Nina melengos, namun sebelum ia pergi dari tempat itu, Nina sempat melirik isi keranjang belanjaannya Aretha. Melihat banyaknya aneka macam snack yang Aretha ambil, membuat Nina iri, dan tentunya ia juga tidak boleh kalah dari Aretha, lantas Nina pun segera mengambil lagi beberapa boks snack untuk anaknya."Ternyata Nilna suka jajan ya, kalau begitu ini ambillah, kamu kasihkan ke Nilna, ya anggap saja sebagai oleh-oleh aku pulang dari luar negeri," ujar Aretha sambil menyodorkan sekotak cokelat dengan harga yang cukup mahal.Di dalam hati Nina, ada sebuah gejolak perasaan untuk ingin mengambilnya. Namun, rasa gengsinya telah mencegahnya untuk mengambil barang tersebut."Huh! Maaf ya, Nilna nggak level makan cokelat murah seperti itu," sahut Nina sombong, padahal yang ditawarkan Aretha adalah cokelat dengan merek yang sudah terkenal enaknya, dan tentunya lumayan mahal."Oh ... kalau begitu bagaimana dengan yang ini?" Aretha mengembalikan cokelat di tangannya pada tempatnya, lalu kemud
Aretha dan Lina kini akhirnya sampai di depan toko swalayan tempat kerjanya Fauzan, dan juga Nila, yang kini sudah menjadi istrinya Fauzan."Kita mau beli apa di sini? Kan nggak mungkin kalau cuma lihat mantan suamimu dan istri barunya," ujar Lina polos, dan ia juga takut jika sahabatnya nanti akan dipermalukan dan dianggap belum move on dari mantan suaminya."Ya Kita lihat-lihat dulu, nanti kalau ada yang cocok ya kita beli," sahut Aretha santai sembari menahan senyum, ia sengaja menggoda Lina dengan jawaban seperti itu agar Lina semakin khawatir dan juga terlihat semakin lucu."Ish, kamu ini ... nanti kalau mereka berdua mempermalukan mu gimana? Aku kan khawatir.""Sudah kamu tenang saja, bukan aku yang nantinya akan malu, akan tetapi mereka," sahut Aretha sembari tersenyum miring.Lina menghela napas, ia bingung mau menjawab apa, yang penting ia hanya bisa berdoa semoga apa yang direncanakan sahabatnya itu akan selalu berhasil.Setelah masuk ke dalam toko, Aretha dan Lina langsung
Para karyawan langsung menunduk hormat ketika sang pemilik toko datang, begitu juga dengan Nila yang langsung menundukkan kepalanya dalam, sebab ia malu dan juga takut."Ada apa ini?" Ulang Pak Prabu dengan wajah sangarnya, namun ia langsung tersenyum ramah pada Lina, karena ia mengenal Lina sebagai istri temannya."Eh, Bu Lina. Anda bersama siapa, Bu? Dengan Pak Roni kah?""Oh, bukan Pak. Saya datang bersama sahabat saya, ini perkenalkan, namanya Aretha."Aretha dan Pak Prabu lantas bersalaman, lalu kemudian ia menanyakan masalah yang tadi lagi."Mohon maaf sebelumnya, ini ada apa ya Bu Lina?" tanya Pak Prabu yang memang tidak mengerti pokok permasalahannya, namun tadi ia sempat mendengar suara teriakan keras Nila."Jadi begini, Pak. Aretha tadi ingin minta warna lain dari baju ini, namun mbaknya mungkin sudah lelah ya, jadi dia marah-marah pada sahabat saya dan mengira sahabat saya hanya mengerjainya saja, padahal sahabat saya ini sudah membeli banyak baju lo, itu buktinya di atas m
Setelah puas berbelanja, Aretha dan Lina langsung pergi menuju parkiran, Aretha tidak jadi membeli kebutuhan pokok sehari-hari karena ia mendengar bahwa Fauzan sudah tidak bekerja lagi di bagian itu.Namun, siapa yang menduga jika Aretha tetap bisa bertemu dengan mantan suaminya, sebab saat ini Fauzan telah berlari menyusul langkahnya."Retha, ... Retha, ... tunggu!" teriak Fauzan di lorong basemen tersebut.Mendengar suara yang tidak asing di telinganya, Aretha sontak berhenti, lalu kemudian segaris senyum muncul di bibirnya yang tipis sebelum ia membalikkan tubuhnya."Tunggu ...." ujar Fauzan seraya terengah-engah.Aretha tersenyum, lalu ia mengatakan, "Ada apa?"Mendengar suara datar istrinya, hati Fauzan sontak mencelos, namun ia buru-buru tersenyum dan menanyakan kabar Aretha dengan ramah."Retha, bagaimana kabarmu? Lama tidak bertemu, kamu sekarang jadi jauh lebih cantik ya," puji Fauzan apa adanya. Ya, Fauzan memang bisa melihat perbedaan Aretha, begitu juga dengan orang-orang
