Share

SURAT PENGUNDURAN DIRI

Usai makan siang bersama Tasya, Shiera kembali ke ruangannya.

"Shiera." Suara Dave memanggil dari interkom.

Shiera berdiri dengan malas, berjalan masuk.

"Tolong reschedule jadwalku sore nanti, karena aku harus sampai di rumah pukul 18.00."

"Maaf, Tuan. Tapi jadwal nanti sore adalah pertemuan dengan tim dokter Ishaac yang akan mempresentasikan kerjasama kita di ...."

"Reschedule!"

Shiera diam, menatap kesal pada bos besar di hadapannya. Pertemuan ini begitu penting dan Dokter Ishaac adalah orang penting nomor dua di negaranya. Bagaimana mungkin pria gila di depannya ini dengan seenaknya mereschedule jadwal pertemuan mereka secara mendadak.

"Kau mendengarku?" tanya Dave dingin.

"Ya, Tuan. Akan saya lakukan," jawab Shiera tak kalah dingin, kemudian melangkah keluar.

"Dasar pria bo*oh! Bagaimana mungkin dia membatalkan acara pertemuan dengan orang sepenting ini. Apa dia tidak tahu siapa Dokter Ishaac Broom? Konyol sekali dia." Shiera menggerutu, meraih gagang telepon dan mulai menghubungi seseorang.

"Selamat malam, Tuan. Saya Shiera dari Perusahaan Hitechnology."

"Selamat siang, Non Shiera. Ada yang dapat kami bantu?" jawab suara pria di seberang dengan ramah.

"Tuan Joke, sebelumnya kami meminta maaf atas rencana pertemuan malam nanti dengan Direktur Utama kami, Tuan David Hale. Dengan sangat terpaksa kami harus membatalkan janji temu malam ini, karena Tuan Hale mengalami sedikit masalah yang tidak dapat ditunda untuk segera diselesaikan, Tuan. Maafkan kami."

"Membatalkan jadwal pertemuan?" tanya suara di seberang dengan kaget. "Nona, tetapi Tuan kami bukan orang sembarangan yang bisa dengan mudah ditemui. Bisakah Anda mengaturnya agar Tuan Hale dapat melakukan pertemuan malam ini?"

"Tuan Joke, saya meminta maaf sekali lagi, karena Tuan Hale malam ini benar-benar tidak dapat menghadiri pertemuan itu. Dia sedang berada dalam masalah, Tuan."

"Apakah kami bisa menawarkan bantuan?"

"Aah, terima kasih atas perhatian Anda, Tuan. Tetapi Tuan Hale Junior sedikit berbeda dengan Tuan Jordan Greek Hale. Tuan muda Hale, tidak mudah menerima bantuan tanpa alasan yang kuat."

"Hmm baiklah, Nona. Saya akan membatalkan acara pertemuan ini, tetapi kami tidak berjanji kesempatan ini akan bisa diulang lagi, karena jadwal Dokter Ishaac terlalu padat, Nona."

"Baik, Tuan Joke. Saya akan menyampaikan hasil pembicaraan kita kepada Pak Direktur Utama. Sekali lagi saya mewakili perusahaan, memohon maaf atas pembatalan pertemuan penting ini. "

Shiera mengetuk pintu, berjalan masuk ke ruangan Dave.

"Tuan, Asisten Dokter Ishaac mengatakan, mereka hanya bisa membatalkan acara pertemuan hari ini tetapi tidak dapat menjadwalkan ulang dalam waktu dekat karena jadwal Dokter Ishaac sangat padat."

"Hm."

Shiera mengertakkan gigi menahan kesal. Hanya Hm dan tanpa mengangkat kepala untuk melihat lawan bicaranya. Dasar laki-laki paling tidak sopan sedunia!

Shiera berbalik, menarik daun pintu hingga terbuka.

"Pulanglah sekarang dan bersiap menemaniku malam nanti, Forest Party."

"Hah?!" Shiera berbalik, menatap kaget. "Forest Party?"

"Apakah berbicara denganmu memang harus selalu diulang lagi?"

"Tidak. Tetapi, apakah itu acara pertemuan dengan kolega?"

"Tidak."

"Maaf, saya hanya menemani Anda untuk urusan pekerjaan, Tuan. Terima kasih." Shiera berjalan keluar tanpa menunggu jawaban Dave.

Bibir Dave terangkat membentuk senyuman, matanya menatap tajam pintu yang baru saja tertutup tepat di hadapannya.

"Menarik. Jinak-jinak merpati," gumamnya pelan. Ada rasa penasaran yang semakin tinggi di dalam hatinya, tentang Shiera. Mengingat bagaimana Shiera tiba-tiba menerobos masuk ke dalam mobilnya dan menciumnya beberapa hari lalu, seolah Shiera adalah seorang wanita nakal murahan yang biasa dijamah laki-laki liar. Tetapi melihat sikap Shiera yang begitu dingin, membuat rasa penasaran Dave meronta.

Sepuluh menit berselang, Dave berjalan keluar ruangan, mendekati meja Shiera.

"Berangkat, atau tanda tangani surat pengunduran dirimu sekarang juga," kata Dave, melempar map berisi lembar surat pernyataan tepat di depan wajah Shiera.

Shiera membelalak menatap lembaran surat yang sudah di tempel materai yang di lempar Dave ke hadapannya.

"Dan apa maksudnya ini?!" tanya Shiera, berdiri membelalak menantang Dave.

"Tentukan pilihanmu. Berangkat, atau ucapkan selamat tinggal pada pekerjaanmu."

"Tapi ...."

"Ku hitung sampai lima."

Dengan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun, Shiera membuka laci meja dengan kasar dan mengambil pena. Tangannya bergetar hebat saat jari jemarinya yang lentik menggenggam pena yang ia gunakan untuk membubuhkan tanda tangan di atas materai pada lembar pengunduran diri yang Dave berikan padanya. Air matanya nyaris tumpah, tetapi Shiera menahannya dengan sekuat tenaga agar jangan sampai jatuh di depan pria arogan itu.

Brak!

Shiera membanting pena yang usai ia gunakan menandatangani surat pengunduran dirinya. Matanya menatap tajam Dave dengan penuh rasa benci, sementara tangan kirinya meraih tas di atas kursi.

"Puas?!" kata Shiera, membelalak marah, kemudian berjalan melewati Dave dengan langkah kasar. Menghilang di balik pintu lift, air mata Shiera membanjir di pipinya membentuk aliran basah yang menetes ke atas sepatunya. Beberapa barang pribadinya masih di sana, tetapi Shiera tidak memiliki kekuatan untuk kembali dan membereskannya. Biarlah Tasya nanti yang membawakannya untuknya. Ia bisa meminta bantuan Budi untuk mengemasnya, agar Tasya lebih mudah membawanya.

Keluar dari pintu lift, Shiera berjalan cepat dengan wajah tertunduk, basah.

"Bu Shiera ...." Satpam menyapa sambil membuka pintu untuknya, menatap bingung melihat Shiera yang bersimbah air mata.

"Tidak apa-apa, Pak. Terima kasih," jawab Shiera cepat.

"Baik, Bu. Hati-hati di jalan saat berkendara."

"Ya. Terima kasih." Shiera memaksakan seberkas senyum untuk pak satpam sebelum berjalan cepat meninggalkan pria itu yang masih menatap kebingungan.

"Ada apa dengannya?" Seorang wanita berjalan mendekati pak satpam, matanya menatap tajam tubuh Shiera yang berlari menjauh.

Satpam muda itu menoleh. "Ada keluarganya yang sakit," jawab pria itu, menatap Vania.

"Oh, ku kira dipecat dari perusahaan," jawab Vania sinis.

Satpam tersenyum, membungkuk sopan.

Sementara itu ... Shiera berkendara dengan linangan air mata yang tak terbendung. Hatinya sakit, sekaligus sangat marah kepada Dave, bos barunya. Pria itu begitu semena-mena dan jauh sekali dari sosok ayahnya, Tuan Jordan Greek Hale. Tuan Jordan sangat baik, ramah, pengertian dan sabar. Cara kepemimpinannya juga sangat berbeda jauh dengan Dave yang arogan dan semena-mena.

Sampai di apartemen, Shiera menghambur masuk lalu menangis sejadi-jadinya di atas sofa di depan televisi. Kakinya bahkan tak sanggup untuk berjalan ke kamarnya dan mengganti baju. Seluruh tubuhnya serasa hancur bersama segala kekecewaan yang meremukkan hatinya. Lima belas tahun pengabdiannya di perusahaan itu sebagai sekretaris Tuan Jordan, seolah sama sekali tak dihargai oleh Dave. Shiera benar-benar kecewa pada pria itu, hingga di dalam kepalanya membentuk gambaran-gambaran penyiksaan terhadap Dave dengan berbagai cara, meski Shiera yakin itu tidak akan terjadi. Hanya sekedar untuk memuaskan hatinya saja, bahwa ia mampu membalas dendam dengan sangat kejam kepada Dave.

Tok tok tok ....

Shiera membuka mata, cepat-cepat ia duduk mengatur kesadarannya. Rupanya kesedihan dan kekecewaan yang teramat dalam membuatnya menangis hingga tertidur kelelahan.

Tok tok tok ....

Bunyi ketukan di pintu kembali terdengar, Shiera melirik jam. Pukul 16.20 WIB. Pasti Tasya sudah tahu tentang apa yang terjadi padanya di kantor. Pasti pria gila itu sudah menunjuk seseorang untuk menggantikan Shiera, dan Tasya pati tahu Shiera telah mengundurkan diri, atau dipaksa untuk mengundurkan diri.

Shiera bangkit berdiri, berjalan menuju pintu depan. Matanya terasa berat dan buram karena bengkak. Tidur sambil menangis, tentu membuat matanya berubah seperti mata katak yang bengkak dan besar.

Tok tok tok ....

"Iya, sabar Tasya. Masih jalan," teriak Shiera berjalan lebih cepat dan menarik daun pintu hingga terbuka lebar.

"K-kau!" Shiera membelalak kaget melihat seseorang yang berdiri di depan pintu apartemennya. Tanpa menunggu, Shiera kembali mendorong daun pintu hingga menutup, tetapi kaki Dave lebih cepat mengganjal pintu.

"Pergi dari rumahku!" teriak Shiera tertahan.

Dave diam, mendorong pintu kembali terbuka, sementara Shiera mati-matian menahannya dari dalam.

"Mau apa lagi kau, hah?!" tanya Shiera kasar, Saat Dave berhasil mendorong pintu dan memaksa masuk.

"Menunggumu mandi dan mengganti baju. Dan jangan lupa untuk mengompres matamu yang bengkak itu," jawab Dave dingin, sembari melangkah duduk tanpa dipersilahkan.

"Tidak ada yang menyuruhmu masuk apa lagi duduk! Silahkan keluar dari rumahku, atau aku akan berteriak." Shiera mencoba mengancam.

Dave tersenyum sinis. "Teriak saja kalau kau juga ingin keluar dengan tidak hormat dari apartemen ini," jawab Dave, bersandar santai di sofa sambil menyilangkan kaki.

"Ini apartemenku dan aku sudah membayar sewaku, jadi silahkan angkat kaki dari sini sekarang juga!"

"Sayangnya kau membayar sewa apartemen ini padaku, Nona Shiera yang galak. Dan aku bisa saja mengusirmu dari sini secara tidak hormat, kalau kau tidak lebih sopan padaku."

Shiera mengerutkan kening, menatap marah Dave.

"Silahkan berteriak dan memanggil kemanan, lalu kita lihat siapa yang masih akan berdiri di dalam rumah kecil ini dengan senyum kemenangan. Silahkan Atau perlu aku batu?"

Shiera menelan ludah dengan kasar. Ada rasa takut yang seketika menyelimuti dirinya mendengar ancaman Dave. Mungkinkah apartemen ini milik Dave, seperti yang ia katakan. Selama ini Shiera tidak pernah merasa perlu untuk mencari tahu siapa pemilik bangunan 25 lantai ini, karena ia telah membayar kewajibannya sebagai penyewa dan tidak pernah terlambat sekali pun. Tetapi sekarang, setelah Dave mengatakannya, Shiera menjadi penasaran sebenarnya siapa pemilik apartemen mewah yang banyak ditinggali oleh karyawan perusahaan Dave ini. Hampir 50% karyawan perusahaan Hitechnology memang tinggal di tempat ini dengan alasan dekat dan harganya terjangkau untuk seorang karyawan, termasuk Shiera. Tetapi siapa tahu kepemilikan apartemen ini berada di tangan yang sama dengan perusahaan tempat Shiera bekerja hingga beberapa jam yang lalu.

"Baik, kalau begitu silahkan duduk. Dan tolong katakan apa maumu dan dari mana kau tahu aku tinggal di sini?" tanya Shiera menurunkan nada suaranya, meski tidak dapat mengurangi sedikit pun nada kesinisan di dalamnya.

"Seperti yang sudah aku katakan, aku menunggumu bersiap."

"Aku sudah memilih mengundurkan diri, jadi bukan kewajibanku lagi menemanimu ke sebuah pesta," jawab Shiera dingin.

"Sayangnya pihak HRD tidak menerima surat pengunduran dirimu hingga detik ini."

Shiera mengerut kesal. "Itu karena kau tidak memberikannya pada HRD!" katanya, nada suaranya kembali meninggi.

"Aku? Kenapa harus aku?" tanya Dave tenang.

"Tentu saja kau! Bukankah kau yang membawa surat pengunduran diriku yang sudah aku tanda tangani di atas materai?!" teriak Shiera, tidak mampu lagi menahan emosinya yang kembali meluap.

"Tidak. Kau bahkan tidak menandatangani surat pengunduran dirimu untukku."

"Apa perlu kita lihat rekaman cctv saat aku menandatangani surat yang kau sodorkan padaku siang tadi?!"

Dave mengangkat sudut bibirnya, tersenyum sinis.

"Apa yang kau maksud surat pernyataan ini?!" tanya Dave, mengeluarkan surat pernyataan yang tadi ditandatangani Shiera dan melemparnya ke atas meja. "Makanya biasakan membaca sebelum membubuhkan tanda tangan berharga mu di atas materai!" lanjut Dave sinis.

Shiera menatap bingung, perlahan kakinya berjalan mendekat dan membungkuk di atas kertas yang tergeletak di atas meja.

"Baca!" perintah Dave galak.

Shiera mengukurkan tangan meraih lembaran berjudul surat pernyataan dan mulai membacanya. Semakin ke bawah matanya menatap, maka semakin lebar juga Shiera membelalak.

"K-kau ...." katanya terbata, menatap takut pada Dave yang tersenyum jahat di tempatnya, menatap Shiera dengan tenang.

"Cepat bersiap dan jangan membuatku malu," katanya dingin di balik wajah iblis yang ingin sekali rasanya Shiera bakar hidup-hidup di tempatnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status