Menjadi sekretaris sebuah perusahaan besar dengan CEO super tampan, membuat Shirley sudah lama menjalankan karier secara all out. Memberikan layanan terbaik untuk perusahaan, termasuk juga melayani gejolak penuh gairah dari Ervan, sang boss. Itu sebabnya ia merasa terhina ketika akhirnya ia tetap dipecat oleh pria karena kesalahan yang memang ia telah lakukan yang dianggap merugikan perusahaan. Menurutnya harus ada jalan keluar win-win solution untuk kondisi seperti yang ia alami. Marah, benci, dendam menyatu jadi satu. Dan peluang untuk melakukan pembalasan itu ada dan terbuka karena bagaimana pun ia pernah berada di posisi yang mengetahui banyak rahasia perusahaan. Bekerjasama dengan pihak lain yang juga dendam karena bisnisnya dihancurkan, ia lalu membocorkan rahasia perusahaan yang diduga banyak merugikan negara. Tak lama kemudian, ulahnya ketahuan dan ini membuat Shirley harus kabar demi mempertahankan nyawa. Ia harus melakukan semua sendirian tanpa bantuan dari suaminya yang sakit. Zakaria, suaminya, memang sakit secara fisik tapi juga sakit secara mental yang membuatnya mendapatkan kepuasan saat melihat atau mengetahui ketika isterinya justeru bergumul dengan pria lain.
View MoreShirley agak heran dengan sikap Bram, rekan kantornya. Dari seluruh karyawan di Mintarja Group, pria ini begitu aktif mendekati dirinya. Well, mungkin kurang tepat jika disebut ‘mendekati’. Tapi yang jelas Shirley merasa perhatian yang diberikan pria itu melebihi daripada apa yang seharusnya Shirley dapatkan.
Dan mendapat perhatian ekstra dari lawan jenis adalah hal jamak. Sudah terlalu sering ia menikmati privilege begitu karena menyadari kelebihan fisik yang dimiliki. Wajahnya sekilas mengingatkan orang akan artis Sophia Latjuba. Berambut panjang melewati bahu, mancung, putih, dengan bibir merekah nan padat adalah sebagian kelebihannya. Tak perlu ditanya mengenai kemolekan. Tubuhnya jangkung. Tinggi besar, dengan sepasang kaki bak belalang yang panjang dan paha yang proposional. Dengan lakak-lekuk tajam di dada, pinggang, dan panggul, sepertinya tak ada pria normal yang tak menoleh ke arahnya. Usianya yang empat puluhan tahun tersamarkan dengan semua kelebihan tadi sehingga membuat dirinya belasan atau bahkan dua puluh tahun nampak lebih muda.
Di perusahaan itu Shirley sudah sepuluh tahun bekerja. Namun sejak lima hari lalu ia resmi ditarik dari kantor cabang di Bekasi dan ditempatkan pada kantor pusat di Jakarta. Mutasi terjadi seiring dengan beralihnya tongkat estafet kepemimpinan dari pemilik perusahaan kepada puteranya. Ervan Aditya Mintarja. Seorang pemuda cakap, dingin, ambisius, dan khususnya… tampan.
Kembali ke Bramantyo alias Bram. Dengan dalih menyambut kedatangannya di kantor pusat ia mau bersusah-payah menyelenggarakan acara khusus untuk Shirley di sebuah ruang karaoke. Awalnya Shirley pun tidak begitu menanggapi perhatian berlebih itu. Sampai kemudian Bram menolongnya mengatasi sebuah masalah ‘kecil’ di kantor. Masalah itulah yang membuat Shirley membuka diri dan bergaul lebih dekat dengan pria yang sudah beristeri itu. Ajakan ke karaoke pun disambut. Ada enam orang saja yang hadir saat itu. Tiga pria, tiga wanita.
Atas keistimewaan yang didapatkan, itu benar-benar membuat Shirley sungkan. Shirley Risi atas perhatian berlebih yang ditunjukkan. Tapi Bram cuek.
Berdalih vokal Shirley sangat keren, beberapa hari kemudian Bram mengundang lagi. Shirley menolak tapi orang itu begitu gigih dengan terus menelponnya, bahkan sampai menelpon ketika ia di rumah, demi untuk membujuk. Terlihat jelas Bram tak peduli kalau sang sekretaris adalah wanita berkeluarga. Masalah ‘kecil’ yang tempo hari diselesaikan Bram, diungkit lagi. Shirley pun menyerah.
Dan siang itu, pada usaha kesekian, Bram akhirnya mendapat jawaban ‘ya’ dari Shirley yang bersedia ikut ke karaoke seusai jam kantor. Bram jelas happy dan langsung mengatur pengaturan kendaraan demi acara karaoke nanti malam berjalan sukses.
Waktu yang ditentukan pun tibalah. Atas arahan via chat dari Bram, Shirley yang sudah tiba di tempat karaoke langsung menuju ke ruang yang sudah di-booking Bram. Saat dirinya tiba, seperti sudah diduga, kedatangannya langsung disambut riuh oleh mereka yang sudah lebih dulu tiba. Shirley ternyata adalah orang terakhir. Jika ditambah yang sudah ada, mereka berlima.
Setelah masuk ke dalam ruangan, menyapa salam, duduk dan mulai berbicara kesana-kemari, Shirley baru menyadari satu hal. Beda dengan pertama kali mereka berkaraoke, kali ini hanya dirinya yang perempuan di sana. Tiga orang lain itu pun ia tak tahu. Mungkin dari anak cabang perusahaan lain, pikirnya. Yang pertama bernama Kenny, yang kedua Tonny. Mudah diingat. Tapi yang ketiga, pria tinggi besar, botak, berperut buncit, kurang jelas siapa namanya. Maklum, suasana dalam ruangan berisik dengan lagu Peter Pan yang dibawakan Tonny. Suasana banyak orang asing ini membuat Shirley diliputi keengganan yang luar biasa. Tapi merasa tak enak untuk segera pulang begitu saja. Pikirnya biarlah ia sebentar saja di situ sebelum kemudian pamit.
Aneka makanan dan minuman rupanya sudah tersedia walaupun makanan sepertinya mulai mendingin. Lagi, karena rasa sungkan ia pun mulai makan. Pilihannya hanya makanan dan minuman ringan. Tapi Shirley tak kuasa menolak ketika si Buncit, rekan Bram, menuangkan segelas minuman sebelum disodorkan padanya. Ia sulit menolak. Kali ini bukan karena sungkan tapi yang disodorkan adalah whiskey, minuman keras kesukaannya. Tak berpikir panjang Shirley menyambut dengan senyum lebar. Tatkala minuman itu terhirup masuk ke dalam tubuh, sensasinya menimbulkan rasa nikmat dan ketenangan yang luar biasa. Saat satu gelas tandas, ia pun sudah berani mulai berkaraoke satu buah lagu.
Apresiasi pun langsung saja diberikan seluruh empat pria ketika satu lagu selesai dinyanyikan. Untuk itu hadiah pun diberikan berupa satu gelas minuman yang sama. Shirley tergelak riang. Nampak sangat senang atas hadiah yang diberikan. Ia pun tak segan menyanyi lagi dan lagi karena memang tersedia hadiah segelas minuman untuk setiap lagu yang selesai dinyanyikan.
Pertanyaan terakhir: Atas kondisi rumit yang dihadapi, mengapa ia tidak nikmati saja? Tak perlu malu. Atau ragu. Ia hanya perlu hidup dengan mindset baru: she’s a bitch. Si jalang, peselingkuh, pendamba cinta yang mudah haus dan ingin selalu terlampiaskan.Sepuluh menit percakapan itu luar biasa mengubah cara pandang Shirley. Dan kini – dengan mindset alias pola pikir barunya – mereka jadi bagai sepasang remaja yang tengah jatuh cinta. Asyik mengobrol dengan keduanya tersenyum-senyum kecil.“Thank you ya, babe.”Mengerti apa maksudnya, sambil mengunyah Shirley berpura-pura tidak mengerti maksudnya. “Buat apa?”Bram mengedip nakal. “Buat yang di karaoke lah.”“O yang di karaoke,” Shirley mengangguk-angguk sambil menyelesaikan makan siangnya. Satu-dua detik kemudian ketika keduanya bertemu pandang, ia dan Bram jadi tersenyum-senyum lagi.“Enak gak?”Shirley me
Setelah lima belasan menit , upaya bercinta pagi hari itu berakhir dengan kegagalan. Menyisakan sedih dan pilu pada kedua pihak. Kejadian itu dilihat dan terekam baik-baik dalam benak Katon. Walau kecewa karena ia tidak bisa bersama-sama wanita bersuami itu, ia mendapatkan yang tak kalah berharga yaitu info. Info yang menjelaskan mengapa ia bisa dengan mudah bisa meniduri sang tante binal tempo hari. Tante Shirley rupanya memiliki seorang suami yang bermasalah secara genital. Entah ejakulasi dini tanpa hasil atau lemah syahwat. Apapun itu, yang terjadi adalah ketidakpuasan pada sang isteri. Dan ketidakpuasan itu bisa menjadi jalan tol bagi pria lain untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tentu syaratnya hanyalah bahwa pria itu TAHU. Itu saja. dan ia merasa sangat beruntung karena mengetahui. Tinggal sekarang bagaimana masalah teknisnya kare
Saat itulah, Zakaria langsung masuk ke kamar mandi dan menutup serta mengunci pintu. “Kenapa, Pa?” “Kebelet.” Tentu saja Zakaria berbohong. Ia tidak buang air kecil. tangannya kini memeriksa pakaian yang tadi dipakai isterinya dan sekarang teronggok di keranjang berisi pakaian kotor yang siap dicuci. Ia bangkit, memeriksa, mencium di sana-sini. Kecurigaannya beralasan. Ada parfum pria di pakaian. Heran. Zakaria heran dengan sikapnya. Ia tidak marah atau benci saat menemukan bukti itu. Ia malah jadi bersemangat. Bersemangat saat mengetahui bahwa semakin besar dugaan isterinya telah berselingkuh. Z
Penyesalan dalam diri Shirley kembali membuncah keluar. Ia tak percaya bahwa dalam waktu seminggu ini sudah dua kali dia mengkhianati suami dengan menyelingkuhi dua orang berbeda. Segitu bodohkah dirinya? Segitu bebalkah dirinya? Segitu pelupakah dia sehingga tak ingat janji untuk mempertahankan biduk rumah tangga? Lalu apakah yang ia harus lakukan ke depannya untuk tidak mengulangi kebodohan yang sama?Jawabnya: ia tidak tahu.Ia juga tidak yakin apakah bisa menghentikan semua kenistaan itu. Bagi Shirley, jika ia mau jujur, ditengah penolakan nurani dan logika, Bram dan Katon adalah pribadi yang menyenangkan dan tak terpisahkan. Ia butuh keduanya. Mereka mampu mengisi kekosongan yang selama ini gagal ia dapatkan dari Zakaria. Mereka berdua saling mengisi. Katon memang sangat tampan jika dibanding Bram yang berwajah biasa. Tapi dalam hal bercinta, Bram mengungguli segalanya. Bram adalah pecinta lihai. Tahu kapan harus lembut hati laiknya Romeo, tapi tahu juga kapan ia
“Gue pernah baca tulisan Dr. Sigler Hirsch, sex-therapist pencipta trik stimulan otak. Otak manusia bekerja dengan cara diluar ekspektasi. Ia suka menghasilkan apa yang tadinya kita pikir tidak mungkin. Padahal kita memiliki kapasitas melebihi apa yang kita bayangkan. Kita sering membatasi cara kerjanya padahal sebetulnya dia mencari jalan sendiri. Kita berpikir, dalam satu kasus, otak bisa menghasilkan A padahal dia bisa menghasilkan A dan B atau bisa juga C. Ini juga berlaku dalam hubungan suami-isteri. Kita suka berpikir kepuasan sex itu terjadi jika kita melakukan A atau B. Padahal itu bisa dikreasikan sehingga kepuasan itu variatif. Ada yang A, B, atau A1, B1. Intinya kita terlalu membatasi diri dengan alasan norma, etika ketimuran, nggak enak pada pasangan. Padahal, kita saja yang tidak terbuka terhadap kemungkinan yang ada.”Guntur berhenti sesaat, lalu melanjutkan. “Memang sempat cemburu, tapi itu sesaat. Kenapa harus meributkan soal jealous dan ngga
Percakapan menarik dipicu ketika di sebuah persimpangan mobil menikung sangat tajam yang membuat kantong kresek berisi viagra, dan obat herbal yang kemarin dibeli dari Fadhil terjatuh dari dashboard ke sepatu Guntur. Orang itu spontan mengambil dan bermaksud mengembalikan ke tempat semula. Tapi plastik yang tersobek membuat benda-benda tadi terihat olehnya. Syukurlah bahwa dildo tak lagi di sana karena sempat ia gunakan tadi saat bercinta dengan isterinya walau kemudian berakhir dengan kegagalan.Zakaria merasa malu atas kejadian itu, sebaliknya Guntur tersenyum.“Wah, pake obat kuat juga pak?”“Begitulah.”Diam. Tak ada percakapan lagi. Tapi Zakaria kemudian merasa perlu untuk sedikit curhat.“Abisnya, dengan pake begitu aja belum tentu tuntas juga.”“Oh, bapak udah coba?”“Tadi pagi. Hasilnya yah gitu-gitu aja.”Guntur membuang pandangan ke luar mobil. “Maaf, seribu maaf, yang bermasalah bapak atau ibu?“Cuma aku.”“O.”Itu saja komentarnya. Suasana sepi lagi sampai kemudian Guntur
Selain itu, bagi Katon, bisnis yang ia jalankan juga memberi manfaat sosial. Ia kini bisa membantu ekonomi ayahnya. Juga Nurul. Pacarnya yang berwajah sangat innocent itu. Dan Katon yakin, ia tak perlu memberitahu dari mana uangnya berasal.“Nurul,” katanya ketika ia menelpon gadis itu. “Lu dimana?”“Ini barusan pulang sekolah, Bang.” Terdengar jawaban suara alto bening dari seorang gadis SMP yang juga bening di ujung telpon sana.“Ada siapa di rumah?”Sempat ragu, Nurul akhirnya berbicara jujur. “Gak ada siapa-siapa. Semua lagi pada pergi.”“Cuma Nurul sendiri?”“I-ya.”“Jawaban kamu koq males-malesan? Gak suka aku telpon?”“Suka bang. Cuma lagi agak gak enak badan.”“Ck. Kemarin kamu sehat-sehat aja kok. Iya kan?” tanya Katon sedikit jutek. “Cepetan dateng
Sebuah panggilan telpon kemudian terdengar.“Punyamu?” tanya Ervan.“No. itu punyamu, sayang. Hapemu. Hapeku ringtonenya nggak begitu.”Erwan merutuk keras sambil kemudian bangkit mencari gadgetnya yang berada di kamar lain di unit apartemen yang mereka tempati.Shirley juga merutuk atas persenggamaan yang tertunda. Padahal ini adalah kesempatan sang CEO akan mengeksplorasi tubuhnya. Ia sudah lama mendambakan. Menginginkan pengalaman beberapa rekan wanitanya yang ditiduri Ervan juga akan terjadi padanya. Ini mengesalkan, yaitu ketika hawa nafsu sudah sampai di ubun-ubun dan kemudian harus mati mendadak. Seperti ini mungkin pengalaman yang dialami Zakaria.Mengingat nama itu, Shirley lantas teringat sesuatu. Tak lama kemudian ia melompat dari ranjang, mengambil ponselnya, mengutak-atik sesaat, dan menaruhnya kembali sedemikian rupa di tempat yang tersembunyi. Ia harus menunggu agak lama di atas ran
Saat tiba di bandara, ada kejadian yang mengesalkan Ervan. Setelah menunggu antrian bagasi di ban berjalan selama setengah jam ia tersadar bahwa ada satu kopor kecil miliknya yang tidak ada. Ini mengesalkan karena berarti mereka harus ke konter bagasi untuk mengadukan keluhan. Selama mengurus pengaduan itu pulalah, Shirley kembali berkomunikasi via WA.: ##Mama sdh sampe bandara.##: ##Alhamd. Mama nanti nginep di hotel apa?##: ##Bukan hotel tapi apartemn. Namanya mama lupa. Knp emg?##: ##Yg penting kalian sekamar. Kamu tu sexy.##: ##Terus, Mama musti ngapain?##: ##Fuck him up.##Shirley tersenyum membacanya. Dialog di mobil saat ke bandara Jakarta membuat Zakaria membuka segalanya. Tentang Katon, tentang hidden camera, tentang persetujuannya bahwa kemun
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments