Share

BAB 5: Perubahan sikap Dewi

Sarah yang hatinya sedang patah dan sakit, ingin rasanya ia pergi dari rumah itu. Namun, rasa cintanya yang teramat sangat membuat ia harus rela dan bertahan.

"Apapun keputusan Mas Anton, itulah yang terbaik. Aku akan ikuti Mas, apapun itu" jawab Sarah tanpa ragu.

"Berarti kamu setuju sayang? yakinlah sayang, ini hanyalah perpisahan sementara juga singkat. Dan semuanya demi kebahagiaan kita nantinya," imbuh Anton lagi agar Sarah tidak ragu dengan keputusannya.

Air mata Sarah terus mengalir, mengingat masa-masa sebelum Ia pergi berangkat sebagai TKW. Wanita itu teringat kembali kata-kata suaminya yang menjanjikan kebahagian jika ia mau pergi ke Taiwan.

Sarah juga kembali teringat mertuanya yang tiba-tiba berubah menjadi 360 derajat saat mengetahui Sarah bersedia pergi bekerja ke Taiwan, pun begitu juga Ros iparnya.

"Sarah, Ibu dengar dari Anton kamu mau bekerja ke Taiwan Nak?"

Prang! seketika gelas yang baru saja dipegang Sarah terlepas dari tangannya.

Dengan rasa takut juga khawatir akan dimarahi Ibu mertuanya, Sarah dengan sigap membersihkan puing-puing pecahan kaca. Jantungnya berdetak tidak karuan. Tentu saja karena ia sangat merasa ketakutan, dan juga canggung sebab hatinya sudah sangat terlalu sakit dengan semua makian dan hinaan Dewi.

"I-iya Bu, in syaa Allah" jawab Sarah sambil terus berusaha tenang dan tetap membersihakan pecahan gelas yang tengah berserakan di lantai.

"Biar Ros saja yang membersihkan pecahan gelasnya Nak, kamu duduk di sini Rah, dekat ibu."

Kala itu, Dewi berucap dengan sangat lembutnya, hingga Sarah merasa seperti ada sesuatu yang aneh terjadi pada Dewi.

Sarah hanya terdiam, Ia masih sangat bingung antara harus merespon apa ucapan mertuanya. Selain ia takut salah dalam menjawab, ia juga ragu untuk memutuskan harus mengikuti ajakan mertuanya itu atau tidak.

"Tapi Bu, kerjaan di belakang belum selesai. Sarah baru selesai mencuci pakaian, sedangkan pakaiannya belum dijemur" Jawab Sarah menolak halus ajakan Dewi.

"Ndak masalah Nak, biar Ros nanti yang jemurin pakaiannya. Toh di situ juga ada baju-baju dia, biar dia bisa belajar mandiri seperti Sarah" imbuh Dewi lagi.

"Ih, Ibu apaan sih, kok jadi Aku. Kan itu ...," Belum selesai Ros berucap, Dewi langsung menyelanya.

"Hussst ... Kapan lagi kamu belajarnya Ros, jangan terlalu manja!"

Dengan langkah terpaksa Ros berjalan melakukan apa yang diperintahkan ibunya. Sesekali Ia juga menghentak-hentakkan kakinya ke lantai sebagai isyarat kesal dengan perubahan sikap Dewi.

Sedangkan Sarah, Ia berjalan mendekati Dewi dengan langkah ragu dan rasa takut yang masih saja tersisa di hatinya.

"Apa sebenarnya yang Ibu inginkan? Kenapa Ibu tiba-tiba saja berubah baik padaku? Apa jangan-jangan ...,"

Sarah berspekulasi dalam hatinya, tapi Ia tidak ingin terlalu cepat menyimpulkan sehingga menimbulkan seudzon.

"Mungkin saja Ibu benar-benar telah berubah," batin Sarah seraya berusaha berfikir positif.

"Sarah, sudah makan Nak?"

Sarah menggelengkan kepalanya, sebab dari dua hari lalu, Ia bahkan tidak diizinkan makan jika seluruh pekerjaan rumah belum selesai.

Sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, Sarah belum menunaikan hak perutnya sedari kemarin sore. Tentu Ia merasakan sensasi lapar yang cukup mengganggu.

Baru saja Ia mengambil gelas untuk minum dan mengganjal sedikit rasa lapar itu, tiba-tiba Saja Dewi mengejutkanya hingga Ia tidak jadi melepas sedikit dahaga dan lapar dengan tegukan air minum.

"Kalau begitu makan dulu yang banyak Rah, agar kamu tidak lapar Nak, sebentar ibu ambilin nasinya." Ucap Dewi yang seraya beringsut ke dapur.

"Ti-tidak usah Bu, biar Sarah ambil sendiri" jawab Sarah yang merasa tidak enak hati.

"Ndak apa-apa Nak, Sarah pasti lelah. Biar Ibu aja yang ambilin"

Dengan cepat Sarah menyantap semua makanan yang tersaji di depannya. Meskipun ada sedikit rasa segan di benaknya sebab sedari tadi Dewi terus saja memperhatikan setiap suapan yang ia masukkan ke mulut.

"Makan yang banyak Nak." Lagi-lagi Dewi membuat pikiran dan hati Sarah dipenuhi tanda tanya.

Sikap Dewi benar-benar tidak seperti biasanya, sebelumnya Dewi selalu memaki Sarah dengan kata-kata kasar dan juga Menganggapnya beban hidup. Kali ini justru bentuk perhatian juga kepedulian yang Ia berikan pada Sarah.

Apakah Dewi telah berubah?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status