Share

1. Dua Ara

Author: Eternalbee
last update Last Updated: 2023-06-19 15:01:26

Gadis dengan bibir berbentuk hati keluar dari kost-kostan putri dengan pakaian rapi. Kemeja berwarna putih dan rok hitam selutut menjadi outfit kebanggan dia beberapa bulan ini.

Kaki jenjang itu melangkah meninggalkan kostan  yang dua bulan ini menjadi tempat beristirahat setelah lelah bekerja seharian. Tempat sederhana itu nyaman karena pemilik kost dan penghuni kost yang lain memperlakukannya dengan baik. Meskipun ada satu orang yang sedikit mengganggunya.

Sienna Bimantara, gadis dengan mata cantik dan hidung mancung juga rambut hitam itu merupakan lulusan terbaik dari salah satu universitas negeri di Jakarta. Sayangnya gelar itu tidak membuat Sienna senang luar biasa.

"Neng geulis mau berangkat ngajar?" tanya seorang pria paruh baya, pemilik kostan yang dia tempati.

"Iyaa Pak," sahutnya dengan senyum manis khas gadis berbibir love itu.

"Itu abang ojek onlinenya udah nunggu."

"Iyaa Pak. Duluan ya Pak."

"Hati-hati Neng."

Sienna sedikit berlari menuju pagar kostan berwarna hitam. Di depan gerbang, ojek online yang dia pesan sudah menunggu.

Motor itu berjalan setelah sang supir memberikan helm dan mengkonfirmasi alamat tujuan Sienna. Sebelum menjalankan motornya Sienna berpesan kepada sang supir untuk mengendarai motor dengan pelan.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah di mana Sienna mengajar. Menyukai anak kecil, membuat Sienna memutuskan untuk melamar pekerjaan di sekolah dasar tak jauh dari kostannya.

Sejak taman kanak-kanak Sienna sangat suka bermain dengan bayi. Bahkan jika tantenya membawa anaknya yang masih bayi bermain di rumahnya, Sienna akan menangis jika mereka akan pulang. Baginya bersama dengan anak-anak membuatnya bahagia. Membuatnya melupakan sejenak segala peraturan kedua orangtuanya.

Sienna kecil menginginkan seorang adik tapi sayang kedua orangtuanya tidak menginginkan anak lagi setelah Sienna lahir. Keduanya memegang teguh anjuran pemerintah kalau dua anak saja cukup.

Sienna ongkos onjek online. Langkahnya terhenti saat melihat seorang anak menangis di dekat pot bunga besar.

"Anak manis kenapa nangis?" tanya Sienna berjongkok di dekat pot bunga itu.

Sienna tersenyum lembut saat tidak ada jawaban dari anak itu. Anak dengan rambut tergurai itu menutupi wajahnya dengan tangannya membuat Sienna tidak bisa melihat wajahnya.

"Ibu tunggu sini sama kamu ya?"

Sienna masih asik berjongkok. Tangannya terulur mengusap rambut anak itu yang lepek karena air mata. Sienna yakin kalau anak itu sudah menangis cukup lama.

"Ibu kuncir rambutnya pakai ikat rambut frozen boleh?"

Sienna mengikat rambut anak itu dengan lembut. Sedangkan anak itu hanya diam saat Sienna mengikat rambutnya. Sienna yakin kalau anak itu merasakan panas karena rambutnya tidak diikat.

"Sienna!"

Gadis cantik dengan langkah terburu-buru berjalan menghampiri Sienna. Belva, gadis itu menghembuskan nafasnya saat melihat anak itu masih menangis.

Belva berjongkok di dekat Sienna. "Susah banget diemin anak ini, udah biarin aja," bisiknya.

Sienna mendengus. "Gila lo, mending lo pergi dulu gue mau coba lagi ngebuat anak ini diem."

"Wish you luck! Gue duluan ke kelas ya. Nanti gue kasih tau pak Heri kalau lo izin telat karena lagi ngurusin salah satu anak didik lo."

Sienna mengangkat jempolnya. Belva, sahabatnya yang pengertian dan peka. Tanpa meminta dia akan tahu apa yang sahabatnya butuhkan. Sienna bersyukur memiliki Belva sebagai sahabat di hidupnya.

"Semoga pak Heri gak marahin lo."

Heri, partner kerjanya yang diberi tugas bersamanya untuk memegang kelas lima sekolah dasar. Pria muda itu sering kesal karena Sienna selalu ada alasan untuk telat.

Padahal bukan kemauan Sienna untuk telat, dia memang sering kali ada masalah, entah itu apa. Sienna juga bingung, kenapa masalah sering kali datang kepadanya? Apakah karena mamanya yang tidak ikhlas dengan kepergiannya?

Entahlah, mungkin iya. Tapi Sienna tidak peduli dengan itu. Yang terpenting dia bisa hidup bebas tanpa peraturan di keluarganya.

"Ibu ada cokelat nih. Anak manis kelas berapa?" tanya Sienna yang dibalas gelengan kepala oleh anak itu.

Anak cantik itu mengangkat wajahnya. "Gak tau."

"Adhara..."

Sienna membaca nametag anak itu yang berada di dadanya. Memberikan cokelat putih yang selalu dia bawa di dalam tasnya kepada Adhara.

"Nama kamu mirip sama kaya nama Ibu."

Adhara mengangguk dengan mata khas setelah menangis. "Ara, papa dan abang biasanya manggil itu."

"Waaah Ara, nama yang bagus."

***

Pria berkemeja biru itu tersenyum mengusap foto dirinya dan kedua anaknya. Sudah satu minggu dia tidak bertemu dengan kedua anaknya setelah kejadian di mana istrinya memutuskan untuk bercerai.

Air matanya jatuh tanpa dia sadari. Dia merindukan kedua anaknya. Tapi dia tidak bisa menemui keduanya, ibu dari kedua anaknya melarangnya untuk bertemu kedua anaknya.

"Lendra! Lo dipanggil gak nya— eh lo nangis?" pria dengan mata sipit itu menepuk pundak Lendra itu.

Kenzie, pria dengan mata sipit itu tahu bagaimana perasaan Lendra. Diselingkuhi bertahun-tahun oleh istrinya dan tidak diizinkan bertemu dengan kedua anaknya.

"Kalau lo udah selesai, keruangan pak botak ya, dia nyariin lo."

Kenzie pergi meninggalkan meja kubikel Lendra. Dia berharap semoga sahabat malangnya itu bisa bertemu dengan kedua anaknya dalam waktu dekat ini.

Lendra mengusap wajahnya. Mencoba menghapus sisa air mata di wajahnya. Dia membatalkan niatnya ke ruangan kepala divisinya saat ponselnya berdering.

'Papa, Ara kangen sama Papa.'

***

Pria dengan jas hitam itu mengambil ponselnya. Mencoba mengirim pesan kepada adiknya. Masih sama, ponsel itu mati sejak satu bulan yang lalu. Sehingga pria itu tidak tahu dimana keberadaan adiknya.

Savero Bimantara, pria berjas hitam itu sudah meminta tolong kepada temannya yang seorang detektif untuk melacak keberadaan adiknya. Sienna, adiknya itu terlalu pandai, sehingga dia mematikan ponselnya agar tidak dapat dilacak olehnya.

Sienna pergi dari rumah karena kedua orangtuanya yang menolak cita-citanya sebagai seorang guru sekolah dasar dan perjodohan dengan seorang anak pembisnis. Entah keberanian darimana gadis itu berani membantah kedua orangtuanya.

Savero sangat menyayangi adiknya. Dia tidak tahu bagaimana kabar adiknya diluar sana. Sienna bahkan tidak menggunakan kartu atm miliknya. Bagaimana cara Sienna hidup jika kartu ATM miliknya tidak dia gunakan.

Hidup sejak kecil dengan mewah membuat Savero khawatir adiknya tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Bagaimana jika saingan bisnis papanya menyakitinya? Atau bahkan membunuhnya, membayangkan itu membuat Savero bergidik ngeri. Dia tidak akan memaafkan orang yang menyakiti adiknya.

