" Di Lamar ?"
Al yang mendengar ucapan Wulan seketika terdiam, dia tidak bisa berkata kata lagi, ia merasa hidupnya hancur seketika
" Ok ok aku akan pulang sekarang juga Lan " Ucapnya setelah terdiam beberapa saat lalu kembali menelpon seseorang
" Halo Cit.. Tolong pesankan tiket pesawat ke Surabaya untuk kakak ya " Ucap Al buru buru setelah telponnya tersambung
" Kakak mau Pulang ? Ada apa kak kok dadakan sekali ?" Kata Citra adik kandung Al
" Sudah jangan banyak tanya, Pesankan sekarang juga " Kata Al dengan suara agak meninggi
" Oke, akan cicit pesankan tapi Cicit juga harus ikut pulang " Kata Citra, ia merasa harus ikut pulang ke Surabaya karena ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap kakaknya yang biasanya tenang
" Ok ok terserah kamu, cepat pesankan, kalau bisa jam malam ini kita harus sudah berangkat " Ucap Al lalu mematikan teleponnya karena sudah terlalu malas mendengar ocehan adiknya
Al sudah menyuruh adiknya memesan tiket pesan kembali terdiam di tempatnya sembari menunggu kabar dari adiknya
" Seharusnya gak gini kan Lan " Ucap Al dalam hati
" Seharusnya kamu nunggu hubungan kita mendapatkan restu ayahmu kan Lan ?" Lanjutnya
Al lalu kembali mengingat perkataan ayah Wulan saat ia datang ke rumah Wulan, Sebenarnya saat itu ia Sudah menjadi pengusaha sukses di Jakarta, tapi karena Al ingin di terima apa adanya tanpa memandang harta, Al terpaksa mengaku bahwa ia hanya seorang pengangguran yang sedang mencari pekerjaan di Jakarta
" Seharusnya kamu sadar posisimu nak, Kamu hanya orang miskin dan tak sebanding dengan kami " Ucap Bima ayah dari Wulan
" Kami sebenarnya tidak ingin mengatakan hal seperti ini kepada mu, tapi karena kamu memaksa dan tidak pernah sadar akan posisimu maka kami keluarga Wulan terpaksa berkata seperti ini " Ucap Bima Kembali
" Mohon maaf om, tapi saya akan berusaha membahagiakan Wulan meski saya adalah orang miskin seperti yang om katakan " Jawab Al pelan
" Dengan apa kamu bisa membuat anak saya bahagia, bahkan untuk membiayai sekolah mu saja kamu tidak bisa " Kata Bima dengan keras Keras karena mulai terpancing emosinya
" Sabar yah, tenang jangan emosi " Kata Nurul ibu Wulan yang melihat suaminya mulai naik darah
" Bagaimana ayah bisa sabar jika berhadapan dengan anak yang tidak tau malu ini " Kata Bima Kembali
" Iya iya tapi ayah harus sabar " Ucap Nurul
" Sudah lah, sekarang kamu pulang saja, saya kasih waktu kamu tiga tahun, jika dalam waktu tiga tahun kamu bisa sukses, saya akan merestui hubungan mu dengan Wulan "
Mendengar ucapan Ayah nya Wulan itu sebenarnya Al merasa sangat bahagia, dia tidak perlu berusaha karena dia memang sudah menjadi pengusaha yang sukses
Tapi jika ia pikir pikir lagi orang tua Wulan hanya mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri, semua ini membuat pikiran Al semakin kacau
" Ini kan masih belum tiga tahun, kenapa sih om Bima tidak bisa sabar, dasar orang tua mata duitan " Ucap Al dalam hati
Perasaan Al sekarang campur aduk, marah bercampur khawatir dengan apa yang akan terjadi
" kamu harus menunggu Lan, Harus " Ucap Al kembali dalam hati
Saat sudah beberapa jam Al melamun Telpon nya kembali berbunyi, dan kali ini Telpon sari adiknya Citra
" Halo ya Cit ?" Tanya Al setelah mengangkat telponnya
" Aku udah pesan tiket Pesawat nya kak, dan akan take off satu jam lagi, kakak masih mau pulang ke rumah dulu atau langsung berangkat ke bandara dari kantor " kata Citra
" Kakak langsung aja Cit " Jawab Al
" Oke Kalau begitu tunggu cicit di parkir, cicit akan berangkat setelah menyerahkan berkas ke ruangan Mas Aji " Jawab Citra
" Ok Kakak tunggu, jangan buat kakak menunggu terlalu lama " Kata Al tegas
" Ok kak "
*****************
Saat ini Sudah jam pulang kerja, Rindiani yang sudah kembali seperti sediakala, seorang gadis cantik yang ceria dengan senyum selalu menghiasi bibir indah nya sedang menunggu taksi untuk pulang ke Apartemen milik Al
" Hei Rin duluan ya " Ucap Luna dari sepeda motornya saat bertemu Rindiani di Pinggir jalan
" Ok Luna hati hati ya " Jawab Rindiani sambil melambaikan tangan
Untuk menghilangkan rasa bosannya Rindiani memilih untuk membuka situs situs berita di handphone nya, saat ia sedang fokus memainkan handphone nya tiba tiba sebuah mobil berhenti di depannya
" Rindi ayo aku antar ke rumah mu sekarang " Kata orang yang baru saja keluar dari mobil itu
Rindiani lalu mengangkat kepalanya saat ia mendengar suara yang tidak asing baginya, yang tak lain adalah suara Dave
" Gak " Jawab Rindiani singkat saat ia mengetahui siapa pemilik mobil itu
" Ayolah Rindi, ada yang harus aku jelaskan kepada mu " Kata Dave sambil berjalan ke arah Rindiani
" Gak perlu dan gak butuh penjelasan yang gak penting " Jawab Rindiani
" Ayolah Sayang jangan bicara begitu " Kata Dave sambil memegang tangan Rindiani
Rindiani langsung menarik tangannya karena sudah merasa muak dengan sikap Dave dan langsung menampar Dave
" Plaakkk.. " Suara tamparan di muka Dave terdengar cukup nyaring
" Jangan pernah sentuh aku dan jangan pernah panggil aku sayang " Kata Rindiani setelah menampar Dave
Dave yang merasakan pipinya terasa panas langsung naik pitam dengan sikap Rindiani
" Kamu.."
" Aku gak mau tau, kamu harus ikut aku sekarang juga " Ucap Dave sambil menarik lengan Rindiani dengan cukup kasar" Dave apa apa sih " Ucap Rindiani merasa heran dengan sikap Dave
" Lepasin Dave " Lanjutnya sambil berusaha melepaskan tangannya yang di tarik oleh Dave tapi tak di dengar sama sekali oleh Dave
Kuatnya cengkraman tangan Dave membuat Rindiani kesulitan melepaskan tangannya yang kini di tarik paksa oleh Dave
Saat sudah beberapa langkah lagi Dave sampai di mobilnya, sebuah mobil sport berhenti tepat di belakang mobil Dave
" Mas lepaskan tangan wanita itu " Ucap seseorang dengan suara lembutnya setelah orang itu turun dari mobilnya
" Siapa kamu jangan ikut campur urusan orang lain " Jawab Dave merasa kesal karena telah di ganggu orang tak di kenal
" Saya memang bukan siapa siapa, tapi masih wilayah Grand Hotel dan wanita yang sedang anda tarik adalah salah satu karyawan di Grand Hotel " Jawab wanita itu
" Lah .. memangnya kenapa ?" Tanya Dave karena merasa bingung
Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Dave tapi langsung melempar sebuah kartu nama miliknya ke arah Dave
" Anda tau JMP ? hotel ini adalah salah satu aset milik JMP, silahkan baca Kartu nama itu dan jika sudah mengerti silahkan lepaskan wanita itu " Kata Orang itu
Dave yang masih bingung dengan perkataan wanita di depannya itu langsung mengambil kartu nama yang tadi di lemparkan ke dirinya dan membacanya dengan teliti
" Hah ?" Ucap Dave terkejut lalu segera melepaskan tangan Rindiani dan memacu mobilnya dengan terburu-buru
Melihat Dave yang sudah pergi akhirnya Rindiani bisa bernafas lega dan segera menghampiri wanita di depannya itu
" Terima Kasih mbak " Kata Rindiani dengan sopan
" Sama sama, kamu tidak apa apa kan oh ya nama mu siapa " kata wanita itu
" Saya tidak apa apa mbak, nama saya Rindiani " Jawab Rindiani
" Oh Rindiani, nama yang bagus " Jawab wanita itu
" terima kasih mbak, mbak siapa ya kok Dave sepertinya sangat ketakutan setelah membaca kartu mbak " Tanya Rindiani
" Ayo masuk ke mobil kalau mau tau " Ucap Wanita itu
Rindiani yang sebenarnya masih merasa sedikit takut jika Dave kembali segera bergegas masuk ke dalam mobil wanita itu
Saat sudah masuk kedalam mobil wanita itu ia terkejut karena melihat seorang laki laki yang ada di belakang kemudi
" Kamu ??" Ucap Rindiani terkejut saat melihat laki laki itu
Rindiani yang sebenarnya masih merasa sedikit takut jika Dave kembali segera bergegas masuk ke dalam mobil wanita ituSaat sudah masuk kedalam mobil wanita itu ia terkejut karena melihat seorang laki laki yang ada di belakang kemudi" Kamu ??" Ucap Rindiani terkejut saat melihat laki laki itu" Halo " Jawab lelaki itu sambil tersenyum dan melambaikan tangan menyapa" Ngapain kamu di sini Al ?" Tanya Rindiani heran" Ya kerja lah " Jawab Singkat" Kerja ?" Tanya Rindiani" He'em.. Sekarang aku jadi sopir pribadinya Bu Citra " Jawab Al lalu kembali menyalakan mobil dan melanjutkan perjalanan kembali" Oo Begitu.." Kata Rindiani sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti" Eh tunggu dulu.. Jadi Bu Citra ini siapa ?" Tanya Rindiani yang masih belum tau siapa sebenarnya" Astaga saya sampai lupa untuk memperkenalkan diri " Kata Citra" Saya Citra salah satu direktur di Jaya Mabdiri Profile, Perusahaan pemilik hotel temp
Rindiani yang tadi malam tanpa terasa tertidur di meja makan terbangun saat mendengar suara bising knalpot kendaraan di jalan raya, Sebenarnya ia masih malas untuk membuka mata tapi karena ia merasa sudah kesiangan untuk berangkat kerja seketika ia membuka matanyaSaat sudah sadar sepenuhnya ia melihat dua piring nasi goreng yang masak tadi malam masih berada di tempatnya, saat itu juga ia merasa kesal sekaligus malu terhadap dirinya sendiri" Huh.. Ternyata orang itu tidak pulang, ngeselin banget sih jadi orang " Ucap Rindiani dalam hati" Lagian kenapa juga aku harus berharap ia pulang, dia bukan pacar ku dia bukan kekasih ku terserah mau pulang kapan, jadi percuma kan nasi gorengnya" Lanjutnya dalam hatiSetelah mengoceh kepada dirinya sendiri Rindiani bergegas mandi untuk bersiap-siap berangkat untuk bekerjaSaat sudah beberapa lama setelah ia selesai mandi dan sedikit menggunakan make up di mukanya dan sudah siap untuk berangkat kerja seseorang men
" Eh tapi aku curiga loh sama hubungan mu dengan Bu Citra " Lanjutnya" Curiga gimana maksudnya ?" Tanya Al yang khawatir identitasnya sudah ketahuan oleh Rindiani" Ya hubungan kalian sepertinya bukan hanya sekedar Bos dan Supir deh " Jawab RindianiDEG !!Al semakin khawatir setelah mendengar Ucapan Rindiani" Atau Jangan jangan kalian itu..." Rindiani tidak melanjutkan perkataannya yang membuat Al semakin merasa khawatir" Kami kenapa ? " Tanya Al" Jangan jangan kalian pacaran " Jawab Rindiani spontan yang membuat Al tertawa terbahak-bahak" Hahaha aneh aneh saja pertanyaan mu gadis aneh, ya gak mungkin lah kami pacaran, mana mau Bu Citra pacaran sama sopirnya " Jawab Al yang masih tertawa setelah mendengar perkataan Rindiani" Tapi hubungan kalian aneh loh, biasanya kalau sopir bos besar tuh sopan banget sama majikannya, lah kamu malah kelihatannya malah santai santai saja " Jawab Rindiani" Terus Bu Citra dengan santa