Keesokan harinya...Sesuai dengan apa yang diinginkan Aretha, video yang direkam oleh orang suruhannya kini langsung viral, bermacam-macam komentar pun menghiasi video tersebut, yang intinya sama dengan persepsi orang-orang yang berada di tempat kejadian itu berlangsung."Mas Fauzan, ... Mas, ... Mas, ... cepat bangun, Mas! Kamu dan istrimu viral nih ...." teriak Nina sembari menggedor pintu kamar Fauzan.Sedangkan di dalam kamar, Nila sontak berdecak mendengar teriakan adik iparnya."Ish, itu apaan sih Adikmu, pagi-pagi sudah ganggu orang lagi tidur aja, berisik banget! Cepat sana bangun, urus itu Adikmu!" gerutu Nila sembari mengambil bantal yang ia gunakan untuk menutupi telinganya.Fauzan juga berdecak, namun ia segera bangun dan membuka pintu kamarnya."Ada apa sih? Ini kan masih jam setengah enam pagi, tapi kamu sudah ribut sendiri!" kesal Fauzan. Fauzan hendak menutup pintu kamarnya kembali, namun ia segera mengucek matanya ketika melihat caption videonya."Astaga, apa-apaan i
"Retha, kamu yakin mau jualan keripik seperti ini? Kenapa nggak langsung bikin toko grosir snack yang besar kayak yang kamu inginkan kemarin sih?" tanya Lina sembari mengangkat sebungkus keripik pisang buatan Aretha, lalu kemudian ia memperhatikan kemasan keripik pisang tersebut.Aretha tersenyum, lalu kemudian ia memasukkan satu persatu keripik pisang dan keripik singkong miliknya ke dalam boks sebelum ia pasarkan nantinya."Lina sayang, namanya orang yang ingin mulai bisnis itu pasti dari bawah, apalagi aku yang tidak punya pengalaman sama sekali dalam bidang ini, jadi sebelum aku membuat toko yang besar, aku harus cari relasi yang banyak, kan mana mungkin aku langsung datangi pabrik lalu beli snack tanpa bertemu dengan sales mereka dulu. Jadi, anggap saja saat ini aku berjualan sambil mencari informasi bagaimana langkah awal jualan snack grosiran."Lina manggut-manggut, ia merasa apa yang dikatakan Aretha memang benar, lalu kemudian ia hendak membantu Aretha memasukkan barang dagan
Beberapa hari kemudian.Gosip tentang Aretha yang setelah menjadi TKW dan kini beralih menjadi penjual keripik telah menyebar ke seluruh kampung, bahkan rumornya keripiknya Aretha juga tidak laku.Hal itu tentu saja membuat orang yang membencinya semakin menghina Aretha, sedangkan Aretha sendiri justru akan tertawa ketika mendengar hinaan tersebut."Owalah ... aku kira Aretha setelah pulang jadi TKW bisa kayak si Dea, yang langsung bisa beli rumah, mobil, terus sawah. Lha ini, ternyata cuma jadi penjual keripik, mana nggak ada yang laku lagi," ujar salah satu tetangga Aretha yang mulai membuka gosip di pagi ini. Orang tersebut dari dulu sangat membenci Aretha karena hasutan keluarganya Fauzan, jadi sampai sekarang pun ia masih suka menjelek-jelekkan Aretha."Masa sih Bu, tapi aku lihat setiap hari dia berangkat bawa banyak keripik, masa iya satu pun nggak ada yang laku," sahut salah satu tetangga Aretha yang meragukan gosip tersebut."Iya, beneran. Dan, itu yang dibawa pasti keripik
Beberapa bulan kemudian....Kabupaten Cempaka Ungu telah dihebohkan oleh berdirinya pabrik keripik pisang dan singkong yang tengah viral di media sosial, dan beruntungnya pabrik itu berada di desa Karang Kates, yaitu di desa tempat Aretha tinggal.Tidak hanya itu, pabrik tersebut kini juga tengah mencari banyak karyawan, sehingga banyak dari para warga sekitar dan bahkan dari desa lain, entah dari kalangan pemuda ataupun yang berusia setengah baya yang berbondong-bondong melamar pekerjaan di pabrik tersebut.Namun, tidak ada orang yang tahu siapa pemilik pabrik tersebut, yang mereka tahu hanyalah pemilik pabrik itu pastinya orang kaya dan juga orang kota."E ... e ... eh, aku tadi dapat surat dari pabrik, dan aku diterima kerja di sana, bahkan anak dan suamiku juga," ujar Dewi senang."Iya, aku juga diterima di pabrik itu, dan yang aku dengar katanya gajinya juga lumayan besar.""Iya, wah ... beruntung banget ya kita, dan untung saja orang itu buat pabriknya di sini, padahal produknya