SELAMAT MEMBACA SEMUANYA --- Dinda melirik jam dinding di ruang bimbel. Jarum pendek sudah tepat di angka dua belas siang. Ia pun segera berkemas, bersiap pergi untuk menemui Putra. Pita yang melihat Dinda bersiap langsung bertanya, “Sudah mau pergi? Nggak terlalu cepat, tuh?” “Kayaknya nggak, deh, Mbak,” jawab Dinda sambil tersenyum. Pita tertawa ringan, “Semangat amat mau ketemunya.” Dinda menoleh, menatap Pita yang menertawakannya. “Astaga, Mbak, jangan salah paham. Astagfirullahalazim,” ucapnya sambil mengusap dadanya pelan dan beristigfar. “Biar nggak kena macet, gitu loh, Mbak,” jelasnya buru-buru. Pita tertawa lagi, lalu mengangguk pelan dan berkata, “Iya, iya, Mbak paham kok. Maaf, ya.” “Ya udah, aku jalan dulu, ya, Mbak. Assalamu’alaikum,” pamit Dinda. … Sekarang Dinda tiba lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Ia tampak gugup, menyesap minuman rasa matcha yang ia pesan dengan pelan, sambil sesekali melirik ke arah jam. Ia teringat momen-momen bersama Ar
Last Updated : 2025-06-17 Read more