Share

bab 18

Suasana sore yang indah dengan udaranya yang segar menyapa Laila dan Noval saat berboncengan ke rumah Iqbal, teman sebangku Noval yang mempunyai orang tua pengusaha bebek.

"Hm, rasanya lama sekali ya kita nggak pernah jalan-jalan bareng, Mbak?" tanya Noval.

Rambutnya yang mulai panjang berantakan ditiup angin sore. Laila tersenyum lalu mengangguk di boncengan belakang.

Sadar bahwa Noval tidak dapat melihat anggukan kepala nya, Laila pun berdehem.

"Ehem, iya. Rasanya kita sudah lama tidak jalan-jalan berdua. Dan rasanya aku sudah lama banget nggak ngebawelin kamu soal rambut kamu yang mulai panjang," ujar Laila seraya menjewer telinga sang adik.

"Awww! Aduh, sakit lho, Mbak!" protes Noval merasakan telinga nya yang mulai panas karena jeweran sang kakak. Novel lalu mengusap telinga kanan dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang lain masih memegang stang motor.

"Makanya kalau punya rambut itu jangan dibiarkan panjang. Segera potong saja rambut mu sebelum disuruh gurumu! Nanti kala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status