SELAMAT MEMBACA SEMUANYA
...Sore hari, setelah selesai mengajar di bimbel, Dinda langsung pulang ke rumah. Ia disambut aroma masakan ibunya, mungkin sayur sop, atau tahu tempe dengan sambal terasi. Hal-hal kecil seperti itu yang selalu bisa menghangatkan hati.“Assalamu’alaikum,” ucap Dinda saat memasuki rumah.Sulin, ayah Dinda, yang sedang duduk di ruang tamu sambil asyik bermain dengan kucing peliharaannya, menyahut, “Wa’alaikumsalam. Baru pulang, Kak?” tanyanya sekadar basa-basi.Setelah hampir tiga puluh menit membersihkan diri, Dinda keluar dari kamar dengan rambut yang masih sedikit basah. Ia berjalan ke arah dapur, berniat membantu ibunya. Begitu memasuki ruangan itu, harum masakan langsung menyambut hidungnya, aroma bawang tumis dan wangi sambal yang hangat menyeruak di udara.“Masih banyak yang harus dimasak, Bu?” tanya Dinda sambil menghampiri ibunya.Ibunya, Tiara Sinta—yang akrab dipanggil Bu Ara—menoleh sebentar, laSELAMAT MEMBACA SEMUANYA...Kegaduhan terjadi malam itu di rumah Karim. Penyebabnya tak lain adalah Ares.“Huaa… Ibu… hiks… kaki Yes… hiks… gatal… hiks…” Ares menangis keras. Ia tidak tahan dengan rasa gatal yang menyerang kakinya.Ternyata, semua itu berawal dari kejadian siang tadi—saat Ares bermain di ladang dekat kandang kerbau bersama Mark.Flashback on..."Lihat...." telunjuk ares mengarah pada kakinya."Astaga dek..." ujar mark sedikit berteriak.Bagaimana tidak berteriak, kalau di kaki Ares ada seekor nyamuk besar—perutnya gendut karena kekenyangan menghisap darah Ares?“Lucu ya, Kakak…” ucap Ares polos. Ia memang belum tahu banyak hal. Tentu saja Ares tidak tahu binatang apa itu—karena baru kali ini ia melihat seekor nyamuk secara langsung.Kalau ditanya, “Apa itu nyamuk?” Ares pasti menjawab mantap, “Hewan pemakan dalah!” Darah, maksudnya. Ia tahu itu dari Putra—sumber segala il
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA ... Ares betul-betul menikmati liburannya di rumah Kakek dan Nenek. Sehari penuh ia bermain di halaman, tertawa, dan sama sekali tidak rewel meski jauh dari Putra. Namun, tetap saja, menjelang sore ia akan meminta video call. “Mau lihat Papa,” begitu caranya menyampaikan rindu—kadang hanya lewat gestur menunjuk layar ponsel. Ia tidak menangis, tapi wajahnya berubah setiap kali belum melihat Putra; ada rasa kosong yang sulit ia jelaskan. Ares memang belum fasih menyampaikan perasaan. Untungnya, Kakek dan Neneknya cepat paham. Mereka yang akhirnya menyalakan ponsel, memanggil Putra, dan membiarkan cucu kecil itu tersenyum lagi begitu wajah yang dirindukannya muncul di layar. Seorang wanita cantik memasuki kamar anaknya. Ia tersenyum melihat dua anak laki-laki kecil masih tertidur lelap dalam pelukan satu sama lain. Meski sinar matahari sudah menembus jendela, mereka sama se
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...Tak terasa, waktu terus berlalu. Kini tibalah saatnya liburan panjang bagi anak-anak sekolah setelah melewati ujian yang cukup menguras pikiran mereka. Begitu pula dengan Ares. Meskipun ia belum merasakan lelahnya ujian seperti anak-anak sekolah pada umumnya, ia tetap mendapatkan waktu libur dari kegiatan belajarnya. Sebenarnya, itu keputusan Putra—ia sengaja meliburkan Ares karena berencana mengajaknya berlibur ke rumah nenek Ares dari pihak ibunya. Karena sedang libur, Dinda pun tak memiliki banyak kegiatan di rumah. Setelah dipikir-pikir, dari pada menganggur, lebih baik ia mencoba membuat kue kering menggunakan buku resep yang sudah lama ia simpan. Selain itu, Dinda juga punya janji dengan Cindy nanti sore untuk menghabiskan waktu bersama—sesuatu yang sudah lama tidak mereka lakukan. Tak terasa, waktu temu janji Dinda dan Cindy akhirnya tiba. Setelah selesai membuat kue kering, Dinda
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...Seminggu yang lalu, ulang tahun Ares nyaris berakhir kacau karena kedatangan sesuatu yang mengejutkan. Namun, tidak demikian bagi Ares—ia justru sangat bahagia.Bagaimana tidak? Saat salah satu temannya berteriak heboh, disusul teriakan teman-teman lainnya, suasana ulang tahun langsung menjadi riuh.Semua bermula ketika tiba-tiba seekor dinosaurus masuk ke tengah-tengah kemeriahan pesta. Ya, dinosaurus! Di tengah keasyikan bermain dan tertawa, kehadiran makhluk besar berkostum itu mengejutkan banyak tamu kecil.Dan… apakah kalian tahu siapa yang berada di dalam kostum dinosaurus itu?Jawabannya adalah Satria.Ya, Satria-lah yang sengaja menyamar demi membuat kejutan. Dan seperti yang ia katakan pada Ares sebelumnya—“Om punya kado spesial buat, Ares!”—Ternyata inilah maksudnya. Sebuah kejutan yang tak terlupakan, penuh tawa… dan sedikit jeritan panik.Putra melangkah pelan m
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...Dari kejauhan, Nissa memandangi Putra yang tengah berbincang dengan Dinda. Jarak memang memisahkan, tapi sorot mata mereka bicara lebih dari sekadar kata. Ia tak tahu apa yang mereka bicarakan—namun ada kesan serius di wajah keduanya, seolah sedang berbagi rahasia yang tak ingin didengar dunia. Nissa menarik napas pelan. Ia ingin tahu… tapi percakapan dengan ibu panti menahannya untuk sekadar menoleh lebih lama. “Miss Dinda…” panggil Tara dengan nada yang sedikit lantang, memecah keheningan kecil yang ada. Langkahnya cepat menghampiri Dinda yang masih berdiri di samping Putra. Dinda pun menoleh. Senyum manis langsung merekah di wajahnya saat melihat Tara. “Hai, Tara,” sapanya hangat, dengan suara lembut yang seolah meredakan suasana. Putra mengalihkan pandangannya sesaat saat Tara menghampiri mereka. Ia tahu, bahwa anak laki-laki itu menyimpan rasa suka pada Dinda. Dan walaupun
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...Hari yang ditunggu-tunggu Ares akhirnya tiba—hari ulang tahunnya. Dari pagi sampai hampir tengah hari, senyum Ares tak pernah hilang. Ia begitu bahagia—karena hari ini, semua terasa spesial. Kado berjejer, kue warna-warni, dan tawa di mana-mana. Baginya, inilah hari paling menyenangkan sepanjang hidupnya. Tok tok... Putra mengetuk pintu kamar Ares, yang saat itu sedang bersiap-siap bersama Nita. "Sudah siap, Boy?" tanyanya sambil melangkah masuk ke kamar Ares yang didominasi warna biru muda. Di dalamnya, boneka-boneka kesukaan Ares berjejer rapi di dalam lemari kaca—bahkan ada pula yang tersusun di atas lemari kecil di sudut ruangan. "Belum, Papa!" jawab Ares dengan semangat, meski rambutnya masih sedikit acak-acakan. "Maaf, Pak, adek sebentar lagi siap," ujar Nita lembut sambil terus memakaikan hair lotion ke rambut Ares. Putra hanya mengangguk pelan, lalu