Share

Episode 3

Aku menghentakkan kakiku kesal, sambil menenteng tas besar berwarna hitam walau ada keinginan untuk memukul kepala Edmund dengan tas ini dan dia bisa berpikir jernih sedikit. 

Bertemu dengan laki-laki sial ini membuat hidupku seperti di neraka. Aku harus mengganti uang $500.000 demi guci sialan itu dan dipecat dari perkejaan yang paling kucinta di seluruh dunia, dan sekarang aku harus mengasuh bayi beruang besar. Tsk! Sial sekali! 

"Kenapa kau berjalan seperti cacing?" tanya Edmund, aku berjalan sambil menggerutu karena kesal. Sedangkan dia berjalan dengan langkah yang pasti, dengan tubuh tegapnya dia berjalan dengan percaya diri. Sedangkan aku seperti kelinci yang baru tercebur ke air dan semua bulu mengekrut. 

"Aku berjalan seperti siput." Aku membantahnya. 

"Yeah, whatever. Cepat bawa bokongmu itu berjalan dengan cepat." 

Jika aku masih bekerja di Sky Publishing tentu aku akan menjalani hari-hari dengan sangat baik, teman kerja yang selalu support dan Mr Thompson yang sangat baik terhadap semua karyawan. 

Ketika melewati resepsionis Mondi menatapku bingung bisa berjalan berdampingan dengan pemilik perusahaan ini. 

Aku hanya mengikuti Edmund yang masuk melewati elevator khusus. Dia berbalik ke arahku saat menunggu pintu lift terbuka, aku hanya melihatnya dengan tatapan malas. 

"Kau seperti orang kurang makan." tegur Edmund. Aku langsung meloncat masuk ke dalam karena tahu bos kejam ini bisa meninggalkanku. Edmund itu adalah manusia tanpa perasaan. 

Berdiri sedekat ini membuatku bisa menghirup aroma tubuh Edmund, dia wangi. Aku tidak munafik, jika aku suka dengan bau tubuhnya. 

"Ngomong-ngomong aku dapat gaji tidak dari pekerjaan aneh ini?"

"Apa yang kau inginkan? Mobil? Apartemen? Armani suit? Perhiasan mahal? Namamu elengat tapi tidak dengan orangnya." Bisa-bisanya dia memuji dan merendahkan orang dia saat bersamaan? Dia aneh. 

"Tentu saja membayar utangmu! Dan aku segera terbebas darimu. Kau tahu, aku akan mabuk sampai pagi jika aku berhasil membayar semua utang sialan itu!" 

"Oh yeah kau benar, Nona. Anggap saja aku mengajimu dengan $5000 satu bulan, kali dengan $500.000 artinya kau harus bekerja denganku sekitar 8 tahun. Dan kau akan menjadi gembel karena tidak makan dan berbuat yang lainnya." 

"Aku bahkan berani bertaruh jika kau sudah mengganti guci sialan itu! Kenapa tidak kau relakan saja? Biarkan aku bekerja dengan tenang, aku tidak akan datang ke restoran itu lagi, dan aku tidak akan mengenalmu lagi." 

"Kau benar, aku akan menerormu setiap saat. Mengirim bangkai tikus, mengirim bunga berisi pesan kematian, asal kau jangan berpikir untuk bunuh diri aku akan tetap mengejarmu hingga neraka." Aku memutar bola matamu. 

"Kuharap kau cepat bangkrut!" 

"Kau suka sekali menyumpahiku, Nona." Aku hanya menelan ludahku gugup saat Edmund mendekat dan mengurung tubuhku, aku langsung mengekrut. Sepertinya aku belum berani menghadapi dirinya langsung apalagi memukul kepala Edmund dengan uang $500.000. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk menggantikan guci sialan milik pria arrogant ini. 

"Apa yang kau pikirkan, Nona? Saat Christian Grey memberi kenikmatan pada Anastasia Steel dalam lift. Kau ingin seperti itu?" Hidungnya yang panjang menyentuh hidungku, aku hanya menatapnya polos walau ada rasa takut terselip di sana. Jari jempolnya memainkan bibir bawahku, tanpa sadar aku membuka bibirku. Sial! Dia pasti mengira aku menginginkan dia menciumku, baiklah aku tidak akan menolak jika dia menciumku. 

Jarinya dia masukan dalam mulutku, aku menutup mataku dan merasa semakin gugup saat merasakan napasnya terasa hangat di pipiku. 

"Kau terlalu percaya diri, Nona. Cepat bangun! Dan kerja." 

Aku langsung membuka mataku sambil melototi saat melihat Edmund keluar dan sudah menuju ruangannya. Sial! Sejak kapan elevator ini terbuka? Dan si brengsek Edmund pasti mengira aku sangat ingin disentuhnya! 

Santai, Em. Kamu harus bersikap tegas, jangan mau terlihat lemah dan seperti wanita murahan di depannya. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

"Buatkan aku kopi." Aku benar-benar mengurus semua kebutuhannya, mungkin dia bisa menyuruhku untuk mengganti popok jika dia memakai popok. Sial! 

"Kopi seperti apa, Tuan?" 

"Kopi cacing." 

Aku langsung keluar dan mencari ruangan di mana tempat membuat kopi. Dia orang kaya, seharusnya dia bisa menyediakan mesin pembuat kopi di ruangannya. Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki itu. Ingatlah, Em, kamu hanya sampah di matanya! 

Aku membuatkan kopi untuknya dan membuat asal-asalan, mungkin besok aku harus menambahkan sedikit sianida di kopinya. Aku menggeleng dengan kekonyolanku. 

"Kau sekarang jadi P.A MR Edmund?" 

"Aha?" Aku berbalik dan melihat si jalang ini, hari ini pakaiannya semakin ketat bahkan nyaris telanjang. Dia menatapku sinis aku juga tak suka melihat dirinya. Kulirik ke arah name tag, Sophia. Yeah, Sophia jalang! 

"Bagaiamana kopi kesukaan Tuan Edmund?" 

"Sepertinya kau sudah tahu, jika dia suka kopi susu yang sehat." Aku tidak mengerti maksudnya. 

"Dia tidak butuh itu, tunjukkan payudaramu." Mataku langsung melotot. Perempuan gila! Mungkin dia berpikir jika semua perempuan akan membuka pakaian demi laki-laki itu! Aku hanya menggeleng, dan berlalu pergi. 

"Coba saja. Semoga berhasil." Sophia mengedipkan sebelah matanya. Aku langsung meninggalkan dirinya meninggalkan si jalang itu. Dia sepertinya datang untuk menggoda semua orang di gedung ini. 

"Biar aku saja." Tiba-tiba Sophia sudah merebut kopi itu dan berjalan cepat menuju ruangan Edmund. Aku tahu pasti aku akan disalahkan dan dikira tidak bisa bekerja dengan baik dan utang bertambah. 

"Selamat pagi Mr Edmund, saya bawakan kopi kesukaan Anda. Silahkan dinikmati." Aku berdiri di sana, saat meletakan kopi itu Sophia sengaja menunduk mungkin ingin menunjukan isi dalam payudaranya. Tapi Edmund tidak meliriknya sama sekali. Dia adalah laki-laki tanpa perasaan, mana mungkin dia peduli pada orang lain atau tergoda dengan jalang seperti Sophia. Atau mungkin Sophia dan Edmund sering melakukannya di dalam ruangan ini? Baiklah, anggap saja aku tidak tahu apa-apa. 

Sophia mengedipkan matanya padaku, bahkan lipstik merah menyala itu bisa menyinari kegelapan malam. 

"Bukankah aku menyuruhmu untuk membuatnya?" 

"I did. Tapi dia merebutnya dariku." 

"Buatkan ulang." 

"What?" 

"Jangan membantah! Sebelum aku menaikkan utangmu jadi $1.000.000." 

"Ya aku gila seperti yang kau bilang, whatever the name is." Dia memang gila! Tanya sendiri jawab sendiri dan mengakui sendiri. 

Aku keluar dari ruangan tersebut dan melihat Sophia sedang menggoda seorang laki-laki, bahkan kakinya sudah naik ke sana dan mengelus-elus. Daripada dia seperti itu, lebih baik Sophia menjual foto nude di Only fans dan mendapatkan bayaran yang layak daripada dia hanya menyusahkan orang lain. 

Aku membuatkan kopi lagi. Sepertinya hidupku akan diganggu seperti ini. Lama-lama aku tidak memiliki skill karena tidak berbuat hal penting dan mengurus bayi besar gila! 

Aku kembali dan melihat Sophia sudah tidak ada. Tentu saja mereka mencari toilet. Oh gila! Dunia seperti apa yang kujalani ini? 

"Ikut aku." Edmund berjalan terburu-buru hanya menentang jas miliknya. 

"Kopi Anda, Sir." Dia membuang tangannya ke udara. Aku langsung berlari ke dalam ruangan dan meletakan kopi itu mengambil tas kerja Edmund dan mengejar laki-laki sial ini. Sungguh, aku rindu pekerjaan lamaku. Andai saja aku tidak ceroboh dan punya hutang aku tidak akan sial seperti ini. 

Aku langsung mengejar Edmund saat dia sudah masuk dalam mobilnya. Kali ini memakai sopir, mobil yang panjang terasa sangat mewah di dalamnya dan tentu saja wangi. Apapun yang berhubungan dengan Edmund pasti wangi. 

"Kita kemana, Sir?" 

"Siapa suruh kau bertanya?" 

"Aku punya mulut, dan kau bisa berbicara jadi aku bisa bertanya." Edmund mengangkat tangannya ke udara menyuruhku diam. 

"Kau siapkan semua kebutuhanku dan catat apa yang penting dari pembicaraan nanti." 

Aku diam, dan sepertinya aku tidak punya catatan untuk menulis nanti. 

"Ini. Lain kali siapkan semuanya." Edmund memberi padaku sebuah notebook dan pena. Huh, padahal sudah ada note di ponsel. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Sebenarnya aku berada dalam posisi serba salah sekarang. Ingin bergabung dengan Edmund tapi aku merasa tidak sopan karena terlibat dengan pembicaraan yang aku tidak tahu sama sekali, tapi jika aku tidak bergabung Edmund akan mengataiku tidak professional. 

Huh! Lebih baik jadi buah-buahan saja. 

"Kau bisa pesan makanan di sini. Tapi ingat, ini makanan mahal utangmu bertambah karena bisa habis $1000 makan di sini." Aku hanya manyun. Lebih baik aku makan sandwich di apartemen daripada aku semakin banyak utang. 

"No thanks." 

"Baiklah pesan apapun." Aku langsung tersenyum dan memesan semua makanan aneh yang belum pernah kucoba. Saatnya bereksperimen. Beruntung sekali nasibmu, Em. 

The zillion dollar lobster firattata. Harganya $1000, mari kita buat Edmund bangkrut. Baiklah dia tidak akan bangkrut jika hanya $1000. 

Makanan ini adalah lobster dan kaviar. Kaviar adalah telur ikan. Aku belum pernah mencobanya semoga saja rasanya sesuai dengan ekspektasi. Terkadang makanan orang kaya itu aneh, mahal tapi tidak bikin kenyang, mahal tapi tidak ada rasa. Mereka hanya mencari sensasi lain dari makanan, jadi esensi makanan bagi orang kaya itu sudah tidak ada lagi. Aku memesan wine. Baiklah mari berpesta, Em. 

Biarkan Edmund menyesuaikan pekerjannya dan aku akan makan. Jika bisa makan enak, aku rela bekerja selamanya dengan Edmund, asal dia baik hati seperti sekarang. 

Makanan yang ditunggu datang juga. Makanan berwarna kuning dan kaviar berwarna hitam di atasnya, aku sudah membayangkan bagaimana rasanya. Aku menutupi mataku saat memasuki makanan dalam mulutku. Enak sekali. 

"Waktumu habis." Mulutku yang masih terisi makanan langsung berhenti mengunyah dan melihat arah Edmund. 

"Belum selesai, Sir." 

"Aku tak butuh alasanmu. Cepat!" 

"T-tapi, Sir." Edmund sudah keluar. Aku hanya menatap iba dengan makanan itu. Ingin menangis, bagaiamana mungkin $1000 sia-sia karena aku belum seutuhnya merasakan. 

Aku berlari kembali ke dalam dan memasukan sebanyak mungkin makanan tadi dalam mulutku. Aku tidak mau rugi! Jika saja membawa bag aku akan memasukannya ke dalam. 

Aku berlari sambil mengunyah, bahkan wine berwarna merah menggoda belum sempat kucicipi. 

Kenapa orang kaya selalu bersikap seenaknya? 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Kasian Em 😂😂😂😂. Aku juga akan menangis jika makanan mahal itu terbuang percuma 😆😆😆🔫🔫🔫. 

See you.  

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nur Abd malek
udah kelihatan seperti orang yg bodoh amat si Emareld,,sia² berpendidikan tinggi,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status