Suasana Cafe tempat Al dan Rindiani saat berada masih ramai dengan para pelanggan yang baru datang, Sedangkan Al dan teman temannya juga masih asyik membicarakan tentang berbagai hal
"Makanya Al, Cari kerja deh sana biar nanti kalau punya pacar gak terhalang restu orang tua," ucap Luna
"Iya Luna, ini juga masih usaha," kata Al menjawab perkataan Luna
"Eh Rindiani sejak tadi kok diem aja ?" ucap Arjun
"Gak apa apa, aku dengerin kalian aja," kata Rindiani menjawab pertanyaan Arjun
"Eh Al, ajak ngobrol tuh si Rindi, Kasian dia dari tadi diem," kata Arjun kepada Al
"Kok aku ? Kalian kan bisa ajak dia ngobrol," Jawab Al sambil kembali berbicara dengan Wulan dan Aziz
"Sepertinya kalian cocok," ucap Ana
"Cocok Apanya ?" Tanya Rindiani
"Ya kalian berdua tuh cocok Rindiani, Kamu sama Al sepertinya cocok kalau jadian," ucap Ana menjawab pertanyaan Ana
"Eh gak mungkin lah, mana mau aku sama dia," ucap Al setelah mendengar perkataan Ana
"Eh Orang mesum, aku juga tidak mau sama laki laki yang punya kela..," Rindiani tidak melanjutkan perkataannya setelah melihat tatapan Al yang tajam
"Maksud mu apa Rin ?" tanya Wulan yang penasaran
"Gak apa apa, cuma hal gak penting," ucap Rindiani
"Oh gitu," kata Wulan singkat
"Tapi sepertinya ada benih benih asmara yang udah mulai tumbuh nih," kata Ana yang sejak tadi memang memerhatikan sikap Rindiani
"apaan sih Ana, gak jelas banget," ucap Rindiani
"Aku balik ke Hotel duluan ya," lanjut Rindiani
"Eh nanti aja lah Rindi baliknya, jam masuk masih lama," kata Wulan
"Hem, gak deh lagi pula aku masih ada urusan lain," kata Rindiani lalu beranjak pergi dari tempat itu
Al yang dari tadi diam hanya melihat saja kepergian Rindiani, sebenarnya ia merasa bersalah karena sikapnya, tapi ia tidak bisa sedikit pun bergerak menyusul Rindiani karena tak ingin melewatkan waktu sedetik pun untuk bersama Wulan meski Al tau Wulan saat ini sedang bersama calon tunangannya
Sementara itu Rindiani sedikit merasa kesal dengan sikap Al, bukan karena Al mengatakan ia tidak tertarik terhadap Rindiani tapi karena sikap dan perhatian Al terhadap Wulan meski saat itu Wulan bersama calon tunangannya
"Dasar laki laki aneh, udah tau Wulan sama calon tunangannya, masih aja cari perhatian," ucap Rindiani dalam hati
"Tapi kenapa juga aku harus peduli terhadap kelakuan orang mesum itu," lanjutnya
Karena masih merasa kesal Rindiani yang saat itu melihat kaleng minuman di depannya tanpa pikir panjang menendang kaleng itu sehingga terlempar ke tempat lain
"Awwwww," ucap seseorang merasa kesakitan karena terkena lemparan kaleng minuman di pundaknya
."Siapa sih yang main lempar lemparan kaleng di jalan," lanjutnya
Orang itu lalu melihat sekeliling lalu tatapannya terhenti saat melihat melihat Rindiani berdiri tak jauh dari tempatnya saat itu berada
"Tadi kamu yang lempar ini ?" tanya orang itu sambil menunjukkan kaleng yang mengenai punggungnya tadi
"Iya mas, maaf aku tadi gak sengaja," kata Rindiani menjawab pertanyaan orang itu
"Gimana sih bak, lain kali jangan main lempar lemparan beginian lah, bisa fatal akibatnya kalau terkena di kepala," ucap orang itu
"Iya mas, sekali lagi saya minta maaf," jawab Rindiani
"Ya sudahlah kalau begitu," kata orang itu lalu pergi dari hadapan Rindiani
Rindiani hanya bisa bernafas lega setelah orang itu pergi tanpa memperpanjang masalah kembali
"Astaga, sial banget sih aku hari ini" ucap Rindiani pelan lalu kembali bergegas kembali ke tempatnya bekerja
Setelah kejadian itu, Rindiani kembali beraktivitas seperti sediakala meski kembali ia harus merasa kesal saat melihat Al datang bersama Wulan ke Grand Hotel
"Rindi kenapa tadi gak bilang kalau mau balik ?" tanya Al saat sampai di meja resepsionis
"Gak apa apa, takut ganggu aja," kata Rindiani menjawab pertanyaan Al tanpa melihat ke arah Al
"Luna, nitip sebentar ya aku mau ke kamar mandi," kata Rindiani kembali
"Oke," jawab Luna
Rindiani lalu bergegas pergi meninggalkan tempatnya menuju ke kamar mandi tanpa menghiraukan Al dan Wulan yang sedang berada di dekatnya
"Aku lanjut kerja dulu Al, kita bertemu nanti sore di tempat biasa," ucap Wulan
"Oke," jawab Al singkat
Al lalu beranjak keluar hotel menuju mobilnya yang sedang terparkir di luar, ia kemudian mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat sambil menunggu sore datang
Saat Sore sudah mulai datang dan jam kerja Rindiani sudah selesai, ia segera bergegas pergi keluar hotel untuk pulang
Di luar, Al sudah menunggu di parkiran dengan mobilnya yang sudah terparkir di dekatnya nya, tanpa memperdulikan Al yang sedang berada di luar, Rindiani segera menuju ke jalan raya untuk mencari taksi yang bisa ia tumpangi
Al yang melihat kejadian itu segera menghampiri Rindiani d yang sedang berdiri di pinggir jalan untuk mengajaknya pulang bersama
"Ayo pulang, aku antar ke apartemen," ucap Al saat sampai di tempat Rindiani
"Gak usah," jawab Rindiani singkat
"Ayolah Rindi, nanti kamu kemalaman loh sampai di apartemen," ucap Rindiani
"Aku bilang gak usah, aku bisa pulang sendiri, sana pergi, bukannya kamu ada janji dengan Wulan," ucap Rindiani
"Aku bisa bertemu Wulan setelah mengantar mu ke apartemen," kata Al
"Gak perlu," ucap Rindiani singkat lalu menghentikan taksi yang datang kearahnya
"Rindi !" ucap Al memanggil Rindiani tapi tak di pedulikan oleh Rindiani
"Astaga, itu anak kenapa lagi sih," umpat Al dalam hati
Karena hari sudah hampir malam, Al segera memacu mobilnya ke suatu tempat dimana ia sudah berjanji dengan Wulan
Saat tiba di pantai Noko Selayar, tempat Al akan bertemu dengan Wulan, Al melihat seorang perempuan yang kini berjalan tengah hamparan pasir putih Pantai Noko Selayar
Al lalu mendekati perempuan itu yang tak lain adalah Wulan Yang sudah menunggu Al sejak tadi
"Al, akhirnya kamu datang," ucapnya saat ia melihat Al
Wulan bergegas menghampiri Al lalu memeluk Al dengan erat seolah tak ingin melepaskan Al sedikit pun, di dalam pelukan Al, Wulan menangis sejadi jadinya
Al membalas pelukan Wulan dengan erat seolah ingin melepaskan semua kerinduan yang selama ini terpendam karena terpisah oleh jarak
Suasana senja yang hangat seakan mendukung momen ini menjadi lebih romantis dengan pasir putih dan ombak lautan menjadi saksi bertemunya rindu yang telah lama tak berujung temu
Setelah cukup lama Al dan Wulan saling berpelukan melepaskan rindu barulah Al melepaskan pelukannya dari Wulan lalu mengajaknya duduk di bawah pohon kelapa dan bersama menatap senja
"Lan, apa yang ingin kamu katakan ?" tanya Al saat mereka berdua sudah duduk di bawah pohon kelapa
"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al
"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al
"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan
"Apa itu ?" tanya Al
"Tolong lamar aku," ucap Wulan
"Aku ingin meminta satu hal kepada mu Al," kata Wulan menjawab pertanyaan Al"Apa itu, jika bisa aku akan memberikannya kepada mu," jawab Al"Aku hanya akan meminta satu permintaan kepadamu selama aku hidup Al," ucap Wulan"Apa itu ?" tanya Al"Tolong lamar aku," ucap Wulan"Hah?" ucap Al terkejut saat mendengar permintaan Wulan"Jangan bercanda Lan,itu tidak mungkin," Lanjutnya"Kenapa Al ?" kata Wulan kebingungan dengan jawaban Al"Apakah kamu sudah melupakan semua tentang kita Al ?" tanya Wulan"Atau karena kau sudah dekat dengan wanita lain ?" lanjutnya"Wulan, ini bukan karena masa lalu kita atau karena aku mempunyai wanita lain, tapi ini semua keadaan yang memaksa ku untuk berhenti berharap," ucap Al"Jangan pernah salahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita, coba kau tanyakan pada ayahmu, apa alasan ayahmu menerima lamaran Aziz padahal om Bima sudah memberikan waktu tiga tahun kepada ku," lanjutnya
Rindi, jangan," ucap Al saat tangannya ditarik Rindiani ke dekatnya"Kenapa Al ?" tanya Rindiani"Apa aku tidak secantik Wulan ?" lanjutnya"Bukan seperti itu Rindi," jawab Al"Lalu ?" tanya RindianiAl terdiam di tempatnya tak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Rindiani"Rindi, kamu sekarang sedang mabuk, tidur ya aku akan keluar," jawab Al"Terserah," jawab Rindiani kesal karena jawaban Al"Maaf," ucap Al tapi tidak mendapatkan tanggapan dari RindianiRindiani yang memang sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri langsung membalikkan badannya membelakangi AlBeberapa menit berlalu Al masih duduk di tepian kasur sambil menunggu Rindiani tidur, saat ia merasa Rindiani sudah terlelap tidur, Al melangkah keluar kamar dan tak lupa menyelimuti Rindiani yang sudah terlelap"Maaf Rindi, aku hanya tidak ingin menjadikan mu pelampiasan karena kegagalan ku bersama Wulan," ucap Al sebelum ia melangkah
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima"Tentu," ucap Hadi singkatPertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecutAkan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan***********Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Gran
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz