh.

Shirley tertawa kecil sambil melanjutkan kerjaan. “Mau bantu apa sih? Pakaian cuma tinggal dikit. Nggak usahlah.”

Wow, pemuda itu mendegut ludah. Jawaban agak panjang dan terdengar kenes, adalah hal yang melebihi harapan. Hatinya berdetak lebih keras. Mengantisipasi jika itu adalah sebuah kesempatan untuk sesuatu yang jamak dialami pemuda lajang sepertinya. Hormon testosteron sedang diproduksi masal dan menuntut adanya pelampiasan.

Si pemuda melancarkan trik serangan lain yang lebih berani. “Tapi kan akibatnya badan tante jadi pegel.”

Shirley tidak bodoh. Ia mengerti semua. Sangat mengerti. Tubuh lelah karena mencuci dan menjemur satu ember pakain berisi belasan potong pakaian? Halowww? Jelas ia tidak lelah.

“Gue bantuin ya. Kasian tante.”

Melihat ia bergerak turun, mulut Shirley kaku. Ia langsung sadar resiko yang dihadapi. Kejadian ini sangat cepat dan di luar dugaan. Ia adalah seorang wanita setia dari suaminya. Biduk rumah tangganya perlu dijaga. Namun percakapan yang terjadi antara dirinya dengan pemuda itu, tidakkah itu berlebihan? Tidakkah itu bisa berujung pada sebuah potensi perselingkuhan?

“Jangan takut, tante. Gue nggak ngegigit.”

Dan sekarang potensi itu membesar ketika si pemuda, tanpa menunggu persetujuan, meniti turun melewati cabang pohon mangga yang melintang di dekatnya. Pertempuran antara logika dan hasrat emosi terjadi. Shirley tahu ia harus berbuat apa. Namun seiring dengan makin mendekatnya pemuda itu ia tahu bahwa peluang logikanya untuk memenangi pertempuran jadi makin menipis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MARRIED TAPI AVAILABLE   Thank You, Babe

    Pertanyaan terakhir: Atas kondisi rumit yang dihadapi, mengapa ia tidak nikmati saja? Tak perlu malu. Atau ragu. Ia hanya perlu hidup dengan mindset baru: she’s a bitch. Si jalang, peselingkuh, pendamba cinta yang mudah haus dan ingin selalu terlampiaskan.Sepuluh menit percakapan itu luar biasa mengubah cara pandang Shirley. Dan kini – dengan mindset alias pola pikir barunya – mereka jadi bagai sepasang remaja yang tengah jatuh cinta. Asyik mengobrol dengan keduanya tersenyum-senyum kecil.“Thank you ya, babe.”Mengerti apa maksudnya, sambil mengunyah Shirley berpura-pura tidak mengerti maksudnya. “Buat apa?”Bram mengedip nakal. “Buat yang di karaoke lah.”“O yang di karaoke,” Shirley mengangguk-angguk sambil menyelesaikan makan siangnya. Satu-dua detik kemudian ketika keduanya bertemu pandang, ia dan Bram jadi tersenyum-senyum lagi.“Enak gak?”Shirley me

  • MARRIED TAPI AVAILABLE   Curhat

    Setelah lima belasan menit , upaya bercinta pagi hari itu berakhir dengan kegagalan. Menyisakan sedih dan pilu pada kedua pihak. Kejadian itu dilihat dan terekam baik-baik dalam benak Katon. Walau kecewa karena ia tidak bisa bersama-sama wanita bersuami itu, ia mendapatkan yang tak kalah berharga yaitu info. Info yang menjelaskan mengapa ia bisa dengan mudah bisa meniduri sang tante binal tempo hari. Tante Shirley rupanya memiliki seorang suami yang bermasalah secara genital. Entah ejakulasi dini tanpa hasil atau lemah syahwat. Apapun itu, yang terjadi adalah ketidakpuasan pada sang isteri. Dan ketidakpuasan itu bisa menjadi jalan tol bagi pria lain untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tentu syaratnya hanyalah bahwa pria itu TAHU. Itu saja. dan ia merasa sangat beruntung karena mengetahui. Tinggal sekarang bagaimana masalah teknisnya kare

  • MARRIED TAPI AVAILABLE   Tak Ada Kemarahan

    Saat itulah, Zakaria langsung masuk ke kamar mandi dan menutup serta mengunci pintu. “Kenapa, Pa?” “Kebelet.” Tentu saja Zakaria berbohong. Ia tidak buang air kecil. tangannya kini memeriksa pakaian yang tadi dipakai isterinya dan sekarang teronggok di keranjang berisi pakaian kotor yang siap dicuci. Ia bangkit, memeriksa, mencium di sana-sini. Kecurigaannya beralasan. Ada parfum pria di pakaian. Heran. Zakaria heran dengan sikapnya. Ia tidak marah atau benci saat menemukan bukti itu. Ia malah jadi bersemangat. Bersemangat saat mengetahui bahwa semakin besar dugaan isterinya telah berselingkuh. Z

  • MARRIED TAPI AVAILABLE   Selingkuh

    Penyesalan dalam diri Shirley kembali membuncah keluar. Ia tak percaya bahwa dalam waktu seminggu ini sudah dua kali dia mengkhianati suami dengan menyelingkuhi dua orang berbeda. Segitu bodohkah dirinya? Segitu bebalkah dirinya? Segitu pelupakah dia sehingga tak ingat janji untuk mempertahankan biduk rumah tangga? Lalu apakah yang ia harus lakukan ke depannya untuk tidak mengulangi kebodohan yang sama?Jawabnya: ia tidak tahu.Ia juga tidak yakin apakah bisa menghentikan semua kenistaan itu. Bagi Shirley, jika ia mau jujur, ditengah penolakan nurani dan logika, Bram dan Katon adalah pribadi yang menyenangkan dan tak terpisahkan. Ia butuh keduanya. Mereka mampu mengisi kekosongan yang selama ini gagal ia dapatkan dari Zakaria. Mereka berdua saling mengisi. Katon memang sangat tampan jika dibanding Bram yang berwajah biasa. Tapi dalam hal bercinta, Bram mengungguli segalanya. Bram adalah pecinta lihai. Tahu kapan harus lembut hati laiknya Romeo, tapi tahu juga kapan ia

  • MARRIED TAPI AVAILABLE   Mabuk

    “Gue pernah baca tulisan Dr. Sigler Hirsch, sex-therapist pencipta trik stimulan otak. Otak manusia bekerja dengan cara diluar ekspektasi. Ia suka menghasilkan apa yang tadinya kita pikir tidak mungkin. Padahal kita memiliki kapasitas melebihi apa yang kita bayangkan. Kita sering membatasi cara kerjanya padahal sebetulnya dia mencari jalan sendiri. Kita berpikir, dalam satu kasus, otak bisa menghasilkan A padahal dia bisa menghasilkan A dan B atau bisa juga C. Ini juga berlaku dalam hubungan suami-isteri. Kita suka berpikir kepuasan sex itu terjadi jika kita melakukan A atau B. Padahal itu bisa dikreasikan sehingga kepuasan itu variatif. Ada yang A, B, atau A1, B1. Intinya kita terlalu membatasi diri dengan alasan norma, etika ketimuran, nggak enak pada pasangan. Padahal, kita saja yang tidak terbuka terhadap kemungkinan yang ada.”Guntur berhenti sesaat, lalu melanjutkan. “Memang sempat cemburu, tapi itu sesaat. Kenapa harus meributkan soal jealous dan ngga

  • MARRIED TAPI AVAILABLE   Hasrat

    Percakapan menarik dipicu ketika di sebuah persimpangan mobil menikung sangat tajam yang membuat kantong kresek berisi viagra, dan obat herbal yang kemarin dibeli dari Fadhil terjatuh dari dashboard ke sepatu Guntur. Orang itu spontan mengambil dan bermaksud mengembalikan ke tempat semula. Tapi plastik yang tersobek membuat benda-benda tadi terihat olehnya. Syukurlah bahwa dildo tak lagi di sana karena sempat ia gunakan tadi saat bercinta dengan isterinya walau kemudian berakhir dengan kegagalan.Zakaria merasa malu atas kejadian itu, sebaliknya Guntur tersenyum.“Wah, pake obat kuat juga pak?”“Begitulah.”Diam. Tak ada percakapan lagi. Tapi Zakaria kemudian merasa perlu untuk sedikit curhat.“Abisnya, dengan pake begitu aja belum tentu tuntas juga.”“Oh, bapak udah coba?”“Tadi pagi. Hasilnya yah gitu-gitu aja.”Guntur membuang pandangan ke luar mobil. “Maaf, seribu maaf, yang bermasalah bapak atau ibu?“Cuma aku.”“O.”Itu saja komentarnya. Suasana sepi lagi sampai kemudian Guntur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status