" Satpam Bawa keluar mereka berdua " Ucap Luna dengan emosi karena peringatan nya tidak di dengar kan
" Baik mbak " Jawab dua satpam yang saat itu ada di tempat kejadian
" Berhenti jangan, aku bisa keluar sendiri jangan pernah menyentuh ku dengan tangan kotor kalian " Ucap Cynthia kepada satpam yang menuju ke arahnya lalu melangkah keluar dengan di ikuti oleh Dave
Setelah Cynthia keluar dari hotel itu, barulah tangisan Rindiani pecah karena sudah tidak bisa menahan semua sakit yang ia terima, baik itu sakit karena tamparan Cynthia Ataupun Sakit karena semua penghinaan yang ia terima
" Sudah sudah Rindi, Jangan nangis lagi dong, jika orang sombong itu datang biar aku usir mereka " Ucap Luna menenangkan temannya itu
" Terima kasih Luna " Jawab Rindiani yang tangisannya mulai berhenti tapi matanya masih memerah
Setelah kejadian yang membuat perasaan Rindiani menjadi marah bercampur malu itu semua teman teman Rindiani yang sama sama bekerja di Grand Hotel Surabaya berusaha menghibur Rindiani untuk tidak memikirkan kembali kejadian sore itu
Pertengkaran yang terjadi di Grand hotel itu tak luput dari perhatian Pak Gatot yang sebenarnya juga menyaksikan kejadian itu dari jauh
Ia juga merasa sangat marah kepada sikap dan perilaku yang di tujukan oleh Cynthia, Selain karena Rindiani adalah salah satu karyawan teladan meski baru sebulan bekerja juga karena Rindiani adalah orang di titipkan oleh Bos besarnya yaitu Al
" Kalau Pak Al sampai tau kejadian tadi sore, dia pasti akan marah besar, aku juga tidak akan lepas dari amarahnya " Batin Pak Gatot dalam hati
" Sebaiknya Pak Al tidak perlu tau kejadian ini, agar masalah tidak berbuntut panjang " Lanjtnya
Pak Gatot yang sedari tadi memikirkan cara agar kejadian tadi sore tidak terulang kembali segera memanggil satpam hotel untuk menemuinya di Ruangannya
" Lun tolong panggil Supri dan Jaja, dan suruh mereka menemui saya di Ruangan " Kata Pak Gatot saat bertemu Luna di depan Ruangnya yang kebetulan sedang menuju Ruangan Pak Gatot
" Baik Pak " Jawab Luna lalu segera berbalik arah untuk memanggil Supri dan Jaja
Supri dan Jaja merasa ketakutan saat mereka memasuki Ruangan Pak Gatot, mereka merasa akan segera menerima hukuman karena insiden tadi
" Ada apa ya pak memanggil kami kemari " Ucap Supri dengan pelan badannya sedikit gemetar karena ketakutan
" Kenapa kamu sampai gemetar seperti itu sup " Kata Pak Gatot dengan santai
" Kami minta maaf karena sudah lalai atas terjadinya kejadian tadi sore pak " Jawab Supri dengan badannya yang semakin gemetar
" Sudahlah, aku memanggil kalian bukan untuk memarahi atau menghukum kalian " Kata Pak Gatot
" Syukurlah " Kata Supri bisa bernafas dengan lega
" Tapi aku minta kepada kalian, jika dua orang tadi datang lagi kalian harus mengusir mereka sebelum mereka masuk kedalam hotel, saya tidak mau mereka membuat keributan seperti tadi sore "
" Selain itu kalian juga harus menjaga Rindiani agar tidak ada yang menunggunya saat bekerja agar Bos besar tidak murka " Kata Pak Gatot kepada dua satpam di depannya
" Baik pak akan kami laksanakan tapi maaf pak, jika boleh tau siapa bos besar yang bapak maksud, kami belum pernah melihatnya datang ke hotel ini pak " Kata Jaja bertanya karena penasaran
" Sudahlah, kalian tidak perlu tau, cukup lakukan apa yang aku katakan tadi " Kata Pak Gatot dengan tegas
" Baik pak akan kami laksanakan " Jawab Supri dan Jaja bersama sama
******
" Kamu kenapa sih Dave masih belain mantan mu yang mantan babu itu " Ucap Cynthia dengan nada kesal setelah mereka sampai di rumah Cynthia
" Bukan begitu Sayang, aku benar benar gak ada niat buat belain Rindiani, aku hanya malu karena kita tadi liatin banyak orang " Jawab Dave memberikan pembelaan
" Alah.. Alasan kamu aja itu, kamu pasti masih ada rasa sama mantan babu itu kan ?" Kata Rindiani
" Kamu ini ngomong apa sih, aku benar benar sudah gak ada rasa sama dia " Jawab Dave
" Sumpah ?" Tanya Cynthia
" Sumpah sayang " Jawab Dave dengan senyuman tulus di wajahnya
" Awas kalau bohong "
" Iya iya sayang, ngapain sih aku bohong, kamu ini lebih cantik, pintar dan kaya, kamu itu lebih segalanya dari sepupu kamu yang mantan babu itu " Jawab Dave
" Hm.. Oke aku percaya dan terima kasih pujiannya " Ucap Cynthia lalu mendekat untuk memeluk Dave
" Kalau bukan karena hartamu, aku tidak akan mau jadi kekasih mu Cynthia bodoh " Kata Dave dalam hati
" Nanti setelah ku kuras semua harta milik keluarga mu, akan ku buang kau seperti sampah " Lanjutnya dengan senyuman licik terhias di bibirnya
" Ya udah ini sudah malam, aku pulang dulu ya " Kata Dave
" Ok hati hati Jalan " Jawab Cynthia lalu melepaskan pelukannya
" Oke bye sayang " kata Dave lalu pergi meninggalkan rumah Cynthia
***********
Al yang saat ini sedang duduk di di Ruangannya Kembali memikirkan Rindiani di Surabaya, entah kenapa ia selalu mengingat semua kejadian saat bersama Rindiani
" Kenapa sih aku mikirin wanita gak jelas kayak Rindiani " Ucap Al dalam hatinya
" Udah cerewet suka marah marah gak jelas juga " Lanjutnya
Lamunan Al terhenti ketika suara handphone nya terdengar berbunyi berkali kali
" Siapa sih " Ucap Al dengan kesal lalu mengambil handphone yang ada di mejanya
" Wulan ? " Ucap Al dalam hati
" Halo Assalamualaikum Lan " Ucap setelah mengangkat handphone nya
" Waalaikum salam Al, Kamu lagi di mana " Tanya Wulan
" Aku lagi Jakarta lan, lagi nyeri kerja " Ucap Al berbohong kepada Wulan
" Kamu bisa pulang ke Surabaya ?" Tanya Wulanl lagi
" Bisa Insyaallah Lan, ada memang nya ?" Kata Al
" Kamu secepatnya harus pulang Al, Manager di tempat lu bekerja kemarin datang ke rumah ku " Ucap Wulan pelan air matanya mulai menetes perlahan
" Lalu ?" Tanya Al yang masih bingung
" Dia Melamar ku Al " Kata Wulan yang kini Air matanya mulai tak terbendung
" Di Lamar ?"
Al yang mendengar ucapan Wulan seketika terdiam, dia tidak bisa berkata kata lagi, ia merasa hidupnya hancur seketika
" Ok ok aku akan pulang sekarang juga Lan " Ucapnya setelah terdiam beberapa saat lalu kembali menelpon seseorang
" Halo Cit.. Tolong pesankan tiket pesawat ke Surabaya untuk kakak ya " Ucap Al buru buru setelah telponnya tersambung
" Kakak mau Pulang ? Ada apa kak kok dadakan sekali ?" Kata Citra adik kandung Al
" Sudah jangan banyak tanya, Pesankan sekarang juga " Kata Al dengan suara agak meninggi
" Oke, akan cicit pesankan tapi Cicit juga harus ikut pulang " Kata Citra, ia merasa harus ikut pulang ke Surabaya karena ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap kakaknya yang biasanya tenang
" Ok ok terserah kamu, cepat pesankan, kalau bisa jam malam ini kita harus sudah berangkat " Ucap Al lalu mematikan teleponnya karena sudah terlalu malas mendengar ocehan adiknya
"Baik Bu," jawab RindianiTanpa sepengetahuan Rindiani dan yang lain secara diam diam Echi mengerimkan pesan teks kepada Citra untuk membicarakan tentang hubungan Al dan Rindiani nanti setelah Rindiani PulangRindiani lalu duduk bersama keluarga besar Al untuk ikut makan malam bersama mereka, obrolan demi obrolan mebgalir di tengah makan malam mereka, tentu saja Echi yang paling sering menjadi sasaran ejekan karena menjadi yang paling muda si antara mereka"Oh iya nak Rindi udah punya pacar atau tunangan mungkin," tanya Dewi ibu Al"Pasti punya Mah, masak cewek secantik Rindi gak punya pacar," jawab Citra seenaknya"Hus diem kamu, mamah gak nanya sama kamu, kamu juga udah tua gak pernah punya pacar," ucap Dewi kepada Citra"Ye siapa bilang Cicit gak punya pacar," jawab Citra"Udah diem dulu kamu cit, mama ingin denger jawaban nak Rindi," ucap Dewi Lagi"Em.. Belum tante, tapi yang deket ada," ucap Rindiani"Lah kal
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida