Rintik hujan menemani perjalanan Al menuju kantor nya, Sejenak ia memikirkan Rindiani di Surabaya tapi buru buru ia tepis pikiran itu karena tidak ingin terbebani kembali dengan perasaan yang sampai saat ini membuat nya sulit untuk jatuh cinta
Pagi ini bersama rintik hujan yang kian deras, Mobil Audi R8 berwarna silver yang di kendarai oleh Al telah sampai di Perusahaan yang ia pimpin selama ini
Perusahaan yang Al miliki saat ini bernama Jaya Mandiri Profille atau JMP yang merupakan salah satu Perusahaan terbesar di Indonesia, Perusahaan Al sendiri bergerak di berbagai bidang dan mempunyai banyak cabang dan jenis usaha lain baik yang telah di akusisi oleh pihak JMP atau yang sedang melakukan kerja sama dengan JMP
Al yang mendirikan Perusahaan ini dari nol bersama dua sahabatnya saat ini menjabat sebagai CEO sekaligus Direktur Utama Perusahaan, sedangkan dua sahabatnya masih masing menduduki Direktur Operasional dan Direktur Pemasaran sedangkan untuk Direktur Keuangan di jabat oleh adik kandung Al yang bernama Citra
Al sampai di Perusahaan bersamaan dengan sahabatnya Lutfi yang juga baru tiba
" Pak Yoga titip Mobil ya " Ucap Al kepada Satpam perusahaan
" Siap Bos " Jawab Satpam itu
" Punyaku sekalian ya pak " Sambung Lutfi yang juga baru tiba
" Siap bos " Jawab Satpam itu kembali
" Yuk Luth masuk "
" Eh tunggu lah bentar, kita ke kantin dulu, aku mau rokok dulu "
" Ok ok tapi jangan terlalu lama "
Mereka pun langsung menuju kantin perusahaan yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berbincang
" Jadi gimana kondisi Grand Hotel " Tanya Luthfi saat mereka sudah sampai
" Baik dan sesuai prediksi, Grand hotel yang kita akusisi mulai beranjak maju " Jawab Al
" Syukurlah kalau gitu, Eh Al Adik mu mana " Tanya Luthfi
" Masih di jalan mungkin, lagian buat apa kau nanya nanya adik ku hah ? " Jawab Al
" Ya gak apa apa Al " Kata Luthfi sambil cengengesan
" Luth.. Aku ada rencana buat ekspansi ke sektor lain " Ucap Al setelah meminum kopi di depannya
" Maksud nya gimana nih " Tanya Luthfi
" Yang aku lihat JMP udah sangat maju dan perusahaan cabang juga udah mulai naik daun, Jadi karena itu lah aku mau kita melebarkan sayap di beberapa sektor yang belum kita jajaki "
" Atau mungkin kita bisa lebih mengembangkan bisnis perhotelan di daerah daerah lain seperti di Bali, di setiap tempat wisata yang ada di sana kita bangun hotel jika memungkinkan atau jika tidak kita bisa beli saham wisata ya g sekitarnya bisa berjalan dengan baik dalam beberapa tahun ke depan " Jawab Al menjelaskan Rencananya" Hm.. Ide bagus tapi kita harus bicarakan ini sama Aji juga Citra, Agar Planning nya juga akan semakin bagus " Ucap Luthfi
" Kapan si Aji datang dari Bandung ?" Tanya Al
" Mungkin siang ini Al, Dia bilang selesai Meeting di kantor cabang wilayah Bandung dia akan langsung balik " Jawab Lutfi
" Ok, aku mau kamu sama Aji siapkan beberapa materi yang berisikan produk yang mungkin bisa kita buat dan beberapa wisata yang saat ini di kenal masyarakat banyak " Ucap Al
" Ok bos " Jawab Luthfi dengan tangan memberikan hormat kepada Al
" Besok setelah meeting dengan para Dewan Perusahaan, Kau, Aji dan Citra langsung ke Ruangan ku " Ucap Al
" Ok " Jawab Lutfi singkat
" Dah lah ... yuk balik ke kantor " Lanjut nya lalu berdiri di ikuti oleh Al untuk pergi menuju Ruangan masing masing
*******
Sementara itu Rindiani yang saat ini sedang sibuk bekerja di meja resepsionis di kejutkan oleh suara yang ia kenal yang baru saja turun dari mobilnya bersama kekasihnya
" Rindi ?" ucap orang itu
Rindiani yang mendengar namanya di sebutkan langsung mengangkat kepalanya
" Dave ?"
" Kamu kerja di sini sekarang ?
" Iya " jawab Rindiani singkat lalu kembali melanjutkan pekerjaan nya
" oo jadi sekarang si mantan babu kerja menjadi resepsionis hotel " kata kekasih Dave yang tak lain adalah Cynthia saudara sepupu Rindiani
" Sayang jangan gitu lah..." kata Dave setelah mendengar perkataan kekasihnya
" Loh memangnya kenapa ? kan bener dia mantan babu di rumah keluarga ku yang kabur beberapa tahun yang lalu " Jawab Cynthia dengan sinis
" Iya aku tau, tapi kasian kan kalau di dengar orang banyak " Kata Dave yang menyadari tatapan orang orang di sekitarnya
" Cih ... Biarkan saja orang mau kek apa, toh aku kesini gak gratis, gak di bayar mereka dan bukan mau menjadi resepsionis seperti mantan babu ini " Ucapnya kembali dengan tangan menunjuk ke arah kepala Rindiani
Rindiani yang sudah tidak tahan mendengar semua hinaan yang si ucapkan Cynthia terhadap nya kembali mengangkat kepalanya
" Sudah cukup "
" Aku memang mantan babu, Aku memang hanya seorang resepsionis, tapi aku bukan orang yang tega mengambil semua hak milik saudara nya sendiri termasuk kekasih nya " Ucap Rindiani dengan mata berkaca-kaca" Alah gak usah sok mau nangis deh buat ngambil hati Dave lagi, Atau jangan jangan kamu kerja di sini sambil Nyambi jual diri ya " Ucap Cynthia yang membuat telinga Rindiani semakin panas
" Kau.. Maaf ya Cynthia, Aku bukan orang seperti mu yang menjual tubuhnya sendiri hanya untuk merebut kekasih saudara sepupu nya sendiri " Jawab Rindiani
" Plakkk.." Suara tamparan terdengar jelas saat tangan kanan Cynthia menampar pipi Rindiani
Orang orang yang ada di sekitar mereka segera berdiri dan mengelilingi mereka untuk melihat apa yang terjadi
" Jaga bicaramu mantan babu " Kata Cynthia dengan suara keras
" Aku bisa merusak hidup mu lagi jika kau masih tidak bisa menjaga bicara mu " Lanjutnya
" Maaf mbak mas, jika ada masalah keluarga silahkan selesai kan di rumah atau di tempat lain, dan tolong jangan buat keributan di tempat ini " Ucap Luna salah seorang teman Rindiani
" Diam kamu, Jangan ikut campur " Bentak Cynthia kepada Luna
" Satpam Bawa keluar mereka berdua " Ucap Luna dengan emosi karena peringatan nya tidak di dengar kan
" Baik mbak " Jawab dua satpam yang saat itu ada di tempat kejadian
" Berhenti jangan, aku bisa keluar sendiri jangan pernah menyentuh ku dengan tangan kotor kalian " Ucap Cynthia kepada satpam yang menuju ke arahnya lalu melangkah keluar dengan di ikuti oleh Dave
Setelah Cynthia keluar dari hotel itu, barulah tangisan Rindiani pecah karena sudah tidak bisa menahan semua sakit yang ia terima, baik itu sakit karena tamparan Cynthia Ataupun Sakit karena semua penghinaan yang ia terima
" Sudah sudah Rindi, Jangan nangis lagi dong, jika orang sombong itu datang biar aku usir mereka " Ucap Luna menenangkan temannya itu
" Terima kasih Luna " Jawab Rindiani yang tangisannya mulai berhenti tapi matanya masih memerah
" Satpam Bawa keluar mereka berdua " Ucap Luna dengan emosi karena peringatan nya tidak di dengar kan" Baik mbak " Jawab dua satpam yang saat itu ada di tempat kejadian" Berhenti jangan, aku bisa keluar sendiri jangan pernah menyentuh ku dengan tangan kotor kalian " Ucap Cynthia kepada satpam yang menuju ke arahnya lalu melangkah keluar dengan di ikuti oleh DaveSetelah Cynthia keluar dari hotel itu, barulah tangisan Rindiani pecah karena sudah tidak bisa menahan semua sakit yang ia terima, baik itu sakit karena tamparan Cynthia Ataupun Sakit karena semua penghinaan yang ia terima" Sudah sudah Rindi, Jangan nangis lagi dong, jika orang sombong itu datang biar aku usir mereka " Ucap Luna menenangkan temannya itu" Terima kasih Luna " Jawab Rindiani yang tangisannya mulai berhenti tapi matanya masih memerahSetelah kejadian yang membuat perasaan Rindiani menjadi marah bercampur malu itu semua teman teman Rindiani yang sama sama bekerja di Grand H
" Di Lamar ?"Al yang mendengar ucapan Wulan seketika terdiam, dia tidak bisa berkata kata lagi, ia merasa hidupnya hancur seketika" Ok ok aku akan pulang sekarang juga Lan " Ucapnya setelah terdiam beberapa saat lalu kembali menelpon seseorang" Halo Cit.. Tolong pesankan tiket pesawat ke Surabaya untuk kakak ya " Ucap Al buru buru setelah telponnya tersambung" Kakak mau Pulang ? Ada apa kak kok dadakan sekali ?" Kata Citra adik kandung Al" Sudah jangan banyak tanya, Pesankan sekarang juga " Kata Al dengan suara agak meninggi" Oke, akan cicit pesankan tapi Cicit juga harus ikut pulang " Kata Citra, ia merasa harus ikut pulang ke Surabaya karena ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap kakaknya yang biasanya tenang" Ok ok terserah kamu, cepat pesankan, kalau bisa jam malam ini kita harus sudah berangkat " Ucap Al lalu mematikan teleponnya karena sudah terlalu malas mendengar ocehan adiknyaAl sudah menyuruh adiknya memesan tiket
Rindiani yang sebenarnya masih merasa sedikit takut jika Dave kembali segera bergegas masuk ke dalam mobil wanita ituSaat sudah masuk kedalam mobil wanita itu ia terkejut karena melihat seorang laki laki yang ada di belakang kemudi" Kamu ??" Ucap Rindiani terkejut saat melihat laki laki itu" Halo " Jawab lelaki itu sambil tersenyum dan melambaikan tangan menyapa" Ngapain kamu di sini Al ?" Tanya Rindiani heran" Ya kerja lah " Jawab Singkat" Kerja ?" Tanya Rindiani" He'em.. Sekarang aku jadi sopir pribadinya Bu Citra " Jawab Al lalu kembali menyalakan mobil dan melanjutkan perjalanan kembali" Oo Begitu.." Kata Rindiani sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti" Eh tunggu dulu.. Jadi Bu Citra ini siapa ?" Tanya Rindiani yang masih belum tau siapa sebenarnya" Astaga saya sampai lupa untuk memperkenalkan diri " Kata Citra" Saya Citra salah satu direktur di Jaya Mabdiri Profile, Perusahaan pemilik hotel temp
Rindiani yang tadi malam tanpa terasa tertidur di meja makan terbangun saat mendengar suara bising knalpot kendaraan di jalan raya, Sebenarnya ia masih malas untuk membuka mata tapi karena ia merasa sudah kesiangan untuk berangkat kerja seketika ia membuka matanyaSaat sudah sadar sepenuhnya ia melihat dua piring nasi goreng yang masak tadi malam masih berada di tempatnya, saat itu juga ia merasa kesal sekaligus malu terhadap dirinya sendiri" Huh.. Ternyata orang itu tidak pulang, ngeselin banget sih jadi orang " Ucap Rindiani dalam hati" Lagian kenapa juga aku harus berharap ia pulang, dia bukan pacar ku dia bukan kekasih ku terserah mau pulang kapan, jadi percuma kan nasi gorengnya" Lanjutnya dalam hatiSetelah mengoceh kepada dirinya sendiri Rindiani bergegas mandi untuk bersiap-siap berangkat untuk bekerjaSaat sudah beberapa lama setelah ia selesai mandi dan sedikit menggunakan make up di mukanya dan sudah siap untuk berangkat kerja seseorang men
" Eh tapi aku curiga loh sama hubungan mu dengan Bu Citra " Lanjutnya" Curiga gimana maksudnya ?" Tanya Al yang khawatir identitasnya sudah ketahuan oleh Rindiani" Ya hubungan kalian sepertinya bukan hanya sekedar Bos dan Supir deh " Jawab RindianiDEG !!Al semakin khawatir setelah mendengar Ucapan Rindiani" Atau Jangan jangan kalian itu..." Rindiani tidak melanjutkan perkataannya yang membuat Al semakin merasa khawatir" Kami kenapa ? " Tanya Al" Jangan jangan kalian pacaran " Jawab Rindiani spontan yang membuat Al tertawa terbahak-bahak" Hahaha aneh aneh saja pertanyaan mu gadis aneh, ya gak mungkin lah kami pacaran, mana mau Bu Citra pacaran sama sopirnya " Jawab Al yang masih tertawa setelah mendengar perkataan Rindiani" Tapi hubungan kalian aneh loh, biasanya kalau sopir bos besar tuh sopan banget sama majikannya, lah kamu malah kelihatannya malah santai santai saja " Jawab Rindiani" Terus Bu Citra dengan santa
Setelah kejadian di kamar mandi dan kesalahan pahaman yang membuat Al merasa sangat malu itu, Al kemudian pergi menemui Pak Gatot untuk membicarakan progres pengembangan Grand Hotel Surabaya di ruangannya"Permisi" Ucap Al saat masuk keruangan Pak Gatot"Ah Pak Al, Silahkan masuk" Jawab Pak Gatot saat melintas siapa yang datang"Ada apa gerangan Pak Al pagi pagi sudah menemui saya tanpa memberikan kabar terlebih dahulu ?" Tanya Pak Gatot dengan sopan"Tidak apa Pak Gatot, lagi pula saya tidak mau identitas saya yang sebenarnya di ketahui oleh banyak orang" Jawab Al"Begini Pak Gatot, Saya beserta para jajaran direktur utama di Jaya Mandiri Profile ingin melebarkan sayap bisnis kami di beberapa daerah""Untuk itu, sebenarnya saya hanya disini hanya untuk meminta pendapat Pak Gatot tentang bidang apa yang bisa kami masuki" Lanjut Al"Kalau boleh tau dimana Pak Al ingin membuka bisnis baru" Tanya Pak Gatot"Jika di lihat dari peta bisnis
Suasana Cafe tempat Al dan Rindiani saat berada masih ramai dengan para pelanggan yang baru datang, Sedangkan Al dan teman temannya juga masih asyik membicarakan tentang berbagai hal"Makanya Al, Cari kerja deh sana biar nanti kalau punya pacar gak terhalang restu orang tua," ucap Luna"Iya Luna, ini juga masih usaha," kata Al menjawab perkataan Luna"Eh Rindiani sejak tadi kok diem aja ?" ucap Arjun"Gak apa apa, aku dengerin kalian aja," kata Rindiani menjawab pertanyaan Arjun"Eh Al, ajak ngobrol tuh si Rindi, Kasian dia dari tadi diem," kata Arjun kepada Al"Kok aku ? Kalian kan bisa ajak dia ngobrol," Jawab Al sambil kembali berbicara dengan Wulan dan Aziz"Sepertinya kalian cocok," ucap Ana"Cocok Apanya ?" Tanya Rindiani"Ya kalian berdua tuh cocok Rindiani, Kamu sama Al sepertinya cocok kalau jadian," ucap Ana menjawab pertanyaan Ana"Eh gak mungkin lah, mana mau aku sama dia," ucap Al setelah mendengar perkataan An
"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan"Apa itu ?" tanya Al"Tolong lamar aku," ucap Wulan"Hah?" ucap Al terkejut saat mendengar permintaan Wulan"Jangan bercanda Lan,itu tidak mungkin," Lanjutnya"Kenapa Al ?" kata Wulan kebingungan dengan jawaban Al"Apakah kamu sudah melupakan semua tentang kita Al ?" tanya Wulan"Atau karena kau sudah dekat dengan wanita lain ?" lanjutnya"Wulan, ini bukan karena masa lalu kita atau karena aku mempunyai wanita lain, tapi ini semua keadaan yang memaksa ku untuk berhenti berharap," ucap Al"Jangan pernah salahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita, coba kau tanyakan pada ayahmu, apa alasan ayahmu menerima lamaran Aziz padahal om Bima sudah memberikan waktu tiga tahun kepada ku," lanjutnya