Share

Perdebatan

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2021-11-22 16:41:18

Leon kali ini tidak ingin menjadi boneka papanya. Untuk kekasih hati, harus dari pilihannya sendiri. Sudah cukup seluruh hidupnya diatur oleh orang tuanya, semua keinginannya harus terpendam karena tidak diizinkan oleh sang papa.

“Hanya karena mencintai seorang wanita yang tidak jelas, kau menjadi seorang pembangkang!” seru Tuan Besar Alexander.

“Papa, selama ini, aku sudah menjadi seorang anak penurut bagimu. Sekarang, saatnya aku menentukan pilihan hatiku sendiri,” jawab Leon dengan tegas.

Percekcokan terjadi di antara keduanya. Leon ingin yang menjadi pendampingnya adalah pilihan hatinya sendiri, sedangkan Tuan Besar Atmaja ingin Leon mempunyai istri dari kalangan pengusaha yang sepadan dengan mereka, itu juga harus wanita yang dipilihnya.

“Sudah cukup! Kalian ini, apa tidak capek berdebat terus?” tanya Nyonya Atmaja yang melerai keduanya.

“Lihat! Anak kesayanganmu ini menjadi anak yang tidak berbakti sekarang!” bentak Tuan Besar Atmaja.

Nyonya Atmaja mendinginkan suasana dengan cara mengajak keduanya berdiskusi  di ruang baca sambil minum teh.  Beliau tahu, suaminya ini sangat keras, sedangkan putranya menginginkan kebebasan berpendapat dan memilih sendiri pasangan yang dia inginkan. Kemudian, Nyonya Atmaja harus mendamaikan mereka semua agar tidak lagi terjadi keributan di antara keduanya.

“Suamiku, putramu sudah besar sekarang. Wajar jika dia menaruh hati pada lawan jenisnya. Kau tahu masalah hati itu tidak bisa dipaksakan. Bukankah kau sendiri juga dahulu seperti itu?” tanya Nyonya Atmaja.

“Ta-tapi, istriku … yang disukai Leon adalah seorang aktris!” jawab Tuan Besar Atmaja.

“Lalu, kenapa jika seorang aktris? Apakah ada masa lalu dengan seseorang yang bekerja sebagai publik figure?” tanya Nyonya Atmaja.

Tuan Atmaja mengangguk sejenak. Kenapa beliau melarang anaknya terjun ke dunia hiburan  adalah karena masa lalunya yang kelam. Beliau pernah berpacaran dengan seorang aktris yang di depan layar kaca terkenal dengan sikapnya yang anggun. Gosip miring pun tidak pernah dia dapatkan, bahkan menyabet begitu banyak penghargaan.

“Papa sendiri pernah berpacaran dengan aktris, lalu kenapa sekarang melarangku mendekati Velope?” tanya Leon sedikit geram.

“Dengarkan dulu! Papa, 'kan, belum selesai bercerita,” jawab Tuan Besar Atmaja.

Tuan Atmaja melanjutkan ceritanya. Kala itu, pukul tujuh malam adalah janji untuk bertemu dengan sang kekasih hati. Tak disangka, gadis pujaan hatinya yang tidak pernah mendapat skandal apa pun di televisi, terlihat mesra dengan seorang sugar daddy di sebuah bar. Beliau melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, bagaimana gadis itu merayu lelaki lain dan mengatakan tidak bisa menemaninya lebih lama karena harus menemui sang kekasih.

Saat itulah hatinya hancur dan bersumpah anak keturunannya tidak boleh ada yang terjun ke dunia hiburan atau memiliki hubungan dengan seseorang yang bekerja di dalamnya. Karena yang ditampilkan di layar kaca itu semuanya palsu.

“Tapi, kau tidak bisa menyamakan gadis yang disukai oleh anakmu seperti gadis yang kau idolakan pada masa itu suamiku,” ucap Nyonya Atmaja.

“Apa yang diperlihatkan di layar kaca tidak seperti yang kalian lihat. Mereka hanya menjaga citra mereka saja!” tegas Tuan Atmaja.

“Bagaimana jika kita menyelidiki asal usul Velope, gadis yang disukai oleh putra kita?” tanya Nyonya Atmaja kepada suaminya.

Sebuah ide yang bagus. Akan tetapi, Tuan Besar Atmaja masih saja tidak setuju jika Leon terus berhubungan dengan gadis yang sangat popular di layar kaca itu apalagi sampai menjadi menantunya. Bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya. Beliau tidak ingin putranya terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

“Tidak, aku sudah yakin ada seorang penyokong di belakangnya dan aku juga meragukan kesuciannya!” tegas Tuan Atmaja.

