Home / Romansa / MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA / Pelindung yang berbahaya

Share

Pelindung yang berbahaya

Author: Chatrin
last update Huling Na-update: 2024-08-03 19:12:21

Keesokan harinya, Zera menerima panggilan dari seorang pria bernama Leo, yang mengaku sebagai tangan kanan pengusaha yang kini 'memilikinya'. Leo meminta Zera untuk menemuinya di sebuah restoran mewah di pusat kota. Penuh dengan rasa curiga dan waspada, Zera setuju untuk bertemu.

Saat tiba di restoran, Zera langsung mengenali Leo dari deskripsi yang diberikan. Leo adalah pria dengan penampilan rapi dan aura otoritas yang kuat. Dia duduk di sudut restoran, menunggu kedatangan Zera.

Dengan senyum profesional, Leo berucap, "Selamat siang, Nona Zera. Silakan duduk."

"Jadi, kamu orang yang dikirim untuk memastikan aku patuh?" Zera terlihat sinis menatap Leo, menduga jika semua yang ditampilkannya adalah kepalsuan.

"Bukan begitu. Aku di sini untuk memastikan transisi ini berjalan lancar. Tuan Dante ingin memastikan bahwa kamu merasa nyaman dan tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi."

"Benarkah?"

Mengangguk, senyum tetap terjaga. "Benar sekali. Dia merasa kamu memiliki potensi besar, Zera. Jadi, dia memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh dalam kemitraan ini."

"Kemitraan? Ini lebih mirip jebakan daripada kemitraan."

"Tuan Dante tidak melihat ini sebagai jebakan. Dia melihat ini sebagai kesempatan bagi kamu untuk berkembang dan, tentu saja, menjadi bagian dari kekuasaannya yang lebih besar."

Zera merasakan campuran antara kemarahan dan ketakutan. Dia telah merasa terperangkap dalam dunia yang lebih gelap dari yang pernah dia bayangkan. Namun, dia tahu bahwa menunjukkan kelemahan di hadapan Leo hanya akan memberikan mereka keuntungan lebih.

Leo memandang Zera dengan serius di restoran mewah tempat mereka bertemu. "Tuan Dante memiliki banyak musuh dan menjalankan bisnis yang penuh risiko. Dia membutuhkan orang-orang yang bisa dipercaya. Kamu, Zera, telah menunjukkan keberanian dan kecerdasan yang menarik perhatiannya. Dia ingin melihat seberapa jauh kamu bisa melangkah bersama dia."

Zera terdiam sejenak, merenungkan situasi yang dihadapinya. Meski merasa lemah dan tertekan, dia tahu bahwa dia harus menunjukkan ketahanan dan kecerdasannya. Berhadapan dengan Dante bukanlah pilihan yang mudah, tetapi dia juga sadar bahwa dia tidak memiliki banyak pilihan.

"Aku tidak ingin berjanji apapun sekarang, tapi mungkin untuk saat ini aku akan berusaha. Jangan coba-coba menjadikanku pion kalian," jawab Zera dengan nada tegas, meskipun ada getaran ketidakpastian dalam suaranya.

Leo tersenyum, seolah puas dengan tanggapan Zera. "Akan kusampaikan pesanmu. Selamat datang di dunia Tuan Dante. Aku yakin kamu akan menemukan tempatmu di sini."

Pertemuan itu berakhir dengan Leo memberikan beberapa dokumen dan instruksi kepada Zera. Saat Zera meninggalkan restoran, dia merasakan beban berat di pundaknya. Hatinya berdebar keras, tapi semangat baru membara. Meskipun merasa tertekan, dia tahu bahwa dia harus tetap berjuang dan tidak menyerah tanpa perlawanan.

Saat Zera menyeberangi parkiran, sebuah mobil sport mewah tiba-tiba berhenti di depannya. Seorang pria tinggi dan berotot keluar dengan aura sombong dan mata penuh kebencian.

"Hey, Leo! Sudah punya kekasih baru, ya? Gadis sial seperti dia, sungguh pilihan yang buruk." Pria itu mengejek.

Leo yang baru saja keluar dari restoran mendekati Zera, matanya berubah dingin namun dia tidak bisa melakukan apapun melihat pria itu. "Raven, lebih baik kamu menjaga lidahmu. Ini bukan urusanmu."

Meski suasana menjadi tegang, Raven tampaknya tidak mau menutup mulutnya. "Oh, aku hanya penasaran. Apakah dia tahu siapa kamu sebenarnya? Atau kamu masih menyembunyikan identitasmu sebagai pembunuh bayaran paling ditakuti?"

Zera merasakan darahnya berdesir. Kata-kata Raven membuatnya semakin waspada. Dia menatap Leo, mencari tanda-tanda kebenaran dalam ucapan Raven.

Leo menghela napas panjang, menatap Zera dengan ekspresi serius. "Ya, Zera. Itulah identitasku yang sebenarnya. Aku bekerja di bawah perintah Dante, menjaga keamanan dan mengeliminasi ancaman. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa aku di sini untuk memastikan keselamatanmu."

Perkataan Leo yang terkesan baik ini membuat Raven semakin ganas dalam ejekannya. "Oh, betapa manisnya. Seorang pembunuh bayaran yang berpura-pura peduli. Kau tahu, Leo, tidak ada tempat bagi orang sepertimu di dunia ini. Dan gadis ini, dia hanya akan menjadi korban lainnya."

"Cukup, Raven. Pergi sebelum aku kehilangan kesabaran," Leo berkata dengan nada peringatan.

"Baiklah, aku akan pergi. Tapi ingat, Leo, ini belum selesai. Kita akan bertemu lagi."

Raven kembali ke mobilnya dan melaju pergi, meninggalkan Leo dan Zera dalam keheningan yang tegang. Zera masih mencerna informasi baru ini, berusaha memahami implikasinya dan bagaimana ia bisa memanfaatkan situasi ini untuk keuntungannya sendiri.

"Jadi, kamu seorang pembunuh bayaran. Dan aku harus percaya bahwa kamu akan melindungiku?" Zera bertanya, suaranya penuh keraguan, namun matanya menunjukkan keteguhan.

Leo menatap Zera dengan serius. "Ya, Zera. Aku di sini untuk memastikan keselamatanmu, meskipun caraku mungkin tidak selalu tampak konvensional. Kamu berada di dunia yang penuh bahaya, dan aku akan melakukan apa pun untuk memastikan bahwa kamu bisa bertahan."

"Ya, Zera. Apapun masa laluku, tugasku sekarang adalah memastikan keselamatanmu. Dante percaya padaku, dan aku tidak akan mengecewakannya."

Zera menatap Leo dengan tatapan tajam, menyadari bahwa dia berada di dunia yang lebih gelap dan berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan. Namun, di balik semua itu, dia merasakan kekuatan dan keberanian yang tumbuh dalam dirinya. Dia tahu bahwa untuk bertahan, dia harus bermain dengan cerdik dan berhati-hati.

"Baiklah, Leo. Aku akan bekerja sama. Tapi ingat, aku tidak akan menjadi pion yang bisa dimainkan sesuka hati. Aku akan menemukan jalan keluar dari ini semua, dengan atau tanpa bantuanmu."

Leo mengangguk, menghargai keteguhan hati Zera. Meski dalam situasi canggung, Leo bisa merasakan kewaspadaan Zera yang begitu besar terhadap orang-orang yang berhubungan langsung dengannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Jantung yang terus berdetak

    Dari sekian banyaknya nama mengapa harus namamu yang ku sebut. Zera?”***Zera tidak pernah merasa setakut ini saat ia melakukan sesuatu? Lagi pula mengapa ia harus secara terang-terang melumpuhkan pengawal orang gila itu sih?Stupid. Harusnya ia tak melakukan itu, tapi dia juga harus melakukannya. “Ya. Aku harus melakukannya, dia tidak akan mati. ‘Kan?”Zera meneguk salivanya kasar. Bahkan ria sendiri tak mempercayai apa yang coba ia katakan dan apa yang coba ia pikirkan.Semuanya seperti. “Tidak berjalan seperti yang ia inginkan.” lagian mengapa pria itu sangat peka?Dia menyadari tempat yang menurutnya tak aman.Ide yang buruk karena mencoba bertarung dengan predator. Zera sesekali menghela nafasnya dalam, dia menghindari tempat umum dan jalanan dengan CCTV. Tidak menggunakan angkutan umum dan sebagainya. Hanya menggunakan kakinya saja karena ia tahu kalau Dante pasti akan mencarinya.“Pada umumnya semua manusia akan meragukan pikiran mereka. Dante juga pasti begitu, oh Shit. Semua

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Serangan jantung?

    Zeus melangkah dengan tenang, tatapannya penuh perhatian ketika ia melihat Dante dan Zera berdiri berdekatan. Untuk sesaat, senyum lembut terukir di bibirnya, menyaksikan bagaimana Dante—yang biasanya keras dan dingin—begitu lembut saat berada di samping Zera. Namun, di balik senyum itu, hati Zeus penuh keraguan. Informasi yang baru saja ia dapatkan tentang Zera bisa mengguncang hubungan yang sedang berkembang di antara mereka.Zeus berhenti beberapa langkah dari pasangan itu. Matanya menangkap bayangan kehangatan di antara mereka, dan dia merasa berat untuk mengganggu momen ini. Tapi sebagai tangan kanan Dante, dia tidak bisa berbohong atau menahan informasi yang penting. Dengan napas dalam, dia memutuskan untuk memanggil Dante."Tuan..." suara Zeus pelan, nyaris seperti bisikan, namun cukup untuk membuat Dante menoleh ke arahnya.Dante, yang masih dalam dekapan Zera, menatap Zeus dengan alis yang sedikit terangkat, menyiratkan pertanyaan tanpa perlu kata-kata. Namun, sebelum Dante b

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Ketidakmampuan

    Zeus mendengarkan dengan tenang, angin malam membawa aroma dedaunan yang segar, namun suasana terasa berat. Zera mengusap wajahnya, menatap langit seolah berharap menemukan jawaban di antara bintang-bintang yang tersebar di sana. “Aku merasa... kosong,” gumamnya, suaranya nyaris terserap angin. Zeus tidak segera merespons, membiarkan keheningan mengambil alih untuk sejenak. Ia menunggu, memberikan Zera ruang untuk berbicara lebih banyak jika ia mau. Ketika kata-kata itu tidak datang, Zeus akhirnya bersandar ke belakang, menatap dedaunan yang berayun di atas mereka.“Kosong seperti apa?” tanya Zeus akhirnya, suaranya rendah namun penuh perhatian.Zera menggigit bibirnya, matanya terpaku pada tangan yang kini menggenggam erat tepi bangku kayu. “Seperti... seolah aku kehilangan diriku. Sejak Dante masuk ke hidupku, aku terus berjuang melawan ketakutan. Aku tahu siapa dia. Aku tahu apa yang dia lakukan. Tapi entah kenapa, meski aku ingin menjauh, aku tak bisa...” Matanya mulai berkaca-ka

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Zera hanya butuh sedikit ruang

    Dante berbalik, siap melangkah kembali ke kamar, pikiran masih berputar tentang apa yang baru saja terjadi. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok Zera berdiri di ujung lorong. Wajahnya tampak pucat, matanya memancarkan tatapan yang sulit diartikan. Ada ketakutan, tetapi juga sesuatu yang lebih dalam—seolah ia tengah berjuang dengan perasaannya sendiri.“Zera...” Dante memanggil lembut, suaranya bergetar sedikit. Ia berharap bisa menghiburnya, memberikan rasa aman setelah semua yang terjadi. Namun, saat ia melangkah mendekat, Zera mundur selangkah, jarak di antara mereka semakin melebar. Dante tidak menyadari betapa mengenaskannya penampilannya. Darah mengalir dari tangannya, membasahi pakaiannya, dan beberapa tetes mengotori rambutnya. Di tengah semua itu, Zera melihat sosok yang pernah ia kagumi, tapi juga sosok yang kini menyebarkan ketakutan dalam hatinya. Mungkin, dia adalah ketua organisasi mafia, namun Zera belum sepenuhnya menyadari betapa berbahayanya Dante seba

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Siap menjadi monster hanya untuk, Nya!

    Dante berjalan dengan langkah berat menuju ruangan di mana Zera berada. Pikiran tentang apa yang baru saja ia dengar dari Zeus masih berputar-putar di kepalanya. Ia tahu harus segera bicara dengan Zera, tapi setiap kali mencoba merangkai kata, hatinya menjerit ketakutan. Apa yang harus ia katakan? Bagaimana ia bisa mempertanyakan sesuatu yang begitu besar tanpa menghancurkan kepercayaan yang telah mereka bangun?Saat Dante memasuki ruangan, ia melihat Zera duduk di tepi ranjang, terlihat tenang, tapi ada sesuatu di matanya yang tak bisa ia sembunyikan. Ia tahu Dante membawa beban berat. Seolah membaca gelagat dari wajahnya, Zera menatapnya tanpa kata, senyum tipis tergambar di wajahnya.“Ada yang ingin kau tanyakan, kan?” suaranya lembut, seolah ia sudah siap menerima apapun yang akan keluar dari mulut Dante.Dante mendekat, tapi bibirnya tak kunjung terbuka. Kata-kata yang ingin ia sampaikan tersangkut di tenggorokannya. Bagaimana ia bisa menuduh seseorang yang telah banyak memberiny

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Zera dan rahasianya

    Di ruangan kantornya yang remang, Dante duduk di belakang meja besar, memandang tumpukan berkas yang seolah menambah beban pikirannya. Setelah insiden sebelumnya dengan Zera, pikirannya tak pernah benar-benar tenang. Simbol tato di tubuh Zera masih menjadi misteri yang tak kunjung terpecahkan, dan dia tahu sesuatu yang jauh lebih besar sedang berlangsung di balik layar.Pintu ruangan terbuka pelan, memperlihatkan sosok Gael, tangan kanannya yang selalu bisa diandalkan. Raut wajahnya serius, tanda bahwa dia membawa kabar penting."Dante," Gael memulai dengan suara rendah dan tenang. "Aku punya informasi baru."Dante menegakkan duduknya, sorot matanya mengisyaratkan keseriusan. "Apa yang kau temukan?"Gael mendekat, meletakkan beberapa dokumen di atas meja, dan menarik napas dalam sebelum mulai menjelaskan. "Kami berhasil menemukan beberapa petunjuk terkait simbol tato di tubuh Zera. Ada keterkaitan kuat dengan organisasi yang dulunya dikenal melakukan eksperimen rahasia pada manusia."

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status