Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnya
Tepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya
"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya
"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut Rindiani
Seraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaran
Tepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan
"Masuk," ucap Aziz pelan setelah mendengarkan ketukan di pintu ruangannya
Mendengar perintah Aziz Rindiani masuk ke dalam dengan perlahan, seketika Rindiani merasa semakin takut karena ia melihat Bima dan Wulan di ruangan Aziz
"Mati aku, Pak Aziz pasti mau membahas keributan yang terjadi saat hari pertunangannya," batin Rindiani
"Maaf Pak, Pak Aziz memanggil saya ?" tanya Rindiani pelan
"Duduk," jawab Aziz dengan nada dingin
"Baik Pak," kata Rindiani lalu duduk di kursi di depan Aziz
Beberapa saat setelah Rindiani duduk suasana menjadi lebih mencekam bagi Rindiani karena baik Aziz atau yang lain masih diam tanpa sepatah katapun, Sedangkan Rindiani yang sedang menunggu Aziz untuk berbicara semakin merasa ketakutan, perlahan keringat dingin mulai menetes di dahinya
"Saya minta maaf atas keributan saat hari pertunangan Bapak," kata Rindiani yang berinisiatif berbicara duluan
" Hem..Rindiani, sebenarnya maksud saya memanggil kamu kesini adalah untuk mewakili mertua saya untuk meminta maaf kepada mu," kata Aziz setelah mendengar permintaan maaf Rindiani
"Kamu tidak usah meminta maaf kepada kami tapi kami yang harus meminta maaf kepada mu atas apa yang telah kami lakukan saat itu," ucap Bima menimpali perkataan Aziz
"Tidak Om, seharusnya saya yang meminta maaf karena sudah lancang meminta membuat keributan saat acara Pertungan Pak Aziz dan Bu Wulan," jawab Rindiani dengan kepala menunjukkan
"Rindi, kamu itu tidak salah, wajar jika seorang perempuan khawatir dengan apa yang akan terjadi pada kekasihnya," ucap Wulan
"Benar Rindi, lagi pula saat itu om sudah sangat keterlaluan karena sudah bertindak sesuka hati," kata Bima menimpali ucapan Wulan
"Tapi..." kata Rindiani tidak bisa melanjutkan perkataannya
"Sudah Rindi, kamu tidak perlu merasa bersalah dan meminta maaf, karena bagaimanapun saat itu kami yang salah," ucap Aziz yang saat melihat Rindiani kebingungan
"Baik Pak," ucap Rindiani
"Jadi apa kamu memaafkan kami ?" tanya Bima
"Tentu Om, Sebesar apapun kesalahan seseorang akan selalu ada pintu maaf untuk semuanya," jawab Rindiani
"Syukurlah kalau begitu," ucap Bima dengan senyum diwajahnya karena merasa senang
"Baik lah Rindi, kamu boleh melanjutkan pekerjaan mu, maaf kalau sudah mengganggu waktu mu," ucap Aziz
"Tidak apa apa Pal Aziz, kalau begitu saya izin keluar," jawab Rindiani
" Silahkan," kata Aziz dengan senyuman di wajahnya
Rindiani lalu bergegas keluar ruangan Aziz, meski ketakutannya sudah hilang saat itu tapi ia juga merasa kebingungan dengan apa yang telah tejadi di dalam ruangan Aziz
Saat di jalan menuju tempatnya, Rindiani masih saja memikirkan apa yang telah tadi terjadi hingga ia tidak sengaja menabrak seseorang orang karena melamunkan hal yang tadi terjadi
"Brukkkk," terdengar suara orang terjatuh saat tadi di tabrak Rindiani secara tidak sengaja
"Hei kalau jalan lihat lihat dong," Ucap orang itu dengan marah
"Maaf maaf saya tidak sengaja," jawab Rindiani
"Rindi ?" ucap teman orang yang tadi Rindiani tabrak
"Chandra ?" jawab Rindiani saat melihat orang yang memanggilnya tadi
"Ngapain kamu di sini ?" tanya Chandra
"Kerja lah Chandra," jawab Rindiani
"Kamu disini ngapain, jangan bilang kamu mau nyewa kamar buat enak enak sama pacarmu," lanjut Rindiani
"Sembarangan, aku disini cuma nganterin temen ku Echi untuk bertemu pimpinan baru disini, Echi ini adalah Adik bu Citra salah satu Direktur Jaya mandiri Profile yang memiliki hotel ini," jawab Chandra
"Hah ?"
"Maaf bu Echi saya tadi sungguh tidak sengaka menabrak Ibu," ucap Rindiani dengan menunduk karena malu dan ketakutan
"Sudah sudah, tapi lain kali kamu harus hati," jawab Echi
"Baik Bu," kata Rindiani
"Nama mu Rindiani kan ?" tanya Echi
"Benar bu," jawab Rindiani ketakutan
"Jadi ini perempuan yang di ceritakan Kak Cicit, Cantik sih.. Pantas Kak Al jatuh cinta," batin Echi
"Sudah jangan takut seperti itu, aku tidak akan memberitahu kak Cicit kok, tapi sebagai permintaan maafmu aku boleh minta satu hal kepada mu ?" tanya Echi
"Tentu Bu," jawab Rindiani yang mulai bisa bernafas lega.
"Mana hp mu," ucap Echi
Rindiani lalu memberikan hpnya dengan kepalanya masih menunduk karena masih merasa sedikit takut
Echi lalu mengetik sesuatu di HP Rindiani, lalu tak lama berselang kembali memberikannya kepada Rindianni
"Itu nomor hpku, aku hanya minta kamu bisa menemaniku saat aku ingin pergi kemana-mana, dan kamu harus mau," ucap Echi
"Baik Bu," jawab Rindiani
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu, jangan lupa pesan ku tadi," ucap Echi
"Oh iya jangan panggil aku Bu, aku maaih belum tua, panggil saja Echi," lanjutnya dengan sebuah senyuman di wajahnya lalu pergi meninggalkan Rindiani yang masih teekejut dengan apa yang baru echi katakan
***********
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya
"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya
"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel
"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya
"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji
"Terima kasih mas,"
"Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya
"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji
"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan teleponnya
******
Bantu Like komentar Vote dan hadiahnya temen temen
Dukungan kalian akan membuat Author lebih semangat untuk update
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme
"Baik Bu," jawab RindianiTanpa sepengetahuan Rindiani dan yang lain secara diam diam Echi mengerimkan pesan teks kepada Citra untuk membicarakan tentang hubungan Al dan Rindiani nanti setelah Rindiani PulangRindiani lalu duduk bersama keluarga besar Al untuk ikut makan malam bersama mereka, obrolan demi obrolan mebgalir di tengah makan malam mereka, tentu saja Echi yang paling sering menjadi sasaran ejekan karena menjadi yang paling muda si antara mereka"Oh iya nak Rindi udah punya pacar atau tunangan mungkin," tanya Dewi ibu Al"Pasti punya Mah, masak cewek secantik Rindi gak punya pacar," jawab Citra seenaknya"Hus diem kamu, mamah gak nanya sama kamu, kamu juga udah tua gak pernah punya pacar," ucap Dewi kepada Citra"Ye siapa bilang Cicit gak punya pacar," jawab Citra"Udah diem dulu kamu cit, mama ingin denger jawaban nak Rindi," ucap Dewi Lagi"Em.. Belum tante, tapi yang deket ada," ucap Rindiani"Lah kal
Kriiiiing.....! Jam beker meraung-raung di kamar yang luas, bersih, rapi, teratur, chic, elegan dan nampak seorang gadis langsung terjaga dari tidurnya yang begitu nyenyak dari semalam. Sambil mengucek ngucek matanya mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit menyatu ke tubuhnya, lalu perlahan lahan membuka matanya sayup sayup penglihatannya mulai menerang dan seketika itu. "KYAAHHH," gadis itu berteriak keras karena mendapati seorang lelaki tidur di sampingnya Seorang pria sedang tidur dengan nyenyak di sampingnya dengan tubuh yang sedang tertutup bed cover, yang membuatnya lebih terkejut lagi karena pria itu sudah bertelanjang dada sambil lengan kokoh berurat sedang memeluk tubuhnya yang saat ini hanya memakai lingerie tipis tanpa bra dibalik bad cover Pria itu menggeliat lalu perlahan - lahan membuka kedua matanya. Senyum lembut terpancar dari wajah tampan pria terse
Hangat matahari pagi membuat Rindiani terganggu dalam tidurnya, mau tidak mau ia terpaksa membuka mata dan segera bangun dari mimpi indah nyaDengan masih sedikit mengantuk Rindiani beranjak dari kasur yang ia tempati saat ini, saat sudah sampai di depan cermin betapa terkejutnya ia setelah mendapati baju yang ia kenakan saat ini berbeda dengan baju yang ia pakai semalamSetelah memastikan bahwa saat ini ia tidak sedang bermimpi, Rindiani mengedarkan pandangannya ke segala penjuru lalu membelalakkan matanya karena saat ini ia sedang berada di kamar yang sama sekali tidak ia kenali, dan dengan baju yang berbeda dari baju yang tadi malam ia pakai"Aaaaaaaaa," Teriak Rindiani seketika saat ia melihat seorang lelaki sedang duduk santai di atas sofa dengan sebuah majalah di tangannya"Siapa kau, dan dimana aku ?" tanya Rindiani tapi tidak mendapatkan jawaban dari pria tersebut"Halo ... Apa kau dengar perkataan aku ?" tanya Rindiani pada lelaki tersebut tapi
Sehari sebelumnya !!! Sebuah SUV Range Rover Evoque berwarna merah membelah jalan tol Ir. Sutami di pagi hari yang sangat cerah, Di posisi tengah mobil nampak Al sedang duduk santai ditemani sebuah lagu berjudul "one more night" from Maroon Five mengiringi kedatangannya di kampung halamannya yaitu kota daeng. "Pak singgah nyari sarapan dulu yah," ucapnya ke pak supir "Mau makan apa Pak Yud ?" tanya pak supir "Hemm... soto aja deh, udah lama nih gak ngerasain makanan makassar," jawab Al "Soto nusantara mau gak ?" tanya pak supir lagi "Aku ngikut aja, yang penting enak," jawab Al yang bernama lengkap Alfrizzy Yudha Pratama Jl. Nusantara berhadapan dengan pelabuhan kota makassar yang dipagi harinya seperti terlihat biasa saja, dan di sepanjang jalan memang nampak papan reklame setiap Kios, Diskotik dan lain lain yang saat ini t
Sebelas tahun berlalu semenjak kematian ayahnya kehidupan Rindiani berangsur berubah sedikit demi sedikit, keluarga pamannya mulai menunjukkan sifat asli mereka, di mulai dengan pengambilalihan kepemilikan perusahaan dengan alasan bahwa Rindiani masih kecil dan tidak bisa mengelola perusahaan, lalu peralihan seluruh aset yang dulu di miliki oleh keluarga Rindiani, hingga pada akhirnya Rindiani yang di jadikan pembantu kecil di rumah pamannya sendiri Rindiani yang semasa itu hanyalah seorang anak kecil yang tidak tau apa apa hanya bisa diam saja dan tak memiliki keberanian untuk melawan hanya bisa menuruti semua perintah keluarga pamannya Kejadian kejadian itu di alami oleh Rindiani seorang diri hingga ia beranjak dewasa, hingga saat Rindiani menginjak usia tujuh belas tahun, ia membulatkan tekadnya untuk kabur dari rumah pamannya Karena Sudah tidak memiliki siapapun saat itu, dia melarikan diri ke rumah sahabatnya di sekolah dan terpaksa harus membiayai sekol