Share

BAB 1 : MIA KALAHARI

“Leika! Apa yang kau lakukan di sini?”

Gadis berambut ikal panjang datang entah darimana. Mengambil gunting dari tangan seorang anak perempuan yang usianya mungkin sekitar sepuluh tahunan itu. Kelereng mata cokelatnya melebar ketika melihat sang adik melakukan sesuatu yang sudah berulang kali ia larang. Dengan tergesa-gesa gadis itu menarik tangan adiknya keluar dari gubuk kumuh yang di dalamnya juga masih ada anak lain yang melakukan pekerjaan yang sama seperti yang adiknya lakukan.

“Jawab aku! kenapa keluar dari rumah?”

“Aku bosan Mia –“ jawab Leika terdengar mulai ingin menangis.

Mia tertegun. Tapi ia tetap menarik lengan adiknya itu di tengah terik matahari yang begitu menyengat hari ini, “Kalau kau bosan, kau bisa baca buku di rumah. Bukan pergi ke sini lalu membersihkan usus ayam!” ujar Mia sedikit keras.

Leika melepaskan tangannya dari sang kakak, kemudian berjalan mendahuluinya. Panasnya matahari di dekat gurun Kalahari memang tak tertandingi. Belum lagi kekeringan yang menerjang kawasan ini, menambah buruk kota Tsabong yang letaknya berada di pinggiran Botswana, Afrika. Mia melihat Leika menyeka keringatnya. Rambut plontosnya kini dibanjiri oleh keringat sebesar biji jagung. Mia mengejar dengan sedikit berlari lalu memakaikan Leika selendang yang ia simpan di tas selempangnya.

Leika berhenti karena sang kakak tengah sibuk memakaikannya pelindung kepala. Tak lama kakaknya itu memberikannya sebotol air yang ia tahu sekali itu adalah air botol mineral yang di daur ulang berkali-kali olehnya. Leika meneguknya hingga tersisa setengah botolnya saja. Ia kemudian mendaratkan pantatnya di bawah pohon yang daunnya telah mengering. Mia juga ikut duduk dengan beralaskan sandal yang ia kenakan. Mereka berdua mengamati sekitar yang sepi dari kendaraan yang lewat maupun orang-orang yang biasanya berlalu lalang dengan ternak mereka.

Musim panas di sini akan selalu ada setiap tahunnya. Suhu tertingginya bahkan pernah mencapai 32 derajat celcius. Dan suhu terendah saat musim dinginnya adalah 5 derajat celcius. Tapi paling tidak, sebentar lagi akan memasuki musim penghujan. Di saat seperti itu, rumput-rumput baru akan segera tumbuh di gurun yang terkenal dengan sebutan semi gurun Kalahari tersebut. Perpohonan akan kembali tumbuh subur. Dan gurun akan berubah menjadi padang hijau yang cantik dengan berbagai tanamannya yang unik.

Leika suka sekali melihat rusa berdatangan di padang. Ia sesekali akan menyempatkan waktu ke sana untuk bermain. Tapi semenjak dia sakit, rutinitas tahunannya itu harus dibatasi. Mia Kalahari – sepupu yang ia anggap sebagai kakak sendiri itu akan selalu mengkhawatirkan keadaannya jika Leika melakukan hal berbahaya seperti itu.

“Kau baru pulang bekerja?”

Mia mengangguk tanpa diketahui oleh Leika yang duduk di sampingnya itu. Meskipun tak melihatnya, Leika tahu apa jawaban dari kakak sambungnya itu. Kulit mereka memerah karena terpaan teriknya matahari. Gadis berambut ikal itu kembali mendekati Leika yang tengah menatap kosong pemandangan yang ada di hadapannya.

“Jangan pergi bekerja. Biar aku saja yang lakukan hal itu,” ujar Mia sambil menyeka keringat yang juga keluar dari anggota tubuh Leika yang lain. Gadis kecil itu tertunduk sambil mencoret-coret tanah bercampur pasir di hadapannya. Menggambar sketsa tiga manusia sambil menyebutkan nama mereka.

“Mia, Leika, Namera.”

Mia tersenyum tipis sambil ikut menggambarkan satu orang lagi yang dilupakan oleh Leika. Mia membuat orang tersebut bertubuh lebih besar lalu membuat lingkaran yang mengurung ketiganya seumpama tangan. Leika mengerutkan dahinya tanda tak suka.

“Kau melupakan Saka.”

Leika menghapus gambar yang sudah ia buat itu sambil mengumpat. Berdiri lalu mengusap tanah dengan kakinya. Membuat debu berterbangan tepat di wajah Mia, “Kakak laki-laki macam apa yang meninggalkan ketiga adiknya menderita di rumah!”

Leika melanjutkan langkahnya untuk pulang. Mia hanya bisa menghela napas panjang sambil berjalan mengikuti Leika dari belakang. Ia tahu, bagaimana kecewanya Leika pada saudara laki-lakinya itu. Saka pernah berjanji akan segera kembali, tapi nyatanya setelah dua tahun ke distrik Ghanzi, ia tak kunjung pulang. Hanya mengirimkan uang lewat akun bank sesekali lalu bicara lewat panggilan telepon sesekali pula. Kini Leika semakin terluka, saat kakak kandungnya itu tak pernah pulang meskipun ia mengetahui bahwa adiknya tengah sakit parah. Mia berpikir, mungkin terjadi sesuatu dengan Saka. Meskipun dia sendiri masih ragu akan hal itu.

“Leika tunggu!”

Leika tetap mengabaikan panggilan Mia. Hingga Leika menghentikan langkahnya setelah merasakan ada yang tak beres di tubuhnya.

“Jangan bilang begitu. Saka bilang padaku dia akan pulang.”

“Dia pasti berbohong lagi!”

“Kali ini tidak Leika. Dia –“

Belum selesai Mia menjelaskan, sang adik sudah pun terjatuh ke atas tanah. Dengan sigap Mia menangkap tubuh Leika walau tindakannya itu cukup terlambat. Mia panik. Dia sudah tahu pasti ini akan terjadi. Berulang kali Mia mencoba membangunkan Leika, tapi tubuhnya tetap tak bergerak. Adiknya pingsan dan kini mengeluarkan darah dari salah satu hidungnya. Mia menjerit ketakutan hingga seseorang menghampiri mereka. Dengan cepat Leika dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun dokter yang menangani Leika hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda ia tak mungkin dibiarkan berada di klinik tanpa penanganan lebih lanjut.

“Kau sudah tahu dia kenapa, kan?” tanya perawat Adena yang keluar dari ruang pemeriksaan dengan dahi yang berkerut.

Mia mengangguk sambil gemetaran. Dia tahu Leika harusnya dibawa ke rumah sakit. Tapi dia tahu diri, bahwa mereka tak punya biaya untuk itu.

“Tolong berikan saja obat yang biasa. Aku tidak bisa membawanya ke rumah sakit sekarang –“

“Apa Saka masih belum bisa dihubungi?” Adena bertanya.

Mia menggeleng. Terakhir kali ia mencoba menghubungi Saka adalah kemarin malam. Hingga hari ini ia mencobanya kembali, tetap tak membuahkan hasil.

“Aku akan mencoba mencarinya ke Ghanzi. Kumohon..bisakah Leika tetap di sini?”

Adena menggeleng dengan cepat. Bergegas meninggalkan Mia yang mencoba untuk memohon kepadanya, “Aku tidak bisa lakukan itu Mia. Ini bukan klinikku. Aku bekerja di sini. Kalau kau ingin Leika selamat bawa dia ke rumah sakit. Temukan Saka untuk mendapatkan donor sum-sum tulang belakang itu.”

“Aku akan lakukan itu, tapi kumohon rawat lah dia selama aku pergi.”

“Aku tidak bisa Mia, maaf.”

“Tidak apa kak. Aku bisa istirahat di rumah.”

Suara mungil Leika menghentikan pembicaraan sengit tersebut. Keduanya tertegun melihat Leika yang terlihat masih pucat lalu menatap mereka dengan sorot mata penuh kepiluan. Mia berlari mendekati Leika yang tampak memaksakan diri bangun dari tempat tidurnya. Memeluk gadis kecil itu sambil mengecup keningnya berulang kali. Suasana haru tersebut dilihat oleh staf klinik lainnya membuat Adena tak sanggup untuk melihat keharuan yang terjadi antara kakak dan adik itu.

“Aku janji akan mencari Saka sampai ketemu. Aku mendapatkan alamatnya bekerja.”

Leika tampak tidak yakin. Tapi dia mencobanya agar paling tidak, Mia tidak berputus asa di awal.

“Seharusnya kau tidak perlu melakukan hal ini, Mia. Kami sudah terlalu banyak merepotkanmu,” isak Leika tak dapat lagi membendung rasa sedih dan perihnya. Mia padahal anak yatim piatu yang juga butuh dukungan dan banyak cinta. Tapi dari dulu, dia selalu begitu. Lebih memetingkan orang lain daripada dirinya.

Nenek begitu sayang dengannya, itu sudah terlihat jelas karena Mia memang gadis baik. Semua orang pun tahu meski sikapnya yang terkadang masih suka ceroboh dan keras kepala.

“Kau seharusnya mencari kebahagiaanmu sendiri –“

“Kau bicara apa? aku kakakmu juga! Aku akan menjaga kalian. Aku akan bahagia jika bisa membahagiakanmu dan juga Nameera.”

Adeena datang dengan nampan penuh obat. Ia memasukkan obat-obatan tersebut ke dalam plastic lalu menyerahkannya kepada Mia.

“Aku akan datang dua hari sekali untuk memantau Leika selama kau pergi. Aku harap itu bisa membantu,” ujar Adeena singkat. Tapi hal itu membuat airmata Leika dan Mia tak bisa dibendung lagi. Mia berhambur ke pelukan perawat tambun yang mereka kenal judes tersebut sambil berucap syukur. Kini Mia harus fokus untuk misi mencari kakak sambungnya tersebut.

Bersambung

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mujiyo_chan
saka, katara dan Aang .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status