“Sudahlah, lanjutkan diskusi ini besok pagi saja. Hari sudah malam. Ayo, kita istriahat dulu!” ajak Nyonya Atmaja.

Leon menurut dan segera masuk ke kamarnya, sedangkan Tuan Besar Atmaja dan istrinya masih mengobrol di ruang baca. Perihal putranya, Nyonya Atmaja menyarankan untuk memberikan waktu kepada Leon untuk mencoba berpacaran dengan wanita yang dipilihnya, sebelum benar-benar menikah dengan wanita pilihan orang tuanya.

“Aku setuju dengan usulmu, tapi aku tetap tidak ingin Leon terlanjur mencintai wanita itu, sehingga kehilangan akal dan nekat meninggalkan keluarga ini,” ucap Tuan Atmaja.

“Kau sungguh keras kepala, suamiku. Lebih baik, aku tidur daripada naik tekanan darahku gara-gara berdebat denganmu.” Nyonya Atmaja meninggalkan suaminya dan masuk ke  kamar.

***

Keesokan harinya, Leon seperti biasa membuka media sosial dan melihat aktivitas yang dibagikan oleh Velope di beranda media sosial miliknya. Pagi ini, dia akan melakukan syuting di daerah Menteng. Leon sungguh antusias ingin  melihat langsung prosesi syuting aktris idolanya.

Tring!

Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya.

[Tuan penolong, bisakah hari ini datang ke Kafe Magenta, pukul empat sore? Sesuai janji, Velope mengajak Anda minum teh sebagai ucapan terima kasih. Tolong, dibalas, ya!]

[Aku akan datang,] balas Leon.

Hati Leon berbunga-bunga hari ini. Bagaimana tidak, dia akan pergi minum teh dan pergi kencan dengan aktris idolanya. Leon berdoa, semoga hari ini papanya tidak membuat ulah, sehingga dia bisa pergi dengan tenang.

***

“Bagaimana, Hanna? Apakah dia sudah merespons pesan singkat yang kau kirimkan?” tanya Velope yang sedang di-make-up.

“Tuan Leon merespons sangat cepat. Sepertinya, dia sangat menyukaimu,” jawab Asisten Hanna.

Pria tampan mana yang tidak menyukai Velope, seorang gadis yang kariernya sedang cemerlang di dunia hiburan saat ini. Selain prestasi seperti penghargaan aktris terbaik, pundi-pundi kekayaan yang dia kumpulkan dari hasil bekerja di dunia hiburan, sudah tak terhitung jumlahnya. Velope merupakan seorang istri idaman bagi kaum adam masa kini.

“Jangan bicara sembarangan, Hanna! Banyak pria yang bilang menyukaiku, belum tentu mereka sungguhan memberikan cintanya,” ucap Velope kepada asistennya.

“Velope, jangan mengobrol lagi! Sebentar lagi, giliranmu untuk syuting!” seru seorang sutradara.

Velope meminta maaf karena dia tidak memperhatikan waktu. Setelah mendapat teguran, Velope langsung menuju tempat syuting. Aktingnya sangat memukau, sangat menghayati ketika berakting di depan sorotan kamera. Banyak orang memuji kepiawaiannya dalam berperan.

Cut! Bagus, Velope! Aktingmu luar biasa. Aku senang jika bekerja sama denganmu, tidak butuh waktu lama dalam bekerja,” puji seorang sutradara.

“Terima kasih, Pak Sutradara. Semua ini, berkat arahan Anda,” jawab Velope merendah.

Akhirnya, syuting Velope hari ini selesai. Dia tak lupa dengan janjinya menraktrir minum teh kepada Leon, si penggemar gila yang menolongnya pada saat yang tepat waktu itu. Dia segera berganti pakaian biasa, menghapus make-up-nya, berdandan senatural mungkin supaya tidak mencolok sama sekali.

“Hanna, apakah Leon sudah mengonfirmasi lagi jika jadi datang ke Kafe Magenta sesuai janji tadi siang?” tanya Velope yang sudah siap untuk bertemu Leon.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Akhir Yang Bahagia

    Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Baik-baik Saja.

    Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Bukti Kejahatan

    Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Kumpul Keluarga

    Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Memaafkan

    Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Nasehat Untuk Tuan Atmaja

    Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status