/ Romansa / MELEPAS BENALU / Bab 2 - Sabotase

공유

Bab 2 - Sabotase

작가: Azzila07
last update 최신 업데이트: 2022-02-07 10:23:19

 

 

 

 

Aku mendecih sinis saat melihat perempuan sundal itu merangkak, mendekati suamiku.

 

"Keterlaluan! Dasar tidak punya hati!!" jeritnya saat melihat keadaan, Mas Ronald lebih dekat. 

 

Jalang itu tergugu pilu, dipeluknya laki-laki yang masih sah bersetatus sebagai suamiku yang sudah lemah tak berdaya.

 

Ingin sekali melompat, dan mencekik keduanya. Namun aku mengurungkan niat, pikiranku berangsur waras saat melihat darah yang tercecer diatas lantai.

 

Melangkah keluar dengan hati yang kesal luar biasa. Jantungku masih bertalu-talu dengan amarah yang masih menyala-nyala. Aku tak menyangka bisa sekuat itu. Tubuhku bergetar saat berjalan menuju kasir.

 

Suara teriakan memekik telinga, dengan susah payah jalang itu memapah tubuh kekar suamiku.

 

"Tolong siapa saja ... bawa, Mas Ronald kerumah sakit!!" teriaknya didepan pintu.

 

Aku menatap datar, tiga karyawan laki-laki yang sejak tadi mematung disamping meja saling berpandangan. Lalu berhamburan membantu membawa tubuh, Mas Ronald.

 

Perempuan itu menghentikan langkah saat melihatku, sorotnya menatapku murka dengan tangan yang terkepal.

 

Kenapa dia?

 

Apa jalang itu ingin membalas menghajarku?

 

Aku menegakkan badan, bersiap dengan segala kemungkinan.

 

"Aku akan menuntutmu! Perbuatanmu sudah terlewat batas. Bersiaplah, penjara menanti kedatanganmu!" rutuknya penuh amarah, telunjuk tangannya menuding kearahku.

 

Aku tersenyum miring dan tertawa renyah mendengarnya. Menurutku itu adalah hukuman setimpal untuk para pengkhianat. Dan sejujurnya, aku bahkan masih ingin membuat kedua manusia kotor itu menjerit lebih lama lagi.

 

Wajahku mendekat pada wajahnya. Menantang sorot mata menyalang itu.

 

"Laporkan!" sahutku tegas. "Jika aku sampai menginjakkan kaki di penjara, aku pastikan kau tidak akan mampu bernafas dengan tenang." sahutku pelan namun penuh dengan tekanan.

 

Perempuan itu terlihat gusar, tatapan menyalangnya berubah cemas. Dia pikir aku akan gentar dengan ancaman murahan itu.

 

Jangan harap!

 

"Urus pecundang itu. Jangan sampai aku melihat wajah hinamu lagi disini. Jika itu terjadi, jangan menangis saat rambut panjangmu hilang tak tersisa." ancamku tak main-main.

 

Wajah itu terlihat pias, menatapku ketakutan. Aku tersenyum mengejek saat melihat jejak tanganku masih terlihat jelas dipipi dan bibirnya.

 

Dengan cepat dia berlalu, diiringi dengan sumpah serapah yang terlontar dari bibir tebalnya.

 

Lala menyodorkan kursi, dan memberi minuman botol ke tanganku. Aku melirik sinis kearahnya, merampas botol minuman itu dan meneguknya dengan rakus. Air berceceran dari mulut, membasahi blazer dan celanaku.

 

"Sejak kapan?" desisku, sambil menghempaskan bobot diatas kursi. Menormalkan nafas dan amarah yang masih saja membara.

 

"Ma-af Bu ... Pak Ronald selalu mengancam akan memecat, jika saya mengadu pada Ibu." sahut Lala dengan kepala yang menunduk ketakutan.

 

Aku mendengkus kesal, dan menyenderkan tubuh dipunggung kursi.

 

"Siapa dia?"

 

"Di-a karyawan disini Bu ..." jawab Lala ragu-ragu.

 

"Oh ya?" 

 

"Iya Bu ... baru tiga bulan," sahut Lala, masih dengan menundukan wajah.

 

Aku menghela nafas, memijat pelipis yang terasa ngilu berdenyut-denyut.

 

Aku merasa pernah melihat wajah perempuan itu. Tapi dimana?

 

"Astaga!" aku memekik keras. Jantungku berdetak kencang, saat otakku mengingat jejak wajahnya.

 

Dia pernah datang kerumah dan memohon pekerjaan padaku!

 

***Ofd

 

Lanjut lagi?

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (6)
goodnovel comment avatar
Leynar VaryssaYaryanan
hanya karyawan saja baru tiga bulan kerja suda punya kelakuan kaya gitu
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
hhhhjjjjjopi
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
berliannnnn
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • MELEPAS BENALU   Bab 80 - Special.

    Pov Author."Gimana, beres?" tanya laki-laki berbadan tegap dengan gawai ditelinga."Beres, Boss. Aman. Semua sesuai dengan rencana." jawab suara serak diujung sana.Laki-laki dengan janggut tipis itu tersenyum puas, lalu memutuskan sambungan telepon."Cih! Sampah! Ditolong, malah menikamku!" desis laki-laki tampan itu."Boss Setyo, ada paket." terdengar suara teriakan dari balik pintu. Laki-laki itu menaruh gawai diatas meja kerja, lalu bangkit dari kursi kebesarannya."Ini, Boss." Yadi, karyawan baru pengganti Ronald menyodorkan amplop tebal berwarna coklat."Ya." jawab Setyo, sambil mengangkat kepala. Yadi mengangguk, lalu kembali melanjutkan pekerjaan."Ckckck, rapih juga cara kerjanya." gumam Setyo sambil merobek ujung amplop, lalu menarik isi didalamnya.Senyum miring tercipta saat Setyo melihat isi amplop, sedetik kemudian bibirnya tersenyum dengan lebar."Ini belum apa-apa," gumamnya pelan. "Setelah ini ak

  • MELEPAS BENALU   Bab 79 - Extra Part

    Pov Sekar."Ha-lo Mbak," suara Rikhi terdengar saat aku menggeser tombol hijau dan menaruhnya ditelinga."Iya, Khi. Gimana Mas Ronald, sudah aka kabar?" cecarku cemas. Hampir satu minggu, Mas Ronald tidak bersua kabar. Istri mana yang tidak khawatir saat tak mendangar kabar beritanya."Mbak," suara Rikhi kembali terdengar tapi kali ini terdengar bergetar disertai isakan."Ada apa, Khi?" aku semakin penasaran."Mas Ronald ..." hawa dingin langsung menyelusup tengkuk leher, mendengar suara Rikhi yang menyebut nama suamiku dengan tersendat-sendat membuat fikiran buruk langsung menjalar difikiran."Mas Ronald kenapa, Khi. Kamu yang benar dong kalau bicara, jangan begini!" aku mulai panik, kehilangan sabar."Mas Ronald sudah tiada, Mbak. Huhu."Tubuh langsung bergetar hebat, kepala berdenyut tak sanggup mencerna kalimatnya."Mbak ..." suara Rikhi kembali terdengar. Aku hanya diam dengan dada yang bergemuruh hebat.Mas

  • MELEPAS BENALU   Bab 78 - Tamat.

    Aku memekik tertahan, tubuhku meremang seirama dengan rasa nyeuri yang luar biasa disekujur badan. Laki-laki itu menatap datar, gerakannya semakin kuat menancapkan belati diperutku.***Ofd.Pov Astrid"Saya terima nikah dan kawinnya Astrid Anandia binti Bapak Santoso Permana, dengan mas kawin satu set emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Dengan satu tarikan nafas, Edwin mengucap janji suci. Hatiku bergetar seiring dengan serempaknya kata 'saaahhh' yang menggema disetiap sudut masjid."Alhamdulillah ..."

  • MELEPAS BENALU   Bab 77 - Ketahuan.

    Laras langsung menarik selimut, tubuhnya bergetar hebat memandang sosok yang ada dihadapannya.Sementara aku, nafasku tercekat tubuhku membeku tidak dapat bergerak saat sorot itu menatap tajam kearahku."Gua kira kita temen," desis Setyo mengagetkanku.Lidah begitu kelu, aku kehilangan kata-kata. Tubuh bergetar hebat, saat melihat dua laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamar."Yo ... gue bisa jelasin ini semua." tuturku dengan jantung yang berdebar kencang."Jelasin?" Setyo menatap remeh, lalu terkekeh setelahnya. "Gimana tubuh istri gue, nikmat?" Setyo melangkah maju mendekatiku.Aku terdiam, menoleh kearah Laras."Gue bantu kesusahan lo. Tapi ini balasannya?" api kemarahan berkobar-kobar dimatanya."Yo," aku berusaha menahan tubuhnya yang semakin mendekati."Setan lo!!"Bugh ... bugh.Pukulan bertubi-tubi menghantam wajahku, aku tak ing

  • MELEPAS BENALU   Bab 76 - Terkejud.

    Ada uang disayang, tak ada uang dicemberutin.Nasib ....***Ofd"Mas berangkat dulu," aku mengulurkan tangan, membiarkan Sekar mencium punggung tanganku."Hati-hati," ucapnya sambil melempar senyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengusap lembut wajah Mutia dengan lembut."Ayah kerja dulu ya," bisikku ditelinga bayi berusia satu bulan itu.Aku langsung keluar rumah, melajukan kendaraan roda dua menuju tempat kerja.Butuh waktu empat puluh menit untuk sampai dirumah Setyo, aku lihat Boss Setyo sudah duduk dikursi teras rumah sambil menyeruput kopi hitamnya."Ngopi, Boss?" tanyaku setelah memarkirkan motor dihalaman luas milik Laras. Ya setahuku begitu, rumah dan usaha yang digeluti Setyo adalah warisan dari mertuanya yang berarti punya Laras."Hmm ..." Setyo hanya bergumam, sambil mengangkat cangkir kopi dan kembali menyeruputnya."Ngirim barang kemana har

  • MELEPAS BENALU   Bab 75 - Pulang Kerumah.

    "Cucu Ibu perempuan, dia cantik seperti Mamahnya," suster menyahut.Ibu terperangah, wajah penuh harapnya berubah keruh."Silahkan, Bapak." suster berjalan mendahuluiku, memberi jalan agar aku mengekorinya.Kulihat Ibu tertunduk lesu, tak ada gairah sama sekali.Bayi mungil didalam box bayi bergeliat, wajahnya benar-benar menyerupai Sekar. Hatiku terenyuh saat tangan ini bersentuhan dengan wajah merahnya.Kulantunkan takbir, bibirku bergetar saat melihat bayi itu membuka matanya. Entah mengapa aku jadi mengingat dosa, dosa kepada Astrid dan Sekar karna sudah mengkhianati kedua.Selesai mengadzankan bayi mungil itu, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan. Rasa sesak menghimpit hati, merobek-robek relung jiwaku. Aku tidak tahu apa yang membuat hatiku serapuh ini, yang aku tahu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa."Ibu mau kemana?" tanyaku saat melihat Ibu dan Zeky berjalan meninggalkan kursi

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status