Setelah kejadian di kamar mandi dan kesalahan pahaman yang membuat Al merasa sangat malu itu, Al kemudian pergi menemui Pak Gatot untuk membicarakan progres pengembangan Grand Hotel Surabaya di ruangannya"Permisi" Ucap Al saat masuk keruangan Pak Gatot"Ah Pak Al, Silahkan masuk" Jawab Pak Gatot saat melintas siapa yang datang"Ada apa gerangan Pak Al pagi pagi sudah menemui saya tanpa memberikan kabar terlebih dahulu ?" Tanya Pak Gatot dengan sopan"Tidak apa Pak Gatot, lagi pula saya tidak mau identitas saya yang sebenarnya di ketahui oleh banyak orang" Jawab Al"Begini Pak Gatot, Saya beserta para jajaran direktur utama di Jaya Mandiri Profile ingin melebarkan sayap bisnis kami di beberapa daerah""Untuk itu, sebenarnya saya hanya disini hanya untuk meminta pendapat Pak Gatot tentang bidang apa yang bisa kami masuki" Lanjut Al"Kalau boleh tau dimana Pak Al ingin membuka bisnis baru" Tanya Pak Gatot"Jika di lihat dari peta bisnis
Suasana Cafe tempat Al dan Rindiani saat berada masih ramai dengan para pelanggan yang baru datang, Sedangkan Al dan teman temannya juga masih asyik membicarakan tentang berbagai hal"Makanya Al, Cari kerja deh sana biar nanti kalau punya pacar gak terhalang restu orang tua," ucap Luna"Iya Luna, ini juga masih usaha," kata Al menjawab perkataan Luna"Eh Rindiani sejak tadi kok diem aja ?" ucap Arjun"Gak apa apa, aku dengerin kalian aja," kata Rindiani menjawab pertanyaan Arjun"Eh Al, ajak ngobrol tuh si Rindi, Kasian dia dari tadi diem," kata Arjun kepada Al"Kok aku ? Kalian kan bisa ajak dia ngobrol," Jawab Al sambil kembali berbicara dengan Wulan dan Aziz"Sepertinya kalian cocok," ucap Ana"Cocok Apanya ?" Tanya Rindiani"Ya kalian berdua tuh cocok Rindiani, Kamu sama Al sepertinya cocok kalau jadian," ucap Ana menjawab pertanyaan Ana"Eh gak mungkin lah, mana mau aku sama dia," ucap Al setelah mendengar perkataan An
"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan"Apa itu ?" tanya Al"Tolong lamar aku," ucap Wulan"Hah?" ucap Al terkejut saat mendengar permintaan Wulan"Jangan bercanda Lan,itu tidak mungkin," Lanjutnya"Kenapa Al ?" kata Wulan kebingungan dengan jawaban Al"Apakah kamu sudah melupakan semua tentang kita Al ?" tanya Wulan"Atau karena kau sudah dekat dengan wanita lain ?" lanjutnya"Wulan, ini bukan karena masa lalu kita atau karena aku mempunyai wanita lain, tapi ini semua keadaan yang memaksa ku untuk berhenti berharap," ucap Al"Jangan pernah salahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita, coba kau tanyakan pada ayahmu, apa alasan ayahmu menerima lamaran Aziz padahal om Bima sudah memberikan waktu tiga tahun kepada ku," lanjutnya
Rindi, jangan," ucap Al saat tangannya ditarik Rindiani ke dekatnya"Kenapa Al ?" tanya Rindiani"Apa aku tidak secantik Wulan ?" lanjutnya"Bukan seperti itu Rindi," jawab Al"Lalu ?" tanya RindianiAl terdiam di tempatnya tak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Rindiani"Rindi, kamu sekarang sedang mabuk, tidur ya aku akan keluar," jawab Al"Terserah," jawab Rindiani kesal karena jawaban Al"Maaf," ucap Al tapi tidak mendapatkan tanggapan dari RindianiRindiani yang memang sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri langsung membalikkan badannya membelakangi AlBeberapa menit berlalu Al masih duduk di tepian kasur sambil menunggu Rindiani tidur, saat ia merasa Rindiani sudah terlelap tidur, Al melangkah keluar kamar dan tak lupa menyelimuti Rindiani yang sudah terlelap"Maaf Rindi, aku hanya tidak ingin menjadikan mu pelampiasan karena kegagalan ku bersama Wulan," ucap Al sebelum ia melangkah
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima"Tentu," ucap Hadi singkatPertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecutAkan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan***********Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Gran