'Cari adikmu, minggu besok dia harus bertemu dengan calon suaminya.'

Savero menghela nafasnya membaca pesan dari mamanya. Mamanya masih dengan niat awalnya. Menikahi Sienna dengan anak dari rekan bisnisnya.

Meskipun putri satu-satunya itu pergi, mamanya itu tidak berniat membatalkan niat awalnya, menjodohkan Sienna dengan teman arisannya itu.

"Dimana kamu Dek?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MAS DUDAKU MISKIN   93. Bersyukur

    Sienna keluar dari kamar setelah memastikan Lendra tidur. Dia ingin mengisi air minum, air minum di kamarnya habis. Rumah sudah sepi karena anak-anaknya sudah tertidur. Langkah Sienna terhenti saat mendengar pintu rumah terbuka, tidak lama Angga masuk dengan sempoyongan."Bang, kamu mabuk?" tanya Sienna berjalan mendekati Angga."Enggak," jawabnya dengan cengengesan.Sienna menutup hidung saat mencium bau alkohol dan rokok saat berdiri dekat dengan Angga. "Kamu kenapa Bang? Kamu pusing karena thesis kamu? Bilang sama Bunda dan ayah. Bunda kan udah pernah bilang, jangan sentuh alkohol dan rokok, gak baik buat kesehatan kamu Bang.""Jangan ngatur terus lah, Angga udah besar. Mama aja gak pernah ngatur Angga," racaunya.Angga berjalan menaiki tangga, mengabaikan Sienna yang membeku mendengar perkataan Angga. Sejak menikah dengan Lendra, ini kali pertama Sienna merasa sakit hati dengan perkataan Angga."Bunda ngelakuin ini karena sayang sama kamu Bang."Setelah memastikan Angga berhasil

  • MAS DUDAKU MISKIN   92. Waktu Berlalu

    10 tahun kemudianSuasana di studio itu terlihat ramai. Terlihat dua anak laki-laki berbeda umur sedang berpose di depan kamera. Keduanya merupakan sepupu, Elzio dan Azka. Elzio merupakan anak kedua dari pasangan Lendra dan Sienna. Sedangkan Azka adalah putra pertama Savero dan Belva.Elzio terlihat tidak bersemangat karena teriakan para staf yang membicarkan kalau Elzio lucu dan menggemaskan. Anak laki-laki berumur enam tahun yang mewarisi ketampanan Lendra itu tidak suka dipuji lucu. Daripada dipuji lucu, Elzio lebih suka dipuji ganteng atau tampan.“El lucu, liat sini!"“Azka ganteng tangannya masukin ke kantong ya.”Meskipun wajahnya terlihat bete. Elzio berhasil menyelesaikan pemotretan pagi ini. Berbicara tentang pemotretan, ini kali pertama Elzio diminta oleh Megan untuk menjadi model pakaian anak-anak. Sedangkan Azka, ini tahun kedua dia menjadi model untuk produk Megan. Setelah kuliah dan memutuskan untuk menikah, Megan memilih bekerja sendiri tanpa terikat oleh orang lain. T

  • MAS DUDAKU MISKIN   91. Mengikhlaskan

    Sienna menatap kota New York dari balkon kamarnya. Kalau boleh jujur Sienna lebih menyukai negaranya daripada negara adidaya dimana dia tinggal saat ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus menemani Lendra.Bukan karena dia tidak percaya Lendra, tapi dia yang tidak bisa jauh dengan suaminya. Kehamilannya membuatnya ingin terus dekat dengan Lendra. Sehingga daripada tersiksa, Sienna lebih memilih pindah.Sienna tersenyum saat merasakan seseorang menyelimuti tubuhnya, kemudian disusul oleh pelukan hangat. Wangi parfum suaminya menusuk indra penciumnya, membuat Sienna merasa tenang."Dingin Sayang, ngapain di luar?" tanya Lendra."Seneng aja liat kota New York dari sini."Hening. Keduanya diam, menikmati hangat dari pelukan mereka dan menikmati kerlap-kerlip lampu kota. Lendra menunduk, meletakkan dagunya di pundak sang istri. Menghirup aroma Sienna yang memabukkan."Savero jadi bulan madu di sini?" tanya Lendra."Enggak, Belva mau ke Swiss. Katanya New York terlalu biasa." Sienna terkeke

  • MAS DUDAKU MISKIN   90. Sakit Hati

    Sienna menunggu Lendra di sebrang perusahaan dimana suaminya itu bekerja. Sienna menunggu di sebuah kafe yang mana waktu itu Joshua juga menunggu Lendra. Semalam suaminya itu mengatakan kalau akan mengajak Sienna ke toko kue yang mana pemiliknya adalah adik dari bosnya.Mendengar makanan yang akan mereka, Sienna tentu saja setuju. Semua tentang makanan membuatnya excited. Keduanya sempat sedikit berdebat terkait waktunya.Lendra ingin setelah pulang kerja saja dan bersama-sama dari apartemennya menuju toko tersebut, tapi Sienna tidak setuju. Dia memilih mereka bertemu di kafe yang berada di sebrang perusahaan dimana Lendra bekerja.Bukan tanpa alasan Sienna memutuskan seperti itu, wanita itu tidak mau membuat suaminya lelah karena harus bolak-balik. Lagipula Sienna merasa baik-baik saja harus berjalan menuju tempat kerja Lendra.Selagi menunggu Lendra, Sienna memesan strawberry latte dan potato wedges. Syukurlah kafe sedang tidak ramai sehingga pesanan Sienna cepat dikerjakan.Tidak be

  • MAS DUDAKU MISKIN   89. Bersemangat!

    Lendra merenggangkan otot-ototnya yang terasa menegang karena duduk di depan komputer terlalu lama. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang membuatnya terpaksa tinggal jauh dari anak-anaknya.Lendra melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Sekarang sudah waktunya pulang. Dia mulai mematikan komputer dan laptopnya, juga membereskan mejanya."Pak pulang duluan ya!"Lendra mengiyakan saat anggota timnya satu demi satu berpamitan kepadanya. Setelah mejanya terlihat rapi seperti biasa, ia beranjak dari duduknya membawa ponsel dan tas kerjanya meninggalkan ruangannya.Ponsel Lendra berdering pertanda ada pesan masuk. Dia menaiki lift terlebih dahulu sebelum memutuskan membaca pesan.[Pak Lendra toko roti saya akan buka mulai besok terima kasih atas design logonya. saya ada kupon khusus untuk bapak berlaku mulai besok sampai waktu yang tertera. Saya tunggu kunjungannya pak.]Lendra tersenyum tipis melihat pesan yang dikirim oleh Jane beserta foto toko kue milik wanita itu.

  • MAS DUDAKU MISKIN   88. Sayang

    Sienna mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia merasa asing dengan tempat ini, langit-langit ini bukanlah kamarnya di rumah orangtuanya ataupun kamarnya bersama Lendra.Kekehan terbit saat sadar kalau dia bukan di negaranya. Tapi di apartemen Lendra yang berada di luar negeri. Sienna membalikkan tubuhnya agar menghadap suaminya yang memeluknya dari belakang.Tangan Sienna terulur, menyentuh hidung Lendra yang terlihat tinggi, Sienna menurunkan jarinya hingga menyentuh bibir tipis Lendra yang entah sudah berapa kali dia cicipi."Mas.."Sienna menyentuh tenggorokannya saat merasakan tenggorokannya kering. Dengan terpaksa Sienna menyudahi aktivitasnya mengagumi ketampanan Lendra yang sedang tertidur.Sienna menatap tampilannya yang berantakan. Dia hanya mengenakan dalamannya, tadi saat sudah hampir terlelap, dia merasa sangat gerah sehingga dia membuang bajunya begitu saja. "Kok mas Lendra gak pake baju juga?" tanyanya saat melihat kemeja Lendra berada di bawah tempat tidurnya.Dengan s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status