Rindi, jangan," ucap Al saat tangannya ditarik Rindiani ke dekatnya
"Kenapa Al ?" tanya Rindiani
"Apa aku tidak secantik Wulan ?" lanjutnya"Bukan seperti itu Rindi," jawab Al
"Lalu ?" tanya Rindiani
Al terdiam di tempatnya tak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Rindiani
"Rindi, kamu sekarang sedang mabuk, tidur ya aku akan keluar," jawab Al
"Terserah," jawab Rindiani kesal karena jawaban Al
"Maaf," ucap Al tapi tidak mendapatkan tanggapan dari Rindiani
Rindiani yang memang sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri langsung membalikkan badannya membelakangi Al
Beberapa menit berlalu Al masih duduk di tepian kasur sambil menunggu Rindiani tidur, saat ia merasa Rindiani sudah terlelap tidur, Al melangkah keluar kamar dan tak lupa menyelimuti Rindiani yang sudah terlelap
"Maaf Rindi, aku hanya tidak ingin menjadikan mu pelampiasan karena kegagalan ku bersama Wulan," ucap Al sebelum ia melangkah keluar
*******
Saat pagi sudah datang Rindiani terbangun dari tidurnya dengan kepala pusing, ia lalu berusaha mengingat kejadian tadi malam saat ia pulang bersama Al dalam keadaan mabuk"Astaga, jangan jangan," ucap Rindiani lalu buru buru memeriksa Kon tubuhnya
"Syukurlah Al tidak berbuat apa apa kepada ku," lanjutnya
Rindiani lalu melihat jam dinding kamarnya dan mendapati hari sudah siang, karena memang hari ini ia libur kerja, ia kembali berbaring di atas kasur untuk menghilangkan pening di kepalanya
"Ternyata Al baik juga ya," ucap Rindiani dalam hati dengan senyuman di wajahnya
"Astaga, kenapa aku mikirin si Al sih, dia tuh gak akan bisa di dapatkan Rindiani," lanjutnya
"Sudah bangun ?" ucap seseorang yang baru masuk ke kamar Rindiani yang tak lain adalah Al
Rindiani buru buru bangkit dari tidurnya karena malu terhadap Al yang sudah berpakaian rapi
"Iya..Aduh," ucap Rindiani saat berusaha bangun
"Kenapa ?" tanya Al
"Gak apa apa kok Al, cuma pusing saja," jawab Rindiani
"Tunggu disini, jangan bangun aku ke dapur dulu," ucap Al lalu buru buru keluar menuju dapur
Setelah beberapa saat Al kembali masuk dengan segelas teh hangat di tangannya
"Nih minum," ucap Al lalu memberikan teh hangat yang ia buat
"Apa ini ?" tanya Rindiani pura pura tidak tahu
"Itu teh hangat Rindi, astaga..Orang pedalaman akan langsung tau kalau itu teh hangat," jawab Al
"Haha iya iya bercanda kok," ucap Rindiani sambil tertawa
"Gak lucu," ucap Al
"Iya iya maaf," ucap Rindiani
"Eh Al boleh nanya ?" ucap Rindiani
"Boleh," jawab Al
"Tadi malam aku gak ngomong aneh aneh kan ?" tanya Rindiani
"Tadi malam ya ? aduh Rindiani kamu tuh parah banget tadi malam," ucap Al dengan nada serius
"Hah ? memangnya aku ngomong apa tadi malam ?" tanya Rindiani yang merasa penasaran
"Tapi gak boleh marah ya," ucap Al
"Oke," jawab Rindiani Singkat
"Tadi malam kamu tuh bilang suka sama aku dan yang lebih parah kamu ngajak aku begituan," ucap Al dengan nada serius
"Hah ? Serius Al ?" tanya Rindiani
"Serius Rindi," jawab Al
"Aduh.. Maaf Al," ucap Rindiani
"Haha bercanda kok Rindi," jawab Al
"Allllll," teriak Rindiani lalu melempar bantal di samping nya ke arah Al
"Tapi kalau yang ngajak begituan beneran loh," ucap Al
"Gak percaya, lagian tuh kan kelainan," jawab Rindiani
"Jangan bahas itu lagi," lanjutnya lalu tidur dan menutupi mukanya dengan bantal karena malu
Al hanya tertawa melihat tingkah laku Rindiani yang seperti anak kecil ini, Al berpikir kehadiran Rindiani mungkin memang untuk dijadikan penawar sakit yang ia alami saat ini
********
Sementara Al masih bercanda bersama Rindiani di apartemen miliknya, di rumah Wulan sedang terjadi pertemuan antara dua keluarga untuk membicarakan tentang kelanjutan hubungan Wulan dan Aziz
Bima yang merupakan ayah Wulan sangat bersemangat untuk pertemuan ini, ia sudah menunggu lama pertemuan ini untuk berlangsung karena Bima melihat Aziz yang notabene adalah salah satu manager di hotel tempat Wulan bekerja
Aziz yang saat ini berprofesi sebagai Manager Sumberdaya daya di Grand hotel adalah anak buah paling berbakat yang di miliki oleh Gatot, karena itulah ia di gadang gadang akan di promosikan oleh Gatot di suatu saat nanti
"Bagaimana Pak Bima, apakah nak Wulan sudah setuju dengan lamaran anak kami ?" tanya Hadi ayah dari Aziz
"Tentu saja Wulan akan setuju, iya kan Wulan ?" ucap Bima sambil bertanya kepada Wulan yang berada di sampingnya
"Iya ayah, Wulan setuju," jawab Wulan dengan muka tertunduk
"Syukurlah kalau begitu, Lalu bagaimana dengan tanggal pertunangan anak kita Pak Bima ?," tanya Hadi
"Kalau masalah itu, ku serahkan kepadamu saja Hadi, kalau bisa secepatnya," jawab Bima dengan santai
"Baiklah kalau begitu, akan ku usahakan pertunangan anak kita akan berlangsung secepatnya," jawab Hadi dengan senang
"Oh iya, ku dengar anak mu akan di promosikan ?" tanya Bima
"Kalau masalah itu belum tentu Bima, jika memang benar Perusahaan induk akan melebarkan ekspansi mereka di sektor lain, maka Pak Gatot yang merupakan Manager utama di Grand Hotel kemungkinan besar akan memimpin bisnis baru Jaya Mandiri Profile dan Aziz mungkin juga akan di promosikan menjadi manager utama di Grand Hotel," jawab Hadi
"Menurut yang kudengar Pimpinan utama Jaya Mandiri Profile sangat muda, masih seumuran dengan Wulan dan Aziz," lanjut Hadi
"Benarkah ? Sungguh hebat orang itu, dengan usianya yang masih muda, ia berhasil membangun dan memimpin perusahaan sebesar Jaya Mandiri Profile" ucap Bima
" Andai Wulan bisa mendapatkan suami seperti itu, maka hidupku dan Wulan akan terjamin,$ ucap Bima dalam hati
"Tapi sudah lah, toh Aziz juga masih lebih baik daripada pemuda miskin tidak tau diri itu," lanjutnya
"Baiklah Pak Bima, jika tidak ada yang perlu di bahas lagi kami pamit pulang dulu," ucap Hadi
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima
"Tentu," ucap Hadi singkat
Pertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecut
Akan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia
"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya
"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan
"Baiklah Hadi, segera hubungi kami jika tanggal pertunangan sudah di tetapkan," jawab Bima"Tentu," ucap Hadi singkatPertemuan dua keluarga itu pun berjalan dengan baik, semua orang yang hadir di sana merasa bahagia kecuali Wulan yang memang terpaksa menerima lamaran Aziz karena sikap Al yang ia pandang sangat pengecutAkan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Wulan masih sangat berharap Al akan datang untuk melamarnya sebelum Aziz, akan tetapi sifat Al yang sudah di tebak di tambah ayahnya yang lebih mementingkan harta dari pada perasaan anaknya sendiri hanya membuat harapan Wulan sia sia"Sudah jangan sedih nak, rasa cinta akan tumbuh seiring waktu kamu bersama Aziz," ucap ibu Wulan yang seakan mengetahui isi hati anaknya"Iya Bu, semoga seperti itu," ucap Wulan pelan***********Hari hari setelah pertemuan antara keluarga Wulan dan Aziz berlangsung semuanya berjalan seperti biasa, Wulan dan Aziz masih bekerja di tempat yang sama yaitu Gran
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke