"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al
"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al
"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan
"Apa itu ?" tanya Al
"Tolong lamar aku," ucap Wulan
"Hah?" ucap Al terkejut saat mendengar permintaan Wulan
"Jangan bercanda Lan,itu tidak mungkin," Lanjutnya
"Kenapa Al ?" kata Wulan kebingungan dengan jawaban Al
"Apakah kamu sudah melupakan semua tentang kita Al ?" tanya Wulan
"Atau karena kau sudah dekat dengan wanita lain ?" lanjutnya
"Wulan, ini bukan karena masa lalu kita atau karena aku mempunyai wanita lain, tapi ini semua keadaan yang memaksa ku untuk berhenti berharap," ucap Al
"Jangan pernah salahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita, coba kau tanyakan pada ayahmu, apa alasan ayahmu menerima lamaran Aziz padahal om Bima sudah memberikan waktu tiga tahun kepada ku," lanjutnya
Wulan terdiam mendengar jawaban Al itu, selama hampir lima tahun mereka menjalani hubungan baru sekarang Wulan mendengar Al berkata dengan cukup kasar kepadanya
"Al, apakah salah jika ayahku tidak sabar menunggu kepastian darimu yang tak kunjung terdengar kesuksesannya ?" tanya Wulan kesal
"Salah Lan, Salah.. Meskipun apa yang di lakukan oleh om Bima adalah untuk kebahagiaan mu, tapi yang di pegang dari laki laki adalah kata katanya," ucap Al
"Oke, jika memang kamu bersikap seperti ini, lebih baik aku menerima lamaran Mas Aziz daripada harus menunggu kepastian dari orang yang menghina ayah ku," ucap Wulan
"Silahkan, jika itu memang bisa membuat mu bahagia silahkan," ucap Al
"Di matamu dan di mata keluarga mu, aku memang sepenuhnya salah, dulu aku di anggap salah karena seorang pemuda miskin sepertiku berani mendekati anak orang terhormat seperti mu, sekarang aku juga salah karena di anggap menghina ayahmu," lanjutnya
"Kamu dan keluargamu memang selalu benar Lan," ucap Al lalu berpaling meninggalkan Wulan sendirian di tepi pantai
"Al..," teriak Wulan saat melihat Al pergi meninggalkan nya
Teriakan Wulan sama sekali tidak dihiraukan oleh yang memang sudah terlanjur emosi setelah mendengar perkataan Wulan
Sementara Al yang sudah terlanjur emosi segera memacu mobilnya menuju apartemen miliknya
Sampai di sana Al melihat Rindiani yang sedang berada di dapur dengan sepiring nasi goreng di depannya
"Makan sendiri nih ceritanya ?" tanya Al setelah duduk di kursi didepan Rindiani
Pertanyaan yang barusan di lontarkan tak mendapatkan tanggapan dari Rindiani yang malah dengan asyiknya melanjutkan makan seolah tak ada seorangpun di dekatnya
"Halo ?" ucap Al sambil melambaikan tangannya di depan muka Rindiani tapi tetap tak mendapatkan respon apapun
"Huff...," ucap Al saat setelah ia kembali tak mendapat respon dari Rindiani
Al yang sudah merasa lelah karena kejadian hari ini kemudian berdiri kemudian melangkah menuju sofa yang ada di luar dapur
Rindiani yang sebenarnya memang tidak ingin berbicara sepatah katapun dengan Al, saat ini merasa iba saat melihat raut muka Al yang terlihat sangat lelah karena berbagai hal
Karena merasa kasihan saat melihat Al seperti itu, Rindiani akhirnya tidak tega dan membuatkan teh hangat untuk Al hanya untuk sekedar menghilangkan lelah
"Ini minum," ucap Rindiani saat sampai di sofa tempat Al duduk
Al yang sejak tadi hanya termenung sedikit terkejut dengan kehadiran Rindiani di depannya
"Aku kira sudah tuli," ucap Al
"Mungkin," jawab Rindiani singkat lalu berdiri ingin beranjak pergi
"Tunggu !" ucap Al saat melihat Rindiani ingin pergi
"Ada apa lagi ?" tanya Rindiani
"Temani aku disini," jawab Al
"oke," jawab Rindiani Singkat
Rindiani lalu duduk di depan Al tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka berdua, Al kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Rindiani
"Rindi, boleh nanya ?" tanya Al
"Silahkan," jawab Rindiani
"Bagaimana keadaan mu saat ini ?" tanya Al
"Baik," jawab Rindiani singkat
"Maaf," kata Al singkat
"Untuk apa ?" tanya Rindiani
" Untuk kejadian tadi siang," jawab Al
" Huff," ucap Rindiani sembari mengambil nafas sebentar
"Sebenarnya aku tidak ingin berbicara dengan mu lagi karena kejadian tadi siang Al, tapi melihat mu seperti ini aku tau kau sedang ada masalah, sekarang ceritakan padaku badapa sebenarnya antara kamu dan Wulan setelah kalian bertemu di suatu tempat," ucap Rindiani pelan"Tidak apa Rindi, bukan masalah besar," jawab Al
"Baik lah jika tidak ada yang ingin kamu ceritakan aku masuk dulu," ucap Rindiani tidak memaksa Al Bercerita
"Tunggu," ucap Al
"Udah mau cerita ?" tanya Rindiani
"Oke aku cerita, tapi tidak di sini," jawab Al
"Lalu dimana ?" tanya Rindiani penasaran
"Sekarang ganti baju terus ikut aku," jawab Al
"Kemana Al ?Besok aku harus kerja " tanya Rindiani
"Kerja apaan sih, besok kan tanggal merah dodol," ucap Al sembari memencet hidung Rindiani
"Ih..Sakit Al," jawab Rindiani tangannya mengusap hidungnya yang tadi di pencet Al
"Makanya jangan lelet," jawab Al
"Iya iya aku ganti baju sekarang," jawab Rindiani
Setelah Rindiani selesai berganti pakaian kemudian mereka berangkat menuju pantai tempat Al dan Wulan tadi sore bertemu
"Kok kesini Al ?" tanya Rindiani setelah mereka turun dari mobil
"Ini tempat biasa aku bertemu Wulan," jawab Al yang membuat Rindiani terdiam
"Lalu kenapa kesini ?" tanya Rindiani
"Bukannya di tempat ini kalian tadi..," Rindiani tak melanjutkan perkataannya karena takut melukai perasaan Al lagi
"Karena aku ingin melupakan semuanya," jawab Al lalu mengeluarkan sebuah botol minuman dari mobil
"Al kamu.." ucap Rindiani tidak melanjutkan perkataannya
"Sekali saja Rindi," ucap Al
"Aku ingin melupakan semuanya malam ini, aku ingin mengingat masa lalu lagi," lanjutnya
" Tapi gak pakai ginian juga Al," ucap Rindiani
" Sekali ini saja Rindi, tolong temani aku saja, kamu cukup temani aku dan dengarkan semua ceritaku," ucap Al sambil meminum sebotol minuman di tangannya
"Oke oke Al, tapi cukup malam ini saja aku temani kamu," ucap Rindiani
"Terima kasih," jawab Al lalu tangannya kembali memencet hidung Rindiani
"Tapi gak usah pakai acara pencet hidung segala Al," ucap Rindiani lalu merebut minuman di tangan Al dan meminumnya tanpa izin
"Eh Rindi," ucap Al terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rindiani
"Diem, ini gara gara kamu, aku masih kesel sama kamu," jawab Rindiani
"iya maaf tapi jangan banyak banyak," jawab Al
"Memangnya kenapa kalau banyak ?" tanya Rindiani
"Ya nanti kamu gak sadar terus minta deh di apartemen," ucap Al dengan senyuman di wajahnya
"Emang kalau kamu minta itu kamu berani ngasih," ucap Rindiani memancing Al karena sudah mulai kehilangan kesadaran
"Berani lah," jawab Al yang juga sudah mulai kehilangan kesadaran
Al dan Rindiani kembali melanjutkan gurauan mereka di temani sinar bulan, deru ombak dan sebotol minuman yang Al bawa
Setelah mereka puas bercerita satu dengan lainnya Al dan Rindiani pulang apartemen dengan keadaan kepala pusing karena terlalu banyak minum
"Tidurlah Rindi, aku keluar dulu," ucap Al setelah mengantar Rindi ke kamarnya
"Tunggu Al," ucap Rindiani sambil memegang pergelangan tangan Al
"Ada apa ?" tanya Al
"Temani aku disini" jawab Rindiani singkat
Rindi, jangan," ucap Al saat tangannya ditarik Rindiani ke dekatnya"Kenapa Al ?" tanya Rindiani"Apa aku tidak secantik Wulan ?" lanjutnya"Bukan seperti itu Rindi," jawab Al"Lalu ?" tanya RindianiAl terdiam di tempatnya tak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Rindiani"Rindi, kamu sekarang sedang mabuk, tidur ya aku akan keluar," jawab Al"Terserah," jawab Rindiani kesal karena jawaban Al"Maaf," ucap Al tapi tidak mendapatkan tanggapan dari RindianiRindiani yang memang sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri langsung membalikkan badannya membelakangi AlBeberapa menit berlalu Al masih duduk di tepian kasur sambil menunggu Rindiani tidur, saat ia merasa Rindiani sudah terlelap tidur, Al melangkah keluar kamar dan tak lupa menyelimuti Rindiani yang sudah terlelap"Maaf Rindi, aku hanya tidak ingin menjadikan mu pelampiasan karena kegagalan ku bersama Wulan," ucap Al sebelum ia melangkah
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima"Tentu," ucap Hadi singkatPertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecutAkan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan***********Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Gran
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan