Share

BUKTI

“Jadi gimana, Vin? Kapan kita lapor polisi?” Membiasakandiri mengambil keputusan dengan meminta pertimbangannya, aku memohon pendapat.

“Entar deh! Kita selidiki sendiri dulu. Kalau gagal barulapor polisi. Soalnya aku merasa ini pasti ada campur tangan orang dekat.”Alvin mengedarkan pandangan menatap tiga karyawan bergantian.

Mereka bertiga terperangah. Bias kemarahan terpancar jelasdari raut wajah mereka.

“Kamu mencurigai kami, Vin?” tanya Rina.

“Keterlaluan kamu, Vin!” umpat karyawan lainnya.

Alvin, lelaki itu menyapu wajah, membuang nafas kasar.

“Bukan! Bukan kalian, tapi orang lain,” jelasnya seperti takenak hati.

“Oh ... aku pikir kamu mencurigai kami,” ungkap Rina yang wajahnyasedikit tenang.

“Enggak mungkin aku curiga dengan kalian. Kalian itu temanterbaikku,” sahut Alvin.

“Syukurlah kalau begitu,” ucap Rina, melempar senyum.

Sejak tadi aku mengamati obrolan mereka yang terkesan akrab.Entah kenapa aku tak suka ada perempuan yang dekat dengan Alvin, apalagi sampaisenyum-senyum be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status