Beranda / Romansa / MENANTU PILIHAN MAMA / LOH, KOK KENALAN SAMA LELAKI LAIN?

Share

LOH, KOK KENALAN SAMA LELAKI LAIN?

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 00:14:40

"Kanya, besok kamu ke kantor dulu, terus bareng mami kita ke perusahaan yang mendapuk kamu jadi BA mereka, oke!" ucap Intan pada Kanya.

"Oke, mam," sahut Kanya.

"Ehm, terus nanti ada beberapa tanda tangan kontrak yang harus kamu tanda tanganin, juga nanti ada meeting bareng team mereka, pokoknya kamu bakal sibuk banget besok. Jaga kesehatan kamu, tetep makan makanan sehat, pola makan di jaga, mami minta kamu tetep rajin latian, karena kamu udah tau kan jadwal foto produk pakaian juga udah beberapa yang harus kita kerjain," ucap Intan yang menjabarkan isi kontrak.

"Oke, mam," sahut Kanya.

"Inget pesen mami, jangan mengecewakan agency kita, jaga nama baik perusahaan dan nama kamu," ucap Intan, lagi.

"Iya mam, Kanya sebisa mungkin jalanin apa yang udah seharusnya ada di kontrak kerja," jawab Kanya dengan percaya diri.

"Bagus, jangan sampai kamu terpengaruh sama hal yang diluar kuasa mami. Kamu tau kan? Beberapa temen kamu, yang hidupnya aneh-aneh itu, akhirnya gimana?" Intan bertanya.

"Mereka hilang pekerjaan, mam," ucap Kanya.

"Bukan itu aja, mereka juga nggak dapet kesempatan dimanapun. Karena kamu tau kan, mami Intan ini, berpengaruh besar dan di kenal banyak relasi kelas kakap. Jadi jangan coba-coba khianati mami, main curang di belakang mami Intan, kamu tau resiko nya kan," ucap Intan, lagi.

"Iya, mam, " sahut Kanya.

"Ok, jangan sampe kamu ngelakuin kesalahan kecil. Mami nggak segan kasih kamu keluar dari perusahaan ini. Apapun yang kata mami, lakuin," ucap Intan.

"Iya mam," sahut Kanya yang tak banyak penolakan.

"Anak baik. Kamu udah cantik, seksi gini, pinter lagi. Mami suka sama kamu, " ucap Intan sambil memeluk Kanya

.

Intan, bertindak sebagai manager sekaligus pemilik perusahaan yang bergerak dibidang entertainment , ia meminta tanda tangan kontrak baru pada Kanya. Di dalam kontrak, Kanya tidak boleh mundur sepihak, sebelum kontrak berakhir dan akan di kenakan sangsi berupa pemotongan royalti sebesar 50% dan juga tidak akan menerima gaji sebesar yang sudah di sepakati. Kanya pun di larang untuk menikah selama kontrak itu berjalan.

"Mam? Bukannya kemarin itu, nikah di bolehin mam? Kecuali hamil?" tanya Kanya, saat membaca kontrak baru.

"Nggak, mami mau kerja profesional. Jadi nanti terlalu banyak drama kalo kalian udah nikah. Yang dilarang suami lah, yang nantinya ada aja masalah rumah tangga lah. Hal-hal sepele kayak gitu, mami nggak suka dan bukan alasan untuk nggak profesional dalam bekerja. Diawal awal doang pro, nanti makin lama ada aja alasannya. Makanya, kontrak baru ini, mami lebih ketat lagi," ucap Intan.

"Oke deh, mam," sahut Kanya yang kem sedikit menghela nafasnya.

Menjelang sore, Brian dan rekan kantornya tampak mempersiapkan acara kecil di sebuah cafe. Sementara Kanya pun sama, mereka merayakan momen ini dengan makan malam bersama di sebuah Cafe, di pusat kota.

Kabar gembira itu, tentu saja Kanya kabarkan pada kedua orang tuanya. Kabar itu menjadi hadiah indah bagi Ratna dan Abi, orang tua Kanya. Mereka bangga akan prestasi yang Kanya dapatkan.

Brian menikmati pesta kecil bersama rekan kerjanya, terdiri dari beberapa orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Brian mengabarkan pada kekasihnya perihal pesta kecil itu. Tentu saja Sintia ikut berbahagia akan pesta kecil yang berlangsung walau tanpa kehadirannya.

"Kanya, besok jam 8 udah di kantor, karena jam 10 kita harus ke Perusahaan The New Healty Beauty, sekalian tour ke pabrik kecil pembuatan kosmetik nya. Karena pabrik besar mereka ada di Amerika. Mungkin kamu bakal kesana kalo penjualan produk ini tinggi," ucap Intan.

"Siap mam," sahut Kanya.

"Bukan kamu aja, kamu bakal ketemu 2 model lain dari agency punya temen mami. Mereka juga jadi BA. Tapi mami yakin, cuma kamu yang paling menarik perhatian orang-orang di perusahaan The NHB," ucap Intan dengan penuh keyakinan.

Bersamaan dengan yang terjadi pada Kanya, begitu pula dengan Brian.

"Brian, besok pagi ya, kita akan ada pertemuan, meeting juga sama BA kosmetik kita," ucap Steve selaku CEO.

"Baik pak," sahut Brian.

"Jadwal besok padat banget, Irvan nanti bantu kamu, Irvan?" Steve meminta Irvan turut serta.

"Ok, pak Steve. Kalo soal meeting buat ketemu BA cantik sih, saya pasti dateng lebih pagi," ucap Irvan, salah satu orang penting di perusahaan asing itu, selain Brian.

"Hahaha!" Tawa mereka.

Irvan, selain tampan ia juga terkenal humoris dan ramah. Walau ia di kelilingi wanita cantik, sampai saat ini belum ada satu pun wanita yang mampu membuatnya jatuh hati dan ia jadikan pendamping hidupnya.

Sementara Brian, si mapan juga tampan ini, dikenal yang lebih irit bicara, seperlunya dan jarang untuk bercanda. Brian terkenal dingin dan angkuh dimata orang yang tak mengenalnya. Padahal Brian orang yang baik, juga ramah untuk orang yang ia kenali saja. Brian juga memiliki track record yang baik di perusahaan. Wajar jika ia sudah tiga kali dalam tiga tahun terakhir mendapatkan kenaikan jabatan.

Malam itu,

"Uh, maaf, nggak sengaja beneran,"

Seseorang baru saja menabrak Kanya tanpa sengaja,

"Yah? baju aku kotor," sambil melihat noda air lemon pada kaos putih yang Kanya kenakan.

"Maaf, aku nggak sengaja. Aku ganti baju kamu deh," ucap laki-laki itu yang tampak ingin bertanggung jawab.

"Nggak kok, nggak papa," ucap Kanya sambil tersenyum pada lelaki yang menabraknya.

Lelaki itu terpana akan kecantikan Kanya, segera ia menjulurkan tangan, ingin berkenalan dan menyebut namanya,

"Irvan," pria itu memperkenalkan diri.

"Kanya," sahut Kanya, tak kalah ramah.

"Maaf bajunya jadi kotor. Beneran nggak liat, mau buru-buru," Irvan menjelaskan.

"Nggak papa kok. Mas?" Kanya tampak lupa nama.

"Irvan," Irvan menyebut namanya lagi.

"Oke mas Irvan iya maaf, tadi kan udah di sebut ya? Emh... aku kesana dulu ya mas," ucap Kanya sambil tersenyum.

"Rame-rame, ya?" tanya Irvan sambil melihat kearah tempat Kanya berkumpul.

"Iya mas, biasa, acara kecil sama orang kantor," ucap Kanya.

"Oh? Bisa samaan ya," ucap Irvan.

"Maksudnya, mas?" tanya Kanya.

"Aku juga lagi ngerayain pesta kecil, sama orang kantor. Makan makan aja gitu, " jelas Irvan.

"Oh selamat ya mas," ucap Kanya yang terlihat senang.

"Ah, bukan aku sih, temen aku. Dia baru naik jabatan," ucap Irvan sambil tersenyum.

"Oh, ya udah, selamat buat temen mas," Kanya kembali mengucapkan selamat.

"Hahaha, oke. Kamu pulang naik apa?" tanya Irvan dengan tatapan yang penuh cinta pada Kanya.

"Naik karpet, mas," Kanya bercanda.

"Oh jadi Jasmine nih ceritanya? Ehm?" ucap Irvan sambil tersenyum lalu tertawa kecil.

"Hahaha, iya mas, tapi lebih ke aku jadi jin deh kayaknya," canda Kanya.

"Hahaha, oh bukan bareng aladin?" ucap Irvan.

"Kebetulan nggak ada Aladin nya mas," ucap Kanya.

"Ya udah sama Jin nya mau nggak?" tanya Irvan sambil menaikkan satu alisnya.

"Hei... jin mana yang kayak gini?" Kanya bertanya sambil menahan tawa.

"Kenapa? Nggak cocok ya?" ucap Irvan.

"Iya mas, soalnya mas nggak buncit," ucap Kanya sambil melihat tubuh Irvan.

Irvan terus tersenyum memandangi Kanya yang tampak tak henti tertawa.

"Mau nggak pulang bareng?" Irvan menawarkan tumpangan.

"Aku naik motor mas, bawa motor sendiri," ucap Kanya dengan lembut.

"Oh, oke deh. Tapi kalo lain kali mau nggak? Oh, aku boleh minta kontak kamu?" ucap Irvan yang terlihat ingin mengenal jauh.

"Ehm, boleh mas," Kanya tak ragu.

Mereka berdua bertukar nomor ponsel. Tak lama kemudian, salah seorang teman Kanya memanggil,

"Kanya?!" seseorang memanggil Kanya.

"Mas, aku kesana dulu ya?" ucapan Kanya.

"Oh oke. Sampe ketemu lagi ya Kanya," ucap Irvan.

"Oke mas Irvan," sahut Kanya sambil berlari kecil menuju rekannya.

"Bye, Kanya!" ucap Irvan saat Kanya menjauh.

"Bye, mas!" sahut Kanya dengan suara keras.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • MENANTU PILIHAN MAMA   KETIKA CALON SUAMI ISTRI HARUS BERKENALAN LAGI?

    Dari kejauhan, Irvan melempar senyum pada Kanya, senyum itu berbalas. Kanya pun tersenyum saat melihat senyuman itu untuknya."Senyum terus," ucap Brian, pada Irvan."Kayaknya gue jatuh cinta, BRI," sahut Irvan."Wow, siapa yang bisa bikin lu jatuh cinta? Yakin?" Brian terdengar ragu."Kalo ini nggak mau gue lepasin. Jantung gue, detaknya nggak karuan pas ketemu dia. Kita juga tukeran nomor hape tadi. Jodoh gue kayaknya," Irvan percaya diri."Bagus dong, deketin lah," ucap Brian."Pasti Bri, jangan sampe keduluan sama lelaki mana pun. Nggak terima gue kalo ada yang lebih dari gue," ucap Irvan, penuh ambisi."Iya deh, iya. Gue doain lu dapetin tuh cewek, jangan lu lepasin," ucap Brian."Thanks bro. Lu tau lah selera gue, ini cewek selera gue banget, Brian," ucap Irvan."Ngerti gue, emang gimana sih orangnya?" Brian penasaran."Disana tuh, tuh! Dia lagi rame-ramean juga," ucap Irvan sambil melihat ke arah Kanya."Mana?" tanya Brian yang terlihat ingin tahu."Itu Bri, pake baju kaos puti

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • MENANTU PILIHAN MAMA   BRIAN, GUNDAH?

    Bertemu tatapan yang sama, momen-momen singkat itu menjadi arena pertarungan emosi tak terucap di antara mereka. Mata mereka seolah bertaut, mengakui keberadaan satu sama lain meski dari kejauhan. Di sisi lain, Irvan yang berdiri di kejauhan, matanya berbinar menatap Kanya, wanita yang dicintainya dan kini menjadi Brand Ambassador perusahaan tempatnya bekerja. Kebanggaan tergambar jelas di wajahnya. Kanya, dengan sapaan hangatnya, tenggelam dalam obrolan ringan bersama seorang Brand Ambassador lain yang tak kalah memukau. Kecantikannya bukan sekadar paras, tetapi juga kilau di matanya yang bisa menarik perhatian siapa saja, termasuk Brian yang tampil mempesona. Hatinya tahu, kehadiran pria itu terlalu berharga untuk sekedar dilirik dan dilupakan. Brian, dengan semua pesonanya, adalah bagian dari pesona yang tak mungkin ia lewatkan dengan begitu saja.Brian berjuang keras untuk mempertahankan fokusnya, mencoba melawan godaan untuk menoleh ke arah Kanya. Namun, matanya mengkhianati usah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • MENANTU PILIHAN MAMA   SAMA-SAMA DI DALAM TOILET, EH MALAH TERANCAM OLEH CALON ISTRI.

    Malam itu, atmosfer restoran mewah terasa semakin memukau dengan dekorasi yang berkilauan. Kanya dan Irvan memasuki tempat tersebut, langkah mereka serasi dalam gaun dan setelan yang mereka kenakan. "Kanya, mau duduk di mana?" tanya Irvan dengan nada penuh perhatian. "Ehm... di sana, Mas Irvan. Kayaknya sudut itu keren buat foto," Kanya menunjuk ke sebuah meja di pojok yang terlihat romantis dengan cahaya lilin yang menari-nari. "Oke," sahut Irvan. Seraya tersenyum, dia meraih tangan Kanya. Tiba-tiba, ponselnya berdering."Duh, sorry, Aku anterin kamu duluan kesana," ucap Irvan, sambil memberikan kode agar Kanya menunggu. Meski malam itu sejatinya adalah malam mereka, tetapi panggilan yang tak terduga itu menguji kesabaran Irvan sendiri.Irvan mengantar Kanya pada bangku yang mereka inginkan, Kanya duduk dan meletakkan tas disampingnya. Irvan menerima panggilan telepon dan menjauh dari Kanya."Ya pak, gimana pak?" ucap Irvan pada telepon.Kanya melihat sekeliling, lampu cantik, alunan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • MENANTU PILIHAN MAMA   KETEMU LAGI DI RUMAH SAKIT?!

    Kembali bak orang normal, keduanya duduk bersama dengan Irvan dan Sintia dan mencoba menikmati makanan yang tertunda. Tatapan Kanya terfokus pada Brian, Brian menundukkan wajahnya.Entah apa yang di perbincangkan oleh Irvan dan Sintia, keduanya merasa hanya mereka saja yang ada saat ini, yang lain seolah tak kasat mata.Namun, saat terdengar suara Sintia yang memanggil Brian dengan sebutan,"Sayang, nanti kamu temenin aku ya?"DEGBrian mendadak panas dingin, apalagi saat melihat Kanya yang mengepalkan tangan sambil menopang dagu."Iya nanti aku temenin kamu," sahut Brian dengan jantung yang berdebar."Oh... iya sayang... nanti kita habis dari sana, kita bakal pergi ke..." ucap Sintia yang terus menggunakan imbuhan sayang pada tiap kalimat.Terus saja Kanya menghitung jumlah kalimat sayang itu, semakin mau mati rasanya Brianz saat melihat Kanya yang menatapnya dengan tajam, sementara Irvan tengah berbincang ringan, Kanya seolah tak menghiraukan apa yang Irvan celotehkan."Sayang..."

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • MENANTU PILIHAN MAMA   KISSING IN THE CAR

    "Ada hal penting yang harus kita omongin, Mas," Kanya menegaskan, nada suaranya penuh ketegasan seiring dia menggulung lengan tuniknya lebih tinggi. Ekspresi wajahnya menunjukkan kegawatan yang tidak bisa ditawar lagi. Brian menatapnya balik dengan tatapan yang tidak kalah serius, jantungnya berdegup kencang seolah bisa pecah kapan saja. Dengan gerakan tegas, ia membuka beberapa kancing kemejanya, tanda bahwa tekanan yang dia rasakan mulai tak tertahankan. "Dan aku juga perlu ngomong sesuatu yang sangat penting sama kamu," ujar Brian, suaranya terdengar berat, penuh dengan beban yang seolah telah lama dipendam.Dengan langkah yang begitu cepat, mereka berdua berjalan bersisian ke arah parkiran. Brian kemudian dengan sigap menarik tangan Kanya, membawanya menuju mobilnya yang parkir di ujung. Suasana tegang terasa menggantung di udara seakan tiap langkah mereka bertambah berat.Brian membuka pintu mobil dan dengan sedikit paksa, ia menuntun Kanya agar masuk. Kanya menurut, namun begi

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • MENANTU PILIHAN MAMA   AYO MAJU KALAU MAS, BERANI!

    "Bri, nanti malam anterin mama sama papa ya." Isi pesan itu. "Kemana ma?" Brian membalasnya. "Kerumah temen mama, kita udah lama nggak ketemu, bisa kan?" Ibunya membalas lagi. "Ehm... tumben ma? Biasanya pergi berdua?" Isi balasan pesan dari Brian. "Ih, nurut aja deh, sekali kali ini. Pokoknya mama tunggu nanti jam 8 malam kita pergi, Brian jemput kerumah mama sama papa ya," balasan pesan dari ibunya. "Ya udah, tunggu aja ya ma," Brian membalas pesan itu. "Tumben, biasanya nggak gini?" Brian bergumam sambil menatap layar ponsel yang baru saja menampilkan pesan dari ibu. Brian mengerutkan dahi, mencoba memahami nada pesan itu. Ada sesuatu yang terasa berbeda kali ini. Namun, Brian tidak bisa memastikan apa. Apakah ada yang sedang terjadi di rumah? Atau ibunya hanya mencoba menyampaikan sesuatu yang penting dengan cara yang tak biasa? Kenapa tiba-tiba Brian merasa tidak tenang dan Brian menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir bayangan buruk yang mulai memenuhi kepala. P

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • MENANTU PILIHAN MAMA   CONGRATULATION CALON SUAMI!

    Mereka berdua terlihat akrab, tapi itu dimata kedua orang tua mereka masing-masing. "Liat, mereka cocok," Ucap Ratna pada Indira. "Senengnya, artinya kita bakal besanan dan punya cucu," ucap Indira dengan rona wajah bahagia. Nyatanya? "kamu jangan pernah mikir, aku bakal mau nikah sama kamu!" tegas Brian. "Hahaha, udahlah mas, biasanya yang awalnya suka nolak, justru nanti jadi sayang dan nggak mau pisah," ucap Kanya. "Nggak akan," Brian menjawab dengan yakin. "Akan! Kamu bakal cinta sama aku. Titik!" ucap Kanya, tegas. "Ah!" Brian kesal. Brian meninggalkan Kanya ke ruang tamu, Kanya menyusul dan mereka bertemu kembali di ruang tamu. "Tante, Om, mama, papa, Kanya nggak mau jadi istri mas Brian," ucap Kanya, sambil duduk menyilang kaki dan tersenyum manja. "Brian juga nggak mau," ucap Brian tak mau kalah. Keluarga Brian pun meninggalkan kediaman keluarga, setelah mendengar penolakan perjodohan itu. "Gimana Bri? Kok pada nolak?" ucap ibunya dengan kecewa. "Lagian dia juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28

Bab terbaru

  • MENANTU PILIHAN MAMA   KISSING IN THE CAR

    "Ada hal penting yang harus kita omongin, Mas," Kanya menegaskan, nada suaranya penuh ketegasan seiring dia menggulung lengan tuniknya lebih tinggi. Ekspresi wajahnya menunjukkan kegawatan yang tidak bisa ditawar lagi. Brian menatapnya balik dengan tatapan yang tidak kalah serius, jantungnya berdegup kencang seolah bisa pecah kapan saja. Dengan gerakan tegas, ia membuka beberapa kancing kemejanya, tanda bahwa tekanan yang dia rasakan mulai tak tertahankan. "Dan aku juga perlu ngomong sesuatu yang sangat penting sama kamu," ujar Brian, suaranya terdengar berat, penuh dengan beban yang seolah telah lama dipendam.Dengan langkah yang begitu cepat, mereka berdua berjalan bersisian ke arah parkiran. Brian kemudian dengan sigap menarik tangan Kanya, membawanya menuju mobilnya yang parkir di ujung. Suasana tegang terasa menggantung di udara seakan tiap langkah mereka bertambah berat.Brian membuka pintu mobil dan dengan sedikit paksa, ia menuntun Kanya agar masuk. Kanya menurut, namun begi

  • MENANTU PILIHAN MAMA   KETEMU LAGI DI RUMAH SAKIT?!

    Kembali bak orang normal, keduanya duduk bersama dengan Irvan dan Sintia dan mencoba menikmati makanan yang tertunda. Tatapan Kanya terfokus pada Brian, Brian menundukkan wajahnya.Entah apa yang di perbincangkan oleh Irvan dan Sintia, keduanya merasa hanya mereka saja yang ada saat ini, yang lain seolah tak kasat mata.Namun, saat terdengar suara Sintia yang memanggil Brian dengan sebutan,"Sayang, nanti kamu temenin aku ya?"DEGBrian mendadak panas dingin, apalagi saat melihat Kanya yang mengepalkan tangan sambil menopang dagu."Iya nanti aku temenin kamu," sahut Brian dengan jantung yang berdebar."Oh... iya sayang... nanti kita habis dari sana, kita bakal pergi ke..." ucap Sintia yang terus menggunakan imbuhan sayang pada tiap kalimat.Terus saja Kanya menghitung jumlah kalimat sayang itu, semakin mau mati rasanya Brianz saat melihat Kanya yang menatapnya dengan tajam, sementara Irvan tengah berbincang ringan, Kanya seolah tak menghiraukan apa yang Irvan celotehkan."Sayang..."

  • MENANTU PILIHAN MAMA   SAMA-SAMA DI DALAM TOILET, EH MALAH TERANCAM OLEH CALON ISTRI.

    Malam itu, atmosfer restoran mewah terasa semakin memukau dengan dekorasi yang berkilauan. Kanya dan Irvan memasuki tempat tersebut, langkah mereka serasi dalam gaun dan setelan yang mereka kenakan. "Kanya, mau duduk di mana?" tanya Irvan dengan nada penuh perhatian. "Ehm... di sana, Mas Irvan. Kayaknya sudut itu keren buat foto," Kanya menunjuk ke sebuah meja di pojok yang terlihat romantis dengan cahaya lilin yang menari-nari. "Oke," sahut Irvan. Seraya tersenyum, dia meraih tangan Kanya. Tiba-tiba, ponselnya berdering."Duh, sorry, Aku anterin kamu duluan kesana," ucap Irvan, sambil memberikan kode agar Kanya menunggu. Meski malam itu sejatinya adalah malam mereka, tetapi panggilan yang tak terduga itu menguji kesabaran Irvan sendiri.Irvan mengantar Kanya pada bangku yang mereka inginkan, Kanya duduk dan meletakkan tas disampingnya. Irvan menerima panggilan telepon dan menjauh dari Kanya."Ya pak, gimana pak?" ucap Irvan pada telepon.Kanya melihat sekeliling, lampu cantik, alunan

  • MENANTU PILIHAN MAMA   BRIAN, GUNDAH?

    Bertemu tatapan yang sama, momen-momen singkat itu menjadi arena pertarungan emosi tak terucap di antara mereka. Mata mereka seolah bertaut, mengakui keberadaan satu sama lain meski dari kejauhan. Di sisi lain, Irvan yang berdiri di kejauhan, matanya berbinar menatap Kanya, wanita yang dicintainya dan kini menjadi Brand Ambassador perusahaan tempatnya bekerja. Kebanggaan tergambar jelas di wajahnya. Kanya, dengan sapaan hangatnya, tenggelam dalam obrolan ringan bersama seorang Brand Ambassador lain yang tak kalah memukau. Kecantikannya bukan sekadar paras, tetapi juga kilau di matanya yang bisa menarik perhatian siapa saja, termasuk Brian yang tampil mempesona. Hatinya tahu, kehadiran pria itu terlalu berharga untuk sekedar dilirik dan dilupakan. Brian, dengan semua pesonanya, adalah bagian dari pesona yang tak mungkin ia lewatkan dengan begitu saja.Brian berjuang keras untuk mempertahankan fokusnya, mencoba melawan godaan untuk menoleh ke arah Kanya. Namun, matanya mengkhianati usah

  • MENANTU PILIHAN MAMA   KETIKA CALON SUAMI ISTRI HARUS BERKENALAN LAGI?

    Dari kejauhan, Irvan melempar senyum pada Kanya, senyum itu berbalas. Kanya pun tersenyum saat melihat senyuman itu untuknya."Senyum terus," ucap Brian, pada Irvan."Kayaknya gue jatuh cinta, BRI," sahut Irvan."Wow, siapa yang bisa bikin lu jatuh cinta? Yakin?" Brian terdengar ragu."Kalo ini nggak mau gue lepasin. Jantung gue, detaknya nggak karuan pas ketemu dia. Kita juga tukeran nomor hape tadi. Jodoh gue kayaknya," Irvan percaya diri."Bagus dong, deketin lah," ucap Brian."Pasti Bri, jangan sampe keduluan sama lelaki mana pun. Nggak terima gue kalo ada yang lebih dari gue," ucap Irvan, penuh ambisi."Iya deh, iya. Gue doain lu dapetin tuh cewek, jangan lu lepasin," ucap Brian."Thanks bro. Lu tau lah selera gue, ini cewek selera gue banget, Brian," ucap Irvan."Ngerti gue, emang gimana sih orangnya?" Brian penasaran."Disana tuh, tuh! Dia lagi rame-ramean juga," ucap Irvan sambil melihat ke arah Kanya."Mana?" tanya Brian yang terlihat ingin tahu."Itu Bri, pake baju kaos puti

  • MENANTU PILIHAN MAMA   LOH, KOK KENALAN SAMA LELAKI LAIN?

    "Kanya, besok kamu ke kantor dulu, terus bareng mami kita ke perusahaan yang mendapuk kamu jadi BA mereka, oke!" ucap Intan pada Kanya."Oke, mam," sahut Kanya."Ehm, terus nanti ada beberapa tanda tangan kontrak yang harus kamu tanda tanganin, juga nanti ada meeting bareng team mereka, pokoknya kamu bakal sibuk banget besok. Jaga kesehatan kamu, tetep makan makanan sehat, pola makan di jaga, mami minta kamu tetep rajin latian, karena kamu udah tau kan jadwal foto produk pakaian juga udah beberapa yang harus kita kerjain," ucap Intan yang menjabarkan isi kontrak."Oke, mam," sahut Kanya."Inget pesen mami, jangan mengecewakan agency kita, jaga nama baik perusahaan dan nama kamu," ucap Intan, lagi."Iya mam, Kanya sebisa mungkin jalanin apa yang udah seharusnya ada di kontrak kerja," jawab Kanya dengan percaya diri."Bagus, jangan sampai kamu terpengaruh sama hal yang diluar kuasa mami. Kamu tau kan? Beberapa temen kamu, yang hidupnya aneh-aneh itu, akhirnya gimana?" Intan bertanya."

  • MENANTU PILIHAN MAMA   CONGRATULATION CALON SUAMI!

    Mereka berdua terlihat akrab, tapi itu dimata kedua orang tua mereka masing-masing. "Liat, mereka cocok," Ucap Ratna pada Indira. "Senengnya, artinya kita bakal besanan dan punya cucu," ucap Indira dengan rona wajah bahagia. Nyatanya? "kamu jangan pernah mikir, aku bakal mau nikah sama kamu!" tegas Brian. "Hahaha, udahlah mas, biasanya yang awalnya suka nolak, justru nanti jadi sayang dan nggak mau pisah," ucap Kanya. "Nggak akan," Brian menjawab dengan yakin. "Akan! Kamu bakal cinta sama aku. Titik!" ucap Kanya, tegas. "Ah!" Brian kesal. Brian meninggalkan Kanya ke ruang tamu, Kanya menyusul dan mereka bertemu kembali di ruang tamu. "Tante, Om, mama, papa, Kanya nggak mau jadi istri mas Brian," ucap Kanya, sambil duduk menyilang kaki dan tersenyum manja. "Brian juga nggak mau," ucap Brian tak mau kalah. Keluarga Brian pun meninggalkan kediaman keluarga, setelah mendengar penolakan perjodohan itu. "Gimana Bri? Kok pada nolak?" ucap ibunya dengan kecewa. "Lagian dia juga

  • MENANTU PILIHAN MAMA   AYO MAJU KALAU MAS, BERANI!

    "Bri, nanti malam anterin mama sama papa ya." Isi pesan itu. "Kemana ma?" Brian membalasnya. "Kerumah temen mama, kita udah lama nggak ketemu, bisa kan?" Ibunya membalas lagi. "Ehm... tumben ma? Biasanya pergi berdua?" Isi balasan pesan dari Brian. "Ih, nurut aja deh, sekali kali ini. Pokoknya mama tunggu nanti jam 8 malam kita pergi, Brian jemput kerumah mama sama papa ya," balasan pesan dari ibunya. "Ya udah, tunggu aja ya ma," Brian membalas pesan itu. "Tumben, biasanya nggak gini?" Brian bergumam sambil menatap layar ponsel yang baru saja menampilkan pesan dari ibu. Brian mengerutkan dahi, mencoba memahami nada pesan itu. Ada sesuatu yang terasa berbeda kali ini. Namun, Brian tidak bisa memastikan apa. Apakah ada yang sedang terjadi di rumah? Atau ibunya hanya mencoba menyampaikan sesuatu yang penting dengan cara yang tak biasa? Kenapa tiba-tiba Brian merasa tidak tenang dan Brian menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir bayangan buruk yang mulai memenuhi kepala. P